" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Membuka Usaha Perlukah Hoki?

Membuka Usaha Perlukah Hoki?

08/10/2011
Membuka Usaha Perlukah Hoki?


NERACA.Untuk menyalakan sebuah bola lampu. Thomas A. Edison sang penemu lampu pijat, menempuh 1000 upaya kegagalan. Seorang asisten Thomas berkata, "Akhirnya berhasil Pak," ucap dia gembira menyaksikan lampu dihadapannya menyala beberapa detik. Thomas dengan santai menjawab, "Ya lebih dan seribu cara sekarang saya tahu. Bagaimana membuat lampu ini kelak akan bertahan lama.

Keberuntungan atau hoki memang tidak dapat dijelaskan oleh faktor tertentu. Kisah Thomas, apakah sebuah keberuntungan? Setelah ia mencobanya hingga 1000 kali untuk mencapai harapan yang diinginkan.

Dalam dunia usaha, kadang faktor keberuntungan kuat melekat dalam setiap langkah pengembangan usaha. Lalu bagaimana para pengusaha membuat keberuntungannya sendiri, sehingga membuat usaha merekaberhasil? Keberuntungan atau hoki, nyatanya tidak terlepas prinsip-prinsip menjalankan usaha. Seperti; Rasa tanggungjawab.

Bagi pemilik Bisnis yang merasa, jika mereka memiliki keberuntungan umumnya merasa bertanggungjawab atas tindakan mereka sendiri. Ketika kegagalan ia temui, tak mudah ia melimpahkan kegagalannya karena faktor eksternal atau bahkan individu lainnya. Mereka biasanya cepat mengevaluasi kesalahan, karena tak ada orang yang mau terjeremus dilobang yang sama untuk ke duakalinya.

Prinsip kedua adalah mau belajar dari kesalahan Para pemilik bisnis yang beruntung tidak pernah melihat kesalahan sebagai sebuah kegagalan. Sebaliknya, kesalahan adalah kesempatan untuk belajar.

Prinsip ketiga, ketekunan. Para pemilik bisnis yang beruntung tidak berhenti pada satu titik dalam menghadapi masalah. Ketika suatu masalah atau situasi tidak diharapkan muncul, mereka segera bertindak untuk mengatasinya, tanpa penundaan, delegasi, atau lupatentang masalah itu. Karena orang bisnis tidak membawa daftar hal-hal apa yang harus dilakukan dalam otak mereka. Sebaliknya, mereka menyelesaikan masalah dalam situasi secepat mungkin.

Prinsip keempat adalah keyakinan. Prinsip yang paling kuat adalah yang paling sering diabaikan, yakni keyakinan. Yakin dibagi menjadi dua bagian kepercayaan diri dan keyakinan pada orang lain. Keyakinan pada diri sendiri adalah hal yang sangat penting, dan orang-orang yang menciptakan keberuntungannyasendiri, mereka memiliki tingkat derajat yang tinggi untuk bertindak tegas dan menempatkan harga diri pada posisi yang tinggi.

Mereka tetap pada tujuan mereka, tekun dan bekerja untuk menciptakan kondisi yang akhirnya membantu mereka mencapai kesuksesan. Juga, mereka mempunyai visi yang besar. Mereka menggunakan imajinasi mereka untuk membentuk citra mental dari tujuan mereka. Tanpa kepercayaan diri tidak ada cara untuk memberanikan diri menghadapi situasi sulit, (ade)

Sumber : Harian Ekonomi Neraca


Entri Populer