15/10/2011
Gerilya Marketing Yang Jitu
Gerilya Marketing Yang Jitu
Neraca. Menjadi leader sangat manis rasanya mendapat banyak priviledge sebagai merek yang paling diingat oleh konsumen, lebih mudah merebut pangsa pasar, juga menjadi barometer di industri. Tak heran banyak leader brand yang terlena jleh kenikmatan "surgawi" tersebut Mereka baru tersadar dan mungkin ihock ketika mendapati pangsa pasar mereka sudah tergerogoti secara signifikan oleh challenger brand
Ini barangkall yang sedang terjadi pada Nokia vs BlackBerry, smartphone dari Research In Motion (RIM), Kanada. Fenomenanya mungkin tidak seheboh Wingsfood vs Indofood di industri mie instant dulu. Namun ada indikasi Nokia sebagai leader brand, saat ini terjebak dalam situasi itu. Setidaknya itu hasil pengamatan pakar marketing Andi K. Utomo, Chairman Marktrend, sebuah konsultan pemasaran
"Bagi saya, cara perang gerilya melawan BlackBerry tentu bukan strategy yang cukup tepat sebab Nokia adalah raksasa ponsel dunia yang seharusnya bisa menghadang BlackBerry di awal kebangkitannya. Dan kalau sekarang dengan timing yang sudah terlambat masih main gerilya, maka Nokia akan banyak kehilangan waktu dan kesempatan," tuturnya ketika diminta komentar tentang strategi Nokia menghadapi BlackBerry,
Untuk menghadang BlackBerry, pada Juni 2008 lalu Nokia meluncurkan E71, sebuah smartphone untuk kalangan pebisnis yang fungsinya kurang iebih sama dengan BlackBerry. Riadi lalu membeberkan keunggulan Nokia E71 dibandingkan BlackBerry. Menurut dia, E71 menawarkan desain yang lebih tipis dan BlackBerry. "Kalau dari sisi bisnisnya, saya rasa Blackberry is very serius buisness sedang kalau Nokia adalah style and human. Jadi hubungan antara teknologi dan manusia menjadi lebih kuat dibanding dengan BlackBerry Atau bisa dibilang lebih easy use," ujarnya.
Riadi mengakui bahwa Nokia agak terlambat merespon "serangan" BlackBerry dengan meluncurkan E71. Tapi kalau kita lihat dari sisi desainnya, kami mengambil code dari BlackBerry, yaitu keypad dan desainnya. Dan hal tersebut menjadi sebuah simbol status bagi para pengguna Blackberry dan Nokia E71 Dan juga kami melihat ceruk pasar yang cukup besar dikatagori tersebut, makanya kami masuk ke segmen pasar tersebut," jelasnya.
Sumber : Harian Neraca