27/09/2011
Sukses Bisnis Jilbab Ninja Lewat Agen Online
Sukses Bisnis Jilbab Ninja Lewat Agen Online
Kolaborasi dua perempuan pebisnis online, Muri Handayani (27)
dan Dessy Artha (31), berbuah manis. Melalui jilbab ninja produksi
konveksi dan industri rumahan di Bandung Utara, Jawa Barat, para
perempuan yang berpengalaman di bisnis online ini sukses memasarkan ribuan kerudung bagian dalam, yang dikenal sebagai jilbab ninja. Dengan strategi jitu, ditambah jaringan online yang terbina dengan baik, keduanya berhasil mengembangkan bisnis kerudung melalui jaringan agen dan distributor online.
Handayani yang akrab disapa Hani ini bukan pertamakalinya terjun di bisnis online. Ibu rumah tangga dengan satu anak, Zhafran (9 bulan), ini memulai bisnis online secara personal melalui media sosial Multiply sejak 2008. Begitu pun dengan Dessy, ibu dua anak ini juga menggeluti bisnis online dengan segmen baju anak melalui media sosial yang sama sejak 2007 silam.
Sukses berkat komunitas online
Keberuntungan berlipat justru datang ketika keduanya memutuskan kolaborasi dengan berbisnis online memasarkan produk jilbab ninja. Bisnis juga dijalani dengan berstrategi. Meski produk jilbab ninja sudah banyak di pasaran, Hani dan Dessy menawarkan produk serupa namun dengan kualitas dan tingkat kenyamanan berbeda. Selain menyediakan jilbab berkualitas, keduanya juga memilih skema penjualan, hanya dengan sistem keagenan. Label RaZha kemudian dipilih keduanya, untuk memasarkan jilbab ninja melalui agen online ini.
"RaZha merupakan gabungan nama anak kami, Adhara dan Zhafran. Label kerudung RaZha lahir dari hasil sharing bisnis dengan komunitas perempuan pebisnis online melalui Multiply. Melalui komunitas yang terdiri dari 25 orang inilah kami berjejaring dan berbagi pengalaman.Kami memelajari konveksi melalui teman kami, Nila, yang berpengalaman sebagai produsen baju impor. Sementara melalui teman lainnya lagi, Vita, kami belajar branding terutama soal baju muslim. Melalui para perempuan di komunitas Multiply inilah kami mengembangkan RaZha. Pada akhirnya, mereka juga lah yang menjadi pembeli juga distributor tetap jilbab ninja RaZha," tutur Hani kepada Kompas Female di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Modifikasi tingkatkan kualitas
Hani dan Dessy berkontribusi sama dalam mengembangkan label RaZha. Masing-masing menyumbangkan dana Rp 6 juta untuk memulai bisnis online jilbab ninja. Konsep ATM (amati, tiru, modifikasi) dipraktekkan keduanya.
"Model jilbab ninja sebenarnya sudah ada di pasaran. Namun kami mengubah desain, bahan, dengan kualitas yang lebih baik namun harga kompetitif," tutur Hani menambahkan, jilbab ninja RaZha menggunakan bahan spandek balon berkualitas, yang lebih menyerap keringat, lebih tebal dari bahan biasanya, halus, namun nyaman digunakan.
Selain itu, rancangan jilbab ninja RaZha juga memerhatikan kualitas jahitan terutama tingkat kerapihannya. Agar pengguna merasa nyaman, jilbab ninja ini tersedia dua pilihan ukuran menyesuaikan dengan bentuk wajah.
Alhasil, dengan modifikasi ini, jilbab ninja RaZha menarik minat para pengguna busana muslim, juga para perempuan yang baru belajar berbusana muslim. "Banyak pengguna busana muslim pemula yang merasa terbantukan mengenakan jilbab dengan produk RaZha," lanjutnya.
Dengan modal Rp 12 juta, Razha memproduksi sekitar 2.000 potong jilbab ninja pada Mei 2011 lalu. Lantaran banyak peminat, produk berkualitas, juga mekanisme penjualan keagenan online, jilbab ninja RaZha mencatatkan penjualan berlipat.
"Kami menjual online namun bukan ritel tetapi melalui lima distributor dan 26 agen, semuanya terhubung secara online dan mereka membeli putus. Promosi dari jaringan pertemanan melalui media sosial lebih efektif, selain juga kami memasang iklan di Toko Bagus," jelas Hani yang mendapat tugas sebagai marketing dan promosi. Sementara Dessy fokus mengembangkan teknis di bidang teknologi informasi, sekaligus bertugas survei pasar.
Omzet berlipat
Produk berkualitas yang terjangkau dan sistem penjualan online melalui agen, menghasilkan omzet Rp 55 juta hingga bulan ke dua. Hani menyebutkan, bulan pertama menghasilkan Rp 35 juta, sementara bulan kedua berhasil menjual jilbab ninja dengan nominal Rp 20 juta, dan terus berkembang hingga sekarang.
"Sejak produksi Mei lalu, sudah terjual 3.300 potong jilbab ninja melalui distributor dan agen online," katanya menambahkan, agen dan distributor menyebar di Jabodetabek, juga Surabaya, Aceh, Kalimantan, Sumatera.
Dari ibu untuk ibu
Produk jilbab ninja buatan RaZha dihasilkan dari kreativitas ibu muda, juga untuk memenuhi kebutuhan kaum ibu seusia, terutama mereka yang bekerja. Kebutuhan ibu muda bekerja dipenuhi RaZha dari desain simpel, bisa dikenakan untuk segala suasana, dan modis dengan ragam kreasi gaya.
"Jilbab ini menjadi solusi bagi orang yang baru belajar pakai jilbab, karena simpel. Selain juga untuk mereka yang ingin tampil gaya dengan busana muslim. Pilihan warna netral juga memudahkan untuk padu padan. Jika bingung bagaimana cara padu padan kerudung, kami memberikan tips berkerudung melalui website dilengkapi dengan foto sebagai visualisasi, termasuk cara merawat jilbab," jelas Hani.
Untuk menunjang penampilan ibu muda,RaZha juga memproduksi hoodie dan scarf. Kedua produk ini, plus jilbab ninja bisa dipakai bersamaan dengan gaya. Jilbab untuk menutup rambut dan leher, hoodie sebagai penutup dada, dan scarf sebagai aksesori di kepala.
Gaya berkerudung dengan padu padan ini juga terjangkau. Untuk hoodie, scarf, masing-masing dibanderol Rp 70.000. Sedangkan jilbab ninja dijual seharga Rp 50.000. Bisnis jilbab online RaZha terus berkembang. Di antaranya dengan mengembangkan produk scarf two in one dan jilbab ninja aplikasi. "Scarf two in one ini diproduksi terbatas karena keterbatasan bahan. Namun produk ini banyak digemari dan laris terjual karena keunikannya, satu bahan memiliki dua motif," ujarnya.
Lantaran banyak peminat, Hani dan Dessy percaya diri bisa menjangkau lebih banyak agen dan distributor online. Apalagi dengan penawaran yang menguntungkan, seperti diskon 40 persen untuk distributor yang melakukan pembelian minimal empat kodi. Serta diskon menarik untuk agen yang membeli 1-3 kodi.
Jika tertarik, Anda bisa bekerjasama membangun bisnis online melalui label RaZha. Pilihannya terbuka, menjadi agen atau distributor online. Dari pengalaman Hani dan Dessy, profit yang didapatkan mencapai 50 persen.
"Maju bersama lebih baik dan saling menguntungkan. Apalagi dengan sistem online yang lebih mudah dalam pengelolaan bisnisnya. Semakin besar permintaan, bisnis ini juga semakin banyak memberdayakan kaum ibu lewat industri rumahan. Terutama untuk mengerjakan aplikasi pada jilbab ninja. Bisnis online juga lebih cocok untuk ibu rumah tangga yang aktif dan mau berkontribusi untuk penghasilan keluarga," tandas Hani.
Handayani yang akrab disapa Hani ini bukan pertamakalinya terjun di bisnis online. Ibu rumah tangga dengan satu anak, Zhafran (9 bulan), ini memulai bisnis online secara personal melalui media sosial Multiply sejak 2008. Begitu pun dengan Dessy, ibu dua anak ini juga menggeluti bisnis online dengan segmen baju anak melalui media sosial yang sama sejak 2007 silam.
Sukses berkat komunitas online
Keberuntungan berlipat justru datang ketika keduanya memutuskan kolaborasi dengan berbisnis online memasarkan produk jilbab ninja. Bisnis juga dijalani dengan berstrategi. Meski produk jilbab ninja sudah banyak di pasaran, Hani dan Dessy menawarkan produk serupa namun dengan kualitas dan tingkat kenyamanan berbeda. Selain menyediakan jilbab berkualitas, keduanya juga memilih skema penjualan, hanya dengan sistem keagenan. Label RaZha kemudian dipilih keduanya, untuk memasarkan jilbab ninja melalui agen online ini.
"RaZha merupakan gabungan nama anak kami, Adhara dan Zhafran. Label kerudung RaZha lahir dari hasil sharing bisnis dengan komunitas perempuan pebisnis online melalui Multiply. Melalui komunitas yang terdiri dari 25 orang inilah kami berjejaring dan berbagi pengalaman.Kami memelajari konveksi melalui teman kami, Nila, yang berpengalaman sebagai produsen baju impor. Sementara melalui teman lainnya lagi, Vita, kami belajar branding terutama soal baju muslim. Melalui para perempuan di komunitas Multiply inilah kami mengembangkan RaZha. Pada akhirnya, mereka juga lah yang menjadi pembeli juga distributor tetap jilbab ninja RaZha," tutur Hani kepada Kompas Female di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Modifikasi tingkatkan kualitas
Hani dan Dessy berkontribusi sama dalam mengembangkan label RaZha. Masing-masing menyumbangkan dana Rp 6 juta untuk memulai bisnis online jilbab ninja. Konsep ATM (amati, tiru, modifikasi) dipraktekkan keduanya.
"Model jilbab ninja sebenarnya sudah ada di pasaran. Namun kami mengubah desain, bahan, dengan kualitas yang lebih baik namun harga kompetitif," tutur Hani menambahkan, jilbab ninja RaZha menggunakan bahan spandek balon berkualitas, yang lebih menyerap keringat, lebih tebal dari bahan biasanya, halus, namun nyaman digunakan.
Selain itu, rancangan jilbab ninja RaZha juga memerhatikan kualitas jahitan terutama tingkat kerapihannya. Agar pengguna merasa nyaman, jilbab ninja ini tersedia dua pilihan ukuran menyesuaikan dengan bentuk wajah.
Alhasil, dengan modifikasi ini, jilbab ninja RaZha menarik minat para pengguna busana muslim, juga para perempuan yang baru belajar berbusana muslim. "Banyak pengguna busana muslim pemula yang merasa terbantukan mengenakan jilbab dengan produk RaZha," lanjutnya.
Dengan modal Rp 12 juta, Razha memproduksi sekitar 2.000 potong jilbab ninja pada Mei 2011 lalu. Lantaran banyak peminat, produk berkualitas, juga mekanisme penjualan keagenan online, jilbab ninja RaZha mencatatkan penjualan berlipat.
"Kami menjual online namun bukan ritel tetapi melalui lima distributor dan 26 agen, semuanya terhubung secara online dan mereka membeli putus. Promosi dari jaringan pertemanan melalui media sosial lebih efektif, selain juga kami memasang iklan di Toko Bagus," jelas Hani yang mendapat tugas sebagai marketing dan promosi. Sementara Dessy fokus mengembangkan teknis di bidang teknologi informasi, sekaligus bertugas survei pasar.
Omzet berlipat
Produk berkualitas yang terjangkau dan sistem penjualan online melalui agen, menghasilkan omzet Rp 55 juta hingga bulan ke dua. Hani menyebutkan, bulan pertama menghasilkan Rp 35 juta, sementara bulan kedua berhasil menjual jilbab ninja dengan nominal Rp 20 juta, dan terus berkembang hingga sekarang.
"Sejak produksi Mei lalu, sudah terjual 3.300 potong jilbab ninja melalui distributor dan agen online," katanya menambahkan, agen dan distributor menyebar di Jabodetabek, juga Surabaya, Aceh, Kalimantan, Sumatera.
Dari ibu untuk ibu
Produk jilbab ninja buatan RaZha dihasilkan dari kreativitas ibu muda, juga untuk memenuhi kebutuhan kaum ibu seusia, terutama mereka yang bekerja. Kebutuhan ibu muda bekerja dipenuhi RaZha dari desain simpel, bisa dikenakan untuk segala suasana, dan modis dengan ragam kreasi gaya.
"Jilbab ini menjadi solusi bagi orang yang baru belajar pakai jilbab, karena simpel. Selain juga untuk mereka yang ingin tampil gaya dengan busana muslim. Pilihan warna netral juga memudahkan untuk padu padan. Jika bingung bagaimana cara padu padan kerudung, kami memberikan tips berkerudung melalui website dilengkapi dengan foto sebagai visualisasi, termasuk cara merawat jilbab," jelas Hani.
Untuk menunjang penampilan ibu muda,RaZha juga memproduksi hoodie dan scarf. Kedua produk ini, plus jilbab ninja bisa dipakai bersamaan dengan gaya. Jilbab untuk menutup rambut dan leher, hoodie sebagai penutup dada, dan scarf sebagai aksesori di kepala.
Gaya berkerudung dengan padu padan ini juga terjangkau. Untuk hoodie, scarf, masing-masing dibanderol Rp 70.000. Sedangkan jilbab ninja dijual seharga Rp 50.000. Bisnis jilbab online RaZha terus berkembang. Di antaranya dengan mengembangkan produk scarf two in one dan jilbab ninja aplikasi. "Scarf two in one ini diproduksi terbatas karena keterbatasan bahan. Namun produk ini banyak digemari dan laris terjual karena keunikannya, satu bahan memiliki dua motif," ujarnya.
Lantaran banyak peminat, Hani dan Dessy percaya diri bisa menjangkau lebih banyak agen dan distributor online. Apalagi dengan penawaran yang menguntungkan, seperti diskon 40 persen untuk distributor yang melakukan pembelian minimal empat kodi. Serta diskon menarik untuk agen yang membeli 1-3 kodi.
Jika tertarik, Anda bisa bekerjasama membangun bisnis online melalui label RaZha. Pilihannya terbuka, menjadi agen atau distributor online. Dari pengalaman Hani dan Dessy, profit yang didapatkan mencapai 50 persen.
"Maju bersama lebih baik dan saling menguntungkan. Apalagi dengan sistem online yang lebih mudah dalam pengelolaan bisnisnya. Semakin besar permintaan, bisnis ini juga semakin banyak memberdayakan kaum ibu lewat industri rumahan. Terutama untuk mengerjakan aplikasi pada jilbab ninja. Bisnis online juga lebih cocok untuk ibu rumah tangga yang aktif dan mau berkontribusi untuk penghasilan keluarga," tandas Hani.
Sumber : female,kompas