" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Mau runtuhkan Bisnismu lakukan 7 Langkah ini

Mau runtuhkan Bisnismu lakukan 7 Langkah ini

25/09/2011
Mau runtuhkan Bisnismu lakukan 7 Langkah ini



Mau bisnis Anda runtuh? Anda pasti bertanya terheran-heran sambil berkata, "Ya tentu saja nggak mau dong!" Tapi, cobalah Anda perhatikan. Tanpa sadar, banyak di antara kita atau para pebisnis yang terus-menerus melakukan kesalahan ini. Melalui ucapan, sikap dan tindakan sehari-hari. Iya. bemlang-nilang dilakukan, sadar ataupun tidak.

Terus terang, ide mengenai tujuh kesalahan ini diucapkan oleh Donald Keough, mantan pimpinan perusahaan terkemuka Coca Cola. Don Keough bahkan menulis dalam bukunya, The Ten Commandments for Business Failure. Jadi, Don bicara mengenai 10 kesalahan. Namun, dari pengalaman organisasi saya dan mengurusi bisnis, saya diskon menjadi tujuh saja, dengan fokus pada tujuh kesalahan utama yang sering kali kita lakukan sebagai pebisnis di Indonesia.

Nah, apa saja kesalahan yang sering kali dilakukan. Cobalah ambil pulpen Anda, dan (andai apakah Anda sering kali membuat kesalahan ini. Dan kalaupun Anda melakukan, berapakah tingkatan Anda membuat kesalahan ini? Skor 1 berarti Anda jarang dan tidak pernah melakukannya. Skor 10 berarti Anda sering kali lakukan. Mari kita mulai!

Inilah tujuh kesalahan besarnya!

Pertama, keengganan mengambil risiko. Pepatah mengatakan, "Kapal di tepi dermaga mamang aman tetapi bukan untuk tujuan itu sebuali kapal dibuat". Artinya apa? Begitu pula dengan bisnis Anda. Memang jauh lebih aman menggunakan metode dan sistem ataupun menjual produk yang sekarang teruji. Tapi ingatlah, ketika kita tidak berani bergerak dan mengambil risiko, maka ada kemungkinan kita akan semakin mundur. Ilustrasinya juga mirip seperti kura-kura.

Dikatakan, untuk bergerak maju, kura-kura harus mengeluarkan kepalanya. Nah, saat ia mengeluarkan kepala, memang sih ada risikonya. Risiko kepalanya terinjak, kepalanya terpenggal, risiko kepalanya terantuk sesuatu. Namun, itulah risikonya, kalau mau maju. Dan sama seperti dalam bisnis, pertanyaan paling penting adalah berapa banyak risiko yang kita telah ambil untuk memajukan bisnis kita. Semakin banyak risiko yang kita ambil sebenarnya menunjukkan seberapa produktivitas dan kehidupan bisnis kita berjalan.

Kedua, membiarkan orang lain berpikir untuk Anda. Kadang-kadang, ketika kita terjebak dalam bisnis, memang sangat sulit bagi kita untuk melihatnya. Sebagai orang dengan latar belakang konsultan bisnis dan manajemen, saya sering berada pada posisi menunjukkan kesalahan fatal yang dilakukan para pemimpin, di mana mereka sama sekali tidak bisa melihatnya! Namun, meskipun saya pernah menjadi konsultan, tetapi tetaplah Anda tidak bisa memercayakan semuanya pada pendapat dan pemikiran orang lain.

Yang paling bijaksana, adalah Anda meminta masukan dan input tetapi Anda-lah yang harus memikirkan apakah strateginya akan cocok untuk Anda atau tidak. Ada pepatah yang mengatakan, "Matahari yang membukakan mata elang, membutakan mata burung liantu". Tatkala suatu solusi berjalan baik untuk satu organisasi, belum tentu hal itu baik untuk organisasi Ada. Anda-lah yang harus berpikir. Jangan malas, dan pikirkan strategi yang cocok. 

Ketiga, terjebak di dalam cara berpikir danformula sukses yang lama. Nah, salah satu tanda bahwa Anda terjebak dalam cara berpikir itu adalah terus-menerus bertanya, "Apa yang sudah dilakukan oleh pimpinan dulu?" Ingatlah, situasi dan cara dulu mungkin telah berbeda dengn sekarang. Apa yang bisa bekerja baik dimasa lampau, /nungkin idak akan ada gunanya pada masa sekarang. Jadi, jangan terbawa oleh nostalgia zaman dulu. Ingatlah selalu dengan pepatah penting, "What bring you here, might not bring you there!" Jadi, daripada terus-menerus terpaku padacara lama, mulailah buka pikiran dan gunakan kreativitas Anda. Terbukalah pada masukan. Baca buku, ikuti seminar, dan tingkatkan pengetahuan Anda maupun tim Anda. Situasi sudah berubah. Bung!

Keempat, konsentrasi pada competitor bukan pada pelanggan. Saya adalah orang yang paling sering memberikan nasihat untuk tidak memfokus energi terlalu banyak pada kompetitor. Boleh sih Anda mewaspadai perkembangan kompetitor Anda, tetapi fokuskanlah lebih banyak energi untuk meningkatkan

Banyak pemimpin yang mulailupa melihat ke depan, lupadengan strategi dan terjebakdengan banyak urusan remeh-temeh administrasi.kemampuan produk, servis ataupun kemampuan tim Anda. Ini energi yang lebih sehat. Pada gilirannya, energi semacam ini akan menjadi energi yang sangat berguna bagi pelanggan Anda. Percayalah, Anda lebih bisa sukses dengan menjaga kepuasan pelanggan Anda daripada menjaga kompetitor Anda. Yang jelas, ketika kompetitor Anda bergerak satu langkah, pikirkanlah bagaimana caranya Anda bisa membuat 10 langkah. Fokuskan pada pelayanan, kemampuan, dan energi positif tim Anda.

Kelima, terjebak dalam urusan administratif. Ada sebuah hukum yang dalam bisnis disebut sebagai The Zimmermann Law (Hukum Zimmermann) yang berbunyi begini, "Entah bisnis Anda benumbuh ataupun menyusut, urusan administratif akan tents bertumbuh dengan berjalannya waktu". Percaya atau nggak, baik bisnis kita berkembang ataupun bisnis kita bangkrut, kita pasti banyak berurusan dengan hal-hal administratif. Tetapi, terlalu banyak urusan administratif bisa berarti bunyi kematian bagi bisnis.

Banyak pemimpin yang mulai lupa melihat ke depan, lupa dengan strategi dan terjebak dengan banyak urusan remeh-temeh adminsitrasi. Jangan salah, bukan berarti saya mengatakan urusan administrasi itu tidak penting. Namun, oleh karena sudah ada yang mengaturnya, maka seharusnya seseorangpemimpin fokus pada yang lebih strategis dan taktis untuk pertumbuhan bisnisnya. Percaya tidak percaya, baru-baru ini saya memberi pelatihan di sebuah perusahaan yang CEO-nya senang mengurusi hal-hal kecil, bahkan termasuk urusan format presentasi, font presentasi dan penempatan gambar. Akibatnya, banyak orang di perusahaan itu yang berteriak, "Kami nyaris gila karena pimpinan kami bukannya fokus pada esensi presentasi kami, tapi fokus pada font, tampilan, warna presentasi. Balikan ia lebih sibuk membuat prosedur untuk teknik presentasi, daripada mengurusi strategi yang lebih urgen!".

Keenam, kehilangan fleksibilitas. Dalam ilmu NIP (Neuro Linguistic Programming) yang secara berkala kami adakan trainingnya, ada sebuah prinsip yang berbunyi "Fleksibilitas adalali kekuatan". Dalam bisnis, fleksibilitas adalah sahabat karibnya perubahan. Ketika bisnis tidak fleksibel, maka ia akan sulit beradaptasi dengan perubahan. 

Baru-baru ini saya membaca sebuah kisah menarik soal perusahaan kereta api di AS pada zaman depresi dunia, yang justru menjadi perusahaan paling sukses dan kaya raya. Namun, mereka terlalu meremehkan kemampuan perkembangan mobil dan sama sekali tidak menginvestasikan diri dalam industri roda empat itu. Akhirnya apa yang terjadi? Justru perusahaan yang sukses ini perlahan-lahan kehilangan bisnis dan masa depannya karena pertumbuhan industri mobil yang luar biasa. Mereka menyemai sekarang.

Ketujuh, sering kali mengatakan, "Sudah cukup bagus kok". Dengan kata \S\n, banyak bisnis runtuh karena kompromi dengan standar kualitas yang baik-baik saja. Alias, mereka terjebak dalam perasaan puas dengan apa yang mereka capai saat ini. Masalahnya, tatkala Anda merasa puas dan nyaman dengan apa yang dihasilkan, competitor Anda tidak tidur dan mereka terus belajar, membaca, mengadakan training serta memikirkan perubahan dan perkembangan. Akibatnya, ketika mereka mengatakan "sudah cukup baik", banyak perusahaan yang sebenarnya berhenti. Berhenti untuk bertumbuh, serta siap menantikan keruntuhan mereka.

Mulai sekarang, pikirkan baik-baik mengenai tujuh hal yang menjatuhkan bisnis Anda ini. Bagilah tulisan ini khususnya kepada para manajer Anda. Tantanglah mereka untuk mengevaluasi diri dan mintalah supaya tidak terjebak dalam kebiasaan ini.

Sumber : Bisnis Indonesia


Entri Populer