10/08/2011
Permintaan Stoples Melonjak saat Bulan Ramadan
Stoples banyak dicari saat bulan Ramadan atau menjelang Idul Fitri. Sebab, untuk menyambut sanak famili yang datang, biasanya berbagai makanan ringan dihidangkan memakai stoples. Produsen stoples pun menggenjot produksi beberapa bulan sebelum memasuki bulan puasa.
STOPLES berisi penganan ringan adalah "hiasan wajib mh i.t ruang tamu saal Lebaran tiba. Itulah sebabnya, kebutuhan tabung kaca atau plastik yang biasanya dipakai uniuk menyimpan makanan ini semakin besar menginjak bulan Ramadan.
Lonjakan permintaan stoples ini dirasakan oleh Andry Mutiara, pemilik ( \ M.iiu Usaha Bersama (Ml B) Mi Badalah produsen stoples kue kering di ibi nong, Jawa Barat. Kami harus meningkatkan produk-. si sejak tiga bulan lalu untuk mengantisipasi lonjakan permintaan, katanya.
MUB memproduksi stoples ukuran 400 gram (gr), atau biasa disebut stoples kue setengah kilogram. Tiap bulan, di luar Ramadhan dan Lebaran, MLB bisa mencetak 1,5 juta stoples. Untuk menghadapi bulan Ramadan,kapasitas ..lukai tersebut ditingkatkan sebesar 25% sejak Mei 2011 lalu.
Konsumen stoples Ml IB terbesar adalah tiga industri kue kering yang tersebar di Cilegon, Bekasi, dan Bandung. Tiap pabrik kue biasanya saban bulan memesan 500,000 stoples, sehingga dari tiga pabrik itu pesanan mencapai 1,5 juta stoples. Di saat Ramadan, Andry harus menggenjotproduksi hingga menjadi 625.000 stoples untuk kebutuhan satu pabrik.
Selain pembeli pabrik, Andry tak menutup penjualan ritel. Apalagi saal ini stok produksi sioples cukup banyak. "Ada over stock untuk antisipasi pembelian mendadak dari pabrik kue atau perorangan," ujarnya.
Dengan harga satu stoples Rp 1.mwi di tingkat eceran, dan Rp 1.400 sampai Rp 1.500 imtuk industri, Andry mengaku bisa meraup omzet miliaran rupiah tiap bulan. Lonjakan permintaan stoples juga dirasakan Naomie di Jakarta. Jika di saat bulan biasa pesanan toples hanya mencapai 100.000 lusin per bulan, saat ini permintaan mencapai 1 juta lusin stoples.
Rian Pangkepadang, Marketing CV Naomie mengatakan, perusahaannya mlah mengenjot produksi sejak enam bulan lalu. Ini untuk menyiasati kapasitas mesin yang hanya 500.000 stoples per hari, atau sekitar 42,000 lusin stoples. Dengan permintaan hingga satu juta lusin stoples, CV Naomie mampu mengantongi omzet berkisar Rp 2 miliar.
Tak hanya di Jawa, lonjakan permintaan juga datang dari Bali, dan Bangka Belitung. Karena keterbatas-an produksi, sampai saat ini Naomie hanya memuat produknya ke Industri makanan saja. "Kita tak jual secara eceran." tutur Rian.
Berdiri sejak delapan tahun lalu, CV Naomie membual berbagai produk stoples plastik, seperi i stuples kue kering, stoples permen, botol air mineral, botol kecap plastik, dan sebagainya. Khusus menjelang puasa, produk yang paling banyak dipesan adalah stoples kue kering ukuran 400 gr.
I muk jenis stoples kue kering 400 gr tersebut, harga yang ditawarkan sebesar Rp 18.500 per lusin. Namun untuk pelanggan yang memesan stoples minimal 100.000 lusin cukup membayar harga Rp 18.000 per lusin. I unik harga, kita cukup bersaing. Apalagi bahan baku kita semuanya baru, bukan daur ulang." promosi Rian.
Berbeda dengan MIJB yang menggunakan balian baku lukai. CV Naomie menggunakan bahan baku Impor dari Singapura. "Bahan baku lokal naik 5%. 15%." kata Andry. Namun untuk balian baku impor, masih belum ada kenaikan. Karena kenaikan bahan baku tersebut, Andry terpaksa menurunkan keuntungan. Apalagi kebanyakan produsen sudah terikat kontrak.
Sumber : Harian Kontan
Dea Chadiza Syafina
Stoples banyak dicari saat bulan Ramadan atau menjelang Idul Fitri. Sebab, untuk menyambut sanak famili yang datang, biasanya berbagai makanan ringan dihidangkan memakai stoples. Produsen stoples pun menggenjot produksi beberapa bulan sebelum memasuki bulan puasa.
STOPLES berisi penganan ringan adalah "hiasan wajib mh i.t ruang tamu saal Lebaran tiba. Itulah sebabnya, kebutuhan tabung kaca atau plastik yang biasanya dipakai uniuk menyimpan makanan ini semakin besar menginjak bulan Ramadan.
Lonjakan permintaan stoples ini dirasakan oleh Andry Mutiara, pemilik ( \ M.iiu Usaha Bersama (Ml B) Mi Badalah produsen stoples kue kering di ibi nong, Jawa Barat. Kami harus meningkatkan produk-. si sejak tiga bulan lalu untuk mengantisipasi lonjakan permintaan, katanya.
MUB memproduksi stoples ukuran 400 gram (gr), atau biasa disebut stoples kue setengah kilogram. Tiap bulan, di luar Ramadhan dan Lebaran, MLB bisa mencetak 1,5 juta stoples. Untuk menghadapi bulan Ramadan,kapasitas ..lukai tersebut ditingkatkan sebesar 25% sejak Mei 2011 lalu.
Konsumen stoples Ml IB terbesar adalah tiga industri kue kering yang tersebar di Cilegon, Bekasi, dan Bandung. Tiap pabrik kue biasanya saban bulan memesan 500,000 stoples, sehingga dari tiga pabrik itu pesanan mencapai 1,5 juta stoples. Di saat Ramadan, Andry harus menggenjotproduksi hingga menjadi 625.000 stoples untuk kebutuhan satu pabrik.
Selain pembeli pabrik, Andry tak menutup penjualan ritel. Apalagi saal ini stok produksi sioples cukup banyak. "Ada over stock untuk antisipasi pembelian mendadak dari pabrik kue atau perorangan," ujarnya.
Dengan harga satu stoples Rp 1.mwi di tingkat eceran, dan Rp 1.400 sampai Rp 1.500 imtuk industri, Andry mengaku bisa meraup omzet miliaran rupiah tiap bulan. Lonjakan permintaan stoples juga dirasakan Naomie di Jakarta. Jika di saat bulan biasa pesanan toples hanya mencapai 100.000 lusin per bulan, saat ini permintaan mencapai 1 juta lusin stoples.
Rian Pangkepadang, Marketing CV Naomie mengatakan, perusahaannya mlah mengenjot produksi sejak enam bulan lalu. Ini untuk menyiasati kapasitas mesin yang hanya 500.000 stoples per hari, atau sekitar 42,000 lusin stoples. Dengan permintaan hingga satu juta lusin stoples, CV Naomie mampu mengantongi omzet berkisar Rp 2 miliar.
Tak hanya di Jawa, lonjakan permintaan juga datang dari Bali, dan Bangka Belitung. Karena keterbatas-an produksi, sampai saat ini Naomie hanya memuat produknya ke Industri makanan saja. "Kita tak jual secara eceran." tutur Rian.
Berdiri sejak delapan tahun lalu, CV Naomie membual berbagai produk stoples plastik, seperi i stuples kue kering, stoples permen, botol air mineral, botol kecap plastik, dan sebagainya. Khusus menjelang puasa, produk yang paling banyak dipesan adalah stoples kue kering ukuran 400 gr.
I muk jenis stoples kue kering 400 gr tersebut, harga yang ditawarkan sebesar Rp 18.500 per lusin. Namun untuk pelanggan yang memesan stoples minimal 100.000 lusin cukup membayar harga Rp 18.000 per lusin. I unik harga, kita cukup bersaing. Apalagi bahan baku kita semuanya baru, bukan daur ulang." promosi Rian.
Berbeda dengan MIJB yang menggunakan balian baku lukai. CV Naomie menggunakan bahan baku Impor dari Singapura. "Bahan baku lokal naik 5%. 15%." kata Andry. Namun untuk balian baku impor, masih belum ada kenaikan. Karena kenaikan bahan baku tersebut, Andry terpaksa menurunkan keuntungan. Apalagi kebanyakan produsen sudah terikat kontrak.
Sumber : Harian Kontan
Dea Chadiza Syafina