>>>>>Yang Lawas Lebih Diminati Pasar Ekspor
TAK hanya kain batik baru yang banyak diburu masyarakat. Kain batik (ama atau lawas juga memiliki pasar tersendiri. Menurut Arini Soendjojo, pemilik Rini Sari kain batik lawas biasanya lebih digemari kalangan menengah atas dan konsumen internasional. Memang lebih terkesan klasik." kata Arini yang akrab dipanggil Rini ini.
Sedangkan kain batik baru lebih banyak , digemari kalangan menengah yang menjadikan kain batik sebagai pelengkap kebutuhan. "Mereka bukan mencari kepuasan dari kain batik," tambahnya. Karena pangsa pasarnya berbeda, produk pakaian atau aksesori dengan bahan baku kain lawas dan baru juga berbeda. Untuk produk bed cover, harganya Rp 750.000 dengan bahan baku batik baru. Sedangkan produk sama, namun dengan balian baku kain batik lawas harganya Rp 1 juta.
Sri Puji, pemilik Sri Puji Collection pun mengaku permintaan batik lawas terus naik. Saat ini bahkan mengambil porsi 75% dibandingkan jenis batik baru. Sebab, batik lawas dianggap lebili kuat mencerminkan Indonesia. "Tren ini hanya berlaku bagi pasar ekspor, untuk konsumen domestik permintaan relatif berimbang," katanya.
Tak hanya permintaan kain batik lawas saja yang meningkat, kain batik baru juga terus meningkat. Naiknya permintaan produk berbahan kain batik tidak terlepas tren pemakaian batik di kalangan anak muda. Batik saat ini sudah tidak hanya identik untuk orang tua dan dewasa. "Anak muda tetap bisa tampil modis dengan menggunakan batik," ujar Sri Puji.
Peran aktif pemerintah untuk mensosialisasikan batik, khususnya di kalangan Pegawai Negeri Sipil (PNS) juga turut mendongkrak permintaan kain batik.
TAK hanya kain batik baru yang banyak diburu masyarakat. Kain batik (ama atau lawas juga memiliki pasar tersendiri. Menurut Arini Soendjojo, pemilik Rini Sari kain batik lawas biasanya lebih digemari kalangan menengah atas dan konsumen internasional. Memang lebih terkesan klasik." kata Arini yang akrab dipanggil Rini ini.
Sedangkan kain batik baru lebih banyak , digemari kalangan menengah yang menjadikan kain batik sebagai pelengkap kebutuhan. "Mereka bukan mencari kepuasan dari kain batik," tambahnya. Karena pangsa pasarnya berbeda, produk pakaian atau aksesori dengan bahan baku kain lawas dan baru juga berbeda. Untuk produk bed cover, harganya Rp 750.000 dengan bahan baku batik baru. Sedangkan produk sama, namun dengan balian baku kain batik lawas harganya Rp 1 juta.
Sri Puji, pemilik Sri Puji Collection pun mengaku permintaan batik lawas terus naik. Saat ini bahkan mengambil porsi 75% dibandingkan jenis batik baru. Sebab, batik lawas dianggap lebili kuat mencerminkan Indonesia. "Tren ini hanya berlaku bagi pasar ekspor, untuk konsumen domestik permintaan relatif berimbang," katanya.
Tak hanya permintaan kain batik lawas saja yang meningkat, kain batik baru juga terus meningkat. Naiknya permintaan produk berbahan kain batik tidak terlepas tren pemakaian batik di kalangan anak muda. Batik saat ini sudah tidak hanya identik untuk orang tua dan dewasa. "Anak muda tetap bisa tampil modis dengan menggunakan batik," ujar Sri Puji.
Peran aktif pemerintah untuk mensosialisasikan batik, khususnya di kalangan Pegawai Negeri Sipil (PNS) juga turut mendongkrak permintaan kain batik.
Sumber : Harian Kontan