" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Menumpuk Laba dari Kerajinan Papertole

Menumpuk Laba dari Kerajinan Papertole

07/18/2011
Menumpuk Laba dari Kerajinan Papertole

apertoie adalah seni membangundan membentuk kertas dari yang semula dua dimensi menjadi tiga dimensi. Berbekal keterampilan ini, Yosephine Erliani Onie mampu menghasilkan puluhan juta rupiah tiap bulan lewat Onie Craft. Masih jarang pemain, Onie berpeluang besar menumpuk laba dari kerajinan papertole ini.

BERAGAM gambar kebudayaan daerah menjadi daya tarik paper(ole buatan Yosephine E. Onie. Lewat Onie Craft, perempuan yang akrab disapa Onie ini mengadaptasi tema budaya daerah untuk produk papertole andalannya

Sejatinya, kreatifitas papertole membebaskan para pembuatnya menggunakan macam-macam tema atau gambar. "Ini adalah karya seni yang memadukan budaya Eropa dengan budaya Indonesia," aku Onie.

Awalnya, Onie tertarik pada kerajinan berbahan dasar kertas ini karenadirinya sering mondar-mandir ke Australia. Di negeri Kanguru itu, banyak orang menghiasi dinding rumahnya dengan kerajinan papertole. Lantas, pada tahun 1995, Onie memutuskan belajar papertole secara langsung di Australia.

Setahun kemudian, wanita yang hobi menyanyi ini membuka kursus papertole di garasi rumahnya. Onie mengajarkan ketrampilan papertole itu pada masyarakat umum secara gratis.Lewat cara itu, Onie ingin lebih banyak orang mengenal kerajinan papei-tole. Usaha Onie itu terbukti manjur, sehingga ia mulai memberanikan diri untuk menjual hasil kerajinannya itii sejak tahun 2000.

Tak hanya itu, setelah mendapat respon positif dari masyarakat luas, Orde pun membuka beberapa gerai kursus papertole. Hingga kini, wanita lulusan arsitek ini telah memiliki 10 gerai yang tersebar di mal yang ada Jakarta, Bandung dan Bali.

Walaupun sudah banyak orang mengenal papertole dan banyak anak didiknya yang juga membuka gerai sendiri, Onie tetap membuka pintu buat orang lain yang berminat belajar papertole. Mereka yang ingin belajar tak perlu membayar, hanya wajib membeli peralatannya saja atau bisa membuka situs wmv.papertole96. com.

Onie mengatakan, ketrampilan ini bisa dibuat oleh semua usia, yang penting bisa menggunakan gunting.
I muk membuat papertole membutuhkan beberapa gambar yang sama persis. Lantas, gambar itu dipotong bagian per bagian. Pemotongan bagian-bagian gambar yang sama itu, dengan mengurangi sedikit-demi sedikit gambar asalnya

Kemudian, potongan-potongan itu kembali direkatkan atau ditumpuk dengan lem, hingga menimbulkan efek tiga dimensi. Namun, sebelumnya potongan gambar itu di-embosh atau dibuat tekstur atau lekukan agar terlihat hidup. Tahap selanjutnya gambar di pemis dan langsung masuk tahap pembingkaian.

Pesanan papertole datang dari berbagai perusahaan. Kerajinan ini sering menjadi suvenir bagi mitra bisnisnya. "Sekarang, saya sedang membuat desain khusus untuk foto pre-wedding, terangnya.

Tak hanya pasar lokal, Onie yang sudah meluncurkan buku papertole ini juga mengincar pasar luar negeri. "Selama ini, konsumen banyak yang dari domestik Tapi, turis mancanegara juga menyukainya," tuturnya.

Untuk harga, Onie mema-tok kerajinan buatannya ini cukup bervariasi. Papertole termurah berlabel Rp 110.000. Sedangkan yang termahal bisa mencapai Rp 10 juta Dalam sebulan Onie mampu menjual kerajinan ini, khususnya yang berharga Rp 110.000 hingga 350 buah senilai Rp 38,5 juta "Saya sering menolak orderan, karena seni papertole benar-benar kerajinan tangan dan tidak bisa jika dibuat buru-buru," ujarnya.

Maklum, pembuatan papertole ini sangat tergantung mood. Lantaran papertole merupakan pekerjaan seni, tak bisa jika dilembur. "Lebih baik menolak bila tak sanggup dari pada berbuah kekecewaan," ungkapnya Untuk menyemarakkan Sea Games November nanti, Onie berencana menjual kerajinan ini dengan menggali obyek-obyek di Palembang untuk menjadi tema gambar dalam kerajinan papertole-nya. 

Sumber : Harian Kontan
Bambang Rakhmanto


Entri Populer