" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Kilau Bisnis Ritel

Kilau Bisnis Ritel


>>>>Kilau Bisnis Ritel

Bisnis ritel di Indonesia menjadi salah satu bisnis yang menjanjikan keuntungan. Tak heran bila banyak orang mencoba peruntungan dalam bisnis ini. Event tahunan, seperti Jakarta Great Sale (JGS), diharapkan tetap membuat bisnis ritel berkilau.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) Tutum Ra-hanta menuturkan kondisi ritel Indonesia saat ini memang lebih berkilau dibanding tahun lalu. Kondisi tersebut didorong peningkatan produk domestik bruto (PDB) Indonesia yang semakin membaik. Kondisi ekonomi dan politik yang relatif stabil membuat industri ritel terus menikmati pertumbuhan, seiring peningkatan daya beli masyarakat. "Kenaikan ini tidak bisa dimungkiri karena pertumbuhan ekonornndtx Jakarta Grcst Sulc kun lAif! satu program untuk menggairahkan pasar.
Saat ini. Jakarta Great Sale ajangnya sudah mulai bagus dan meningkat, baik dari sisi pengunjung maupun omzet," katanya. Indonesia masih menjadisurga bagi bisnis ritel. Dengan jumlah penduduk sekitar 240 juta jiwa, tak pelak Indonesia adalah pasar nan-besar. Jakarta Great Sale (JGS) merupakan salah satu peluang untuk meningkatkan omzet. "Target kita, pemerintah melihat kegiatan ini sebagai peluang untuk meningkatkan aktivitas perdagangan di pusat kota," ucapnya.

Tahun ini, pihaknya menargetkan pertumbuhan omzet ritel anggota Aprindo mencapai 15 persen. Saat ini sekitar 100 perusahaan ritel bergabung dalam organisasi ini. Peningkatan penjualan tersebut meliputi semua sektor ritel, mulai dari hypermarket, supermarket, dan minimarket. Pada kuartal II tahun saja, omzet ritel mencapai Rp 10 triliun.

Sedangkan, Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indo-nesiacAPBBIi DPD DKI Jakarta; Handaka Saiiiusu mengatakan dengan penawaran diskon yang diberikan hingga berkisar 70 persen, dari ajang JGS diperkirakan bakal terjadi kenaikan penjualan sebesar 20 persen dibanding tahun lalu yang mencapai Rp 7,2 triliun.

Pengunjung pun diperkirakan meningkat 20 persen. "Kami manjakan pengunjung dengan wisata budaya, wahana rekreasi keluarga, dan wisata kuliner. Dalam JGS, tak hanya harga miring, acara kebudayaan juga bisa dinikmati pengunjung," imbuhnya.

Gengsi

Secara terpisah, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perdagangan, Distribusi, dan Logistik Natsir Mansyur menyatakan, omzet JGS yang tak sebanding dengan Great Sale Singapura, dipicu oleh gengsi masyarakat.

"Itu hanya faktor psikologi. Orang Indonesia kan geng-sinya tinggi, jadi lebih suka belanja di luar negeri. Padahal, produk dan mal kita juga sudah cukup bagus dan berkualitas. Merek dan produk yang ditawarkan di Jakarta ti-dak jauh berbeda dengan Singapura, bahkanfertawlaiig l-bih murah," katanya.

Untuk itu, dia mengimbau masyarakat Indonesia berbelanja di dalam negeri ketimbang di negara lain. Sebab, hal itu akan menambah pendapatan negara, sekaligusmendorong pembangunan ekonomi nasional.

Kendati demikian, lanjut Natsir, peningkatan omzet JGS juga tak terlepas dari peran pemerintah, khususnya Kementerian Perdagangan serta Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Dia menilai kedua kementerian itu tak aktif mendukung JGS. "Pemerintah jangan tinggal diam dan jadi penonton saja. Pemerintah harus agTesif dan kreatif." tegasnya.

Dia menambahkan, pemerintah juga harus aktif menggandeng dan saling bertukar pikiran dengan pengusaha ritel. Selain itu, demi memudahkan akses pencinta belanja, penyelenggara JGS juga harus aktif menggandeng pihak lain untuk menjamin kemudahan dan kenyamanan berbelanja selama program belanja itu berlangsung.

Sumber :Suara Pembaruan


Entri Populer