" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Usaha Pembuatan Lonceng Gereja

Usaha Pembuatan Lonceng Gereja


>>>>>Usaha Pembuatan Lonceng Gereja

Dentang Laba nan Nyaring dari Pembuatan Lonceng Gereja
Ada berbagai cara tempat ibadat memanggil umatnya untuk berkumpul dan beribadat. Gereja misalnya, menggunakan lonceng untuk memberi tanda akan dimulainya suatu peribadatan. Alhasil, lonceng yang menjadi satu kesatuan dengan gereja melahirkan peluang usaha.

MASUKNYA agama Kristen ke Tanah Air tak lepas dari pengaruh Eropa. Pengaruh tersebut juga meninggalkan sebuah tradisi bangunan gereja ala Barat yang lengkap dengan loncengnyabentuk lonceng gereja, umumnya juga mengikuti gaya lonceng di Eropa dan Romawi. Meski ada juga model lonceng klasik Indonesia, namun, lonceng bergaya Eropa dan Romawi lebih diminati. "Karena lebih terlihat menarik dibandingkan model klasik Indonesia," terang Darmono perajin lonceng gereja di Pati, Jawa Tengah.

Selain dari bentuk, perbedaan ketiga lonceng gereja itu terlihat dari bentuk ganrung-annya Darmono menjelaskan, gantungan lonceng gereja ala Romawi berbentuk mahkota. Sedangkan, bentuk gantungan lonceng gereja bergaya Eropa dilengkapi dengan roda Berbeda dengan keduanya, lonceng klasik Indonesia tak punya penggantung dan bentuknya lebih bulat dibanding dengan lonceng-lonceng dari Eropa maupun Romawi.

Pemesan lonceng-lonceng gereja buatan Darmono datang dari Sabang hingga Merauke. Baru-baru ini, ia menerima pesanan lonceng bergaya Eropa untuk sebuah gereja di Maumere, NTT.

Sejak awal tahun 2011sampai saat ini, sarjana tehnik mesin ini mengaku penjualan loncengnya terbilang normal. "Dalam satu bulan bisa terjual tiga sampai lima lonceng," terang Darmono. Ia menjual lonceng dalam rentang harga Rp 17 juta- Rp 47 juta per unit.

Hargajual lonceng tergantung ukurannya Ukuran lonceng yang paling banyak dipesan 80 cni x 80 cm dan berdiameter 60 cm harganya Rp 47 juta per unit Sedangkan, lonceng ukuran 50 cm x 50 cm dan berdiameter 40 an harganya Rp 25 juta

Meski pasar lonceng gereja terbatas, Darmono yakin prospek bisnis ini bagus. Tak heran, Johan Laksamana pun juga terjun menjadi perajin lonceng gereja Ia membuat lonceng gereja dengan bahan baku campuran timah, kuningan dan perunggu.

Johan menuturkan, setiap bulannya dia mampu menjual hingga lima lonceng ke berbagai pulau di Indonesia Ia menjual lonceng model klasik Indonesia dengan ukuran. 30 x30 cm dan berat 15 kg seharga Rp 2,3 juta Sedangkan, yang paling banyak dipesan adalah lonceng berukuran 60x60 cm dengan berat 50 kg seharga
Rp 9 juta

Dengan harga yang cukup mahal, kedua perajin lonceng ini menjamin lonceng-lonceng buatan mereka bisa bertahan hingga ratusan tahun, bahkan seumur hidup.Pembuatan lonceng gereja butuh ketekunan, ketelitian dan keahlian khusus. Pembuatan satu lonceng memerlukan waktu dua hingga empat minggu.

Menurut Darmono, ada dua tahap dalam pembuatan lonceng. Pertama, mereka membuat cetakan terlebih dulu. Setelah itu, mereka melelehkan bahan-bahan seperti kuningan hingga 100 derajat Celcius untuk dimasukkan dalam cetakan.

Tahap kedua, memasukkan lelehan bahan tersebut dalam cetakan. Pada tahap ini, para perajin harus ekstra hati-hati supaya aliran kuningan yang panas itu tak tersendat. Mereka pun harus memastikan bahan cukup. "Jadi pengecorannya harus tuntas, sehingga perlu banyak tangan yang bekerja," terangnya Kelancaran proses pengecoran tersebut sangat penting, sebab akan berpengaruh pada ayunan lonceng dan tingkat kenyaringan suara lonceng.

Sumber: Harian Kontan
Mona Tobing


Entri Populer