" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Peternak Jabar minim kucuran kredit bank

Peternak Jabar minim kucuran kredit bank


>>>>>Peternak Jabar minim kucuran kredit bank

BANDUNG Penyaluran kredit perbankan untuk subsektor peternakan di Jawa Barat masih sangat minim yakni 0,2% dari total kredit disalurkan sebesar Rpl35 triliun.Kadis Peternakan Pemprov Jabar Koesmayadie Tatang mengatakan salah satu faktor utama penyaluran kredit untuk subsektor peternakan adalah kurangnya komunikasi antara pihak peternak dan perbankan.

"Selama ini sektor peternakan yang tergolong usaha mikro kecil menengah (UMKM) mengharapkan bank memberikan bunga rendah, persyaratan mudah, proses cepat, tanpa agunan. Tetapi semua itu belum terpenuhi," katanya, kemarin.

Secara keseluruhan, sektor pertanian masih belum mendapatkan alokasi kredit yang memadai, saat ini hanya sekitar 1.3% dari total kredit disalurkan tersebut.

Koesmayadie mengemukakan sejumlah bank sebenarnya memiliki setidaknya tiga skema kredit untuk peternak, yakni kredit usaha pembibitan sapi, kredit ketahanan pangan dan energi dan kredit usaha rakyat. Namun begitu, di lapangan serapan kredit program pemerintah itu belum terlalu maksimal.

"Masih ada peternak yang mengaku sulit mendapatkan kredit perbankan. Padahal sebagian besar peternak membutuhkan pinjaman modal kerja dan investasi dari bank," katanya.

Selain menghadapi kesulitan modal dan kredit, dia menambah-kan peternak Jabar juga mengeluhkan lemahnya perlindungan harga produk peternakan seperti susu dan daging dari serbuan produk impor.
"Faktanya saat ini masyarakat mengonsumsi sekitar. 70% susu olahan impor, sedangkan untuk susu segar lokal hanya 30%."

Harga Jual rendah

Kabid Organisasi dan Kelembagaan Gabungan Koperasi Susu Seluruh Indonesia Jabar Tendy Kusmayadi mengungkapkan harga jual susu di tingkat peternak masih tergolong rendah.Saat ini, harga jual berkisar Rp 2.800-Rp3.200 per liter. Untuk harga jual susu ideal di tingkat peternak berada di harga Rp3.400-Rp3.500 per liter.

"Sementara untuk harga jualsusu di tingkat koperasi berada di kisaran Rp3.400-Rp3.600 per liter," ujarnya.
Dia mengatakan ketergantungan peternak terhadap industri pengolahan susu masih tergolong tinggi. Padahal, jika para peternak bisa melepaskan ketergantungannya, mereka akan lebih siap bersaing dengan produk susu impor.

"Selama ini kan kendala yang dihadapi peternak dan koperasi susu adalah tidak adanya teknologi pengolahan susu untuk menjadi susu kental manis dan susu bubuk. Jadi mayoritas menjual susu segar," ujarnya.Karena itu, kata Tendy, perlu adanya dorongan dan fasilitas dari pemerintah kepada para peternak untuk melakukan pengolahan dan pemasaran sendiri. K29i

Sumber:BISNIS INDONESIA

Entri Populer