" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Meraup untung dari bisnis aplikasi

Meraup untung dari bisnis aplikasi


>>>>Meraup untung dari bisnis aplikasi

Menjual aplikasi kian mudah setelah adanya layanan lokal i-Store
Pasar aplikasi mobile yangmempermudah kehidupanpemakain ponsel dan gamemenqalami pertumbuhansignifikan dibandingkan dengankondisi beberapa tahun lalu,didorong banyaknya produk baru,pemain, dan beragamnya modelbisnis yang ditawarkan.

Pertumbuhan juga didorong semakin tingginya penetrasi ponsel pintar di pasar. Lembaga riset In-Stat memprediksi hampir 48 miliar aplikasi mobile akan di-unduh pada 2015. Amy Crevens, Analis Senior In-Stat mengatakan handset layar sentuh mendorong pertumbuhan pasar. Hasil riset juga memperlihatkan pengguna ponsel Apple dan Android merasa lebih puas menggunakan aplikasi yang diunduhnya dibandingkan dengan pengguna Blackberry.

"Pengiriman ponsel pintar ke seluruh dunia sudah mencapai 23% dari total ponsel yang didistribusikan sepanjang 2010 dan akan mencapai 45% pada 2015. Ponsel pintar semakin terjangkau dari sisi harga dan kemudahan mengakses fitur," ujarnya pekan ini.

Banyaknya ponsel pintar mendorong tingginya permintaan konten aplikasi. Hal ini terlihat dari jumlah aplikasi di Apple App Store yang sudah mencapai 350.000 aplikasi, sementara di Android Market sudah terdapat 80.000 aplikasi hingga akhir 2010. Hasil riset TNS Global Market Researchdi delapan kota Indonesia menunjukkan terjadinya lonjakan pengguna Internet yang mengakses melalui telepon genggam dari 22% pada 2009 menjadi 48% pada 2010.

Di samping itu, jejaring sosial juga tumbuh luar biasa. Penetrasi Internet telah mencapai 50 juta pengguna, 60% di antaranya merupakan pengguna sosial media. Peluang menjadi produsen pun kini terbuka lebar, ada kebutuhan konten yang bisa diisi oleh orang Indonesia.

Di Indonesia, PT Indosat Mega Media (IM2) dan PT Indosat Tbk pun menyediakan layanan penyedia aplikasi dan game untuk perangkat berbasis sistem operasi Android bernama i-Store akhir tahun lalu."i-Store telah menyediakan 330 aplikasidan game hingga 28 April 2011. Sebagai layanan baru kami berharap bisa mencapai 500 aplikasi pada akhir tahun ini. Namun ini semua juga bergantung pada animo masyarakat Indonesia dalam membuat aplikasi," ujar Andri Fisaterdi, Manager VAS Content IM2.i-Store saat ini menyediakan aplikasi gratis dan berbayar dengan sistem pembayaran melalui layanan payment gateway dengan kartu kredit atau debit, serta sistem pembayaran mobile payment dengan memotong langsung pulsa pelanggan.

Dia menjelaskan aplikasi saat ini tidak hanya untuk dinikmati, tetapi juga sebagai lahan bisnis yang bisa dijadikan mata pencaharian utama. Banyak anak mudasekarang mulai fokus mengembangkan keterampilannya membuat aplikasi untuk dipasarkan.

Membuat aplikasi pada dasarnya bukan hal sulit, apalagi jika sudah memiliki dasar ilmu elektro atau teknik informatika. Menjadi produsen aplikasi juga tidak memerlukan modal besar, cukup kreativitas dan ide segar.

"Modalnya hanya otak. Jangan sampai peluang ini nanti malah diisi oleh sumber daya manusia asing. Banyak aplikasi berisi konten lokal yang bisa digarap dengan besarnya pasar Indonesia, tidak perlu terburu-buru berorientasi aplikasi global," ujar Mantan Dirjen Postel Djamhari Sirat.

Omzet ratusan Juta

Ibnu Sinanardi, pengembang aplikasi pendiri PT Gits Indonesia mengatakan dirinya membuat aplikasi sejak Mei 2010 setelah memiliki sebuah ponsel dengan sistem operasi Android dan diunduhnya ke i-Store.

"Saat ini sudah ada 15 aplikasi saya yang tersedia di i-Store dan semuanya gratis. Pendapatan yang diperoleh bukan dari orang yang mengundur), tetapi iklan yang dipasang oleh Google Admob," ujarnya.Dia menjelaskan, saat memasukkan aplikasinya, dia juga memasang link ke Google Admob. setiap pengunjung mengklik banner iklan dari halaman aplikasinya, Ibnu akan memperoleh uang pasif antara US$0,03 dan US$0,04. Pendapatannya dari sini rata-rata Rp3 juta per bulan.

Salah satu aplikasi yang dikembangkan Ibnu, yaitu kamus saat ini sudah diunduh 70.000 kali. Dia mengaku menjual aplikasi sekarang lebih mudah karena ada layanan lokal seperti i-Store, sehingga dia tidak perlu memasarkan aplikasinya sendiri.

Pola bagi hasil pun lebih tinggi, yaitu sekitar 60% hingga 70% untuk pengembang dan sisanya oleh operator atau penyedia layanan. Pendapatan lebih besar jika aplikasi tersebut bisa masuk ke layanan besar seperti Android Market, tetapi hal ini masih agak susah sekarang.

Android Market belum memiliki representative di Indonesia, sehingga pengembang yang ingin memasukkan karyanya harus meminjam alamat teman di negara lain, paling dekat Singapura."Ide membuat aplikasi juga simpel, misalnya direktori panti pijat atau spa terdekat dari lokasi pengguna ponsel berada lengkap dengan harga dan fasilitas, pasti menarik. Pengembang juga jangan orientasi berbayar, aplikasi gratis bisa menajdi sarana memasarkan diri," ujarnya.

Pria yang masih berusia 24 tahun ini mengaku kini bisa memperoleh order membuat aplikasi dari perusahaan besar minimal 3 pesanan per bulan. Jumlah tersebut dibatasi oleh dirinya aar karya yang dihasilkan maksimal.
Harga sebuah aplikasi pesanan itu juga tidak main-main, mulai dari Rp30 juta per aplikasi hingga ratusan juta untuk pesanan dari perusahaan lokal, (fita.indah@bisnis.co.id)

Sumber: Bisnis Indonesia
OLEH FITA INDAH MAULANI


Entri Populer