" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Harga Spons Tak Lagi Empuk Bagi Perajin

Harga Spons Tak Lagi Empuk Bagi Perajin

07/28/2011
Harga Spons Tak Lagi Empuk bagi Perajin

Handoyo (Sidoarjo) Perajin sandal di Desa Wedoro, Kecamatan Waru, Sidoarjo, Jawa Timur mengeluhkan kenaikan harga bahan baku. Harga spons melonjak hingga 271%. Akibatnya, biaya produksi sandal ikut naik, tetapi perajin tidak ingin menaikkan harga jual karena takut kehilangan pembeli.

DALAM memproduksi sandal, para perajin di Desa Wedoro, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, tidak lepas dari masalah. Salah satunya kenaikan harga bahan baku.Belakangan ini, ambil contoh, para perajin mengeluhkan kenaikan harga bahan baku spons yang teramat tinggi. "Setiap tahun harga spons terus menerus naik," keluh Soliqah, salah seorang perajin sandal.Tak tanggung-tanggung, kenaikan harga spons bisa berlipat-lipat

Dia membeberkan contoh, tahun lalu harga spons ukuran 2,10 meter (m) x 1,5 rn hanya Rp 3.500 per lembar. Belakangan ini, harga spons seukuran itu telah melomak menjadi Rp 13.000 per lembar, alias naik 271%.Begitu pula dengan harga perekat. Tahun lalu harga perekat hanya Rp 60.000 -Rp 70.000 per kemasan. Tapibelakangan, harga lem sudah naik menjadi Rp 2125.000 per kemasan. "Kenaikan harga bahan baku menjadi masalah bagi kami," kata Soliqah.

Kenaikan harga bahan baku jelas menyebabkan biaya produksi sandal melonjak tinggi. Sementara, perajin mesti berpikir panjang untuk menaikkan hargajual sandal. "Kami tak bisa menaikkan hargajual karena persaingan ketat," ujar Soliqah.

Indah Tri Wahyuni, perajin sandal yang lain juga mengeluhkan soal bahan baku. Menurut lm lali, selain harga naik, bahan baku juga semakin sulit didapat. "Kami terpaksa memesan sejak sebulan sebelumnya. Itu pim dapatnya sangat terbatas" keluh Indah.

Muhammad Yanto, pemasok bahan baku spons untuk perajin sandal di desa Wedoro, membenarkan kegalauan itu. "Selain bahan baku terbatas, harga jugasemakin tinggi," kata Yanto yang membeli balian baku spons dari produsen di Surabaya. Dia memberi contoh, tahun lalu ia menjual spons dengan ukuran tertentu seharga Rp 6.000 per lembar. Namun, belakangan ini, spons dengan ukuran yang sama dia jual seharga Rp 15.000 per lembar.Soal keuntungan, Yanto mengaku hanya mengutip laba Rp 150 per lembar. "Keuntungan biarlah kecil, asal pembelian bisa rutin," terang Yanto yang melayani transaksi secara tunai dan kredit kepada perajin.

Setiap perajin biasanya membeli bahan baku dalam jumlah berbeda, tergantung besar kecil usaha. Perajin skala kecil belanja bahan baku senilai Rp 4 juta. Adapun perajin skala lebih besar bisa berbelanja lebih dari Rp 50 juta. Selain menjual spons, Yanto juga menjual lem, tali, dan karet. Hampir seluruhbahan baku yang dia jual sudah mengalami kenaikan harga "Penyebab kenaikan harga adalah nilai tukar rupiah terhadap dolar," terang Yanto. Ini aneh, sebab, kenyataannya rupiah justru menguat terhadap dollar AS.

Dalam berdagang, Yanto menyediakan bahan baku berkualitas terbaik, seperti spons kualitas super. Tapi harga spons itu juga spesial, hingga Rp 18.000 per lembar.Yanto mengklaim, seluruh bahan baku spons yang ia jual merupakan produksi Indonesia. Biji plastik sebagai bahan baku spons diimpor dari Korea. Alhasil, harga spons sangat tergantung pada harga Iilih plastik dunia. Perajin kini berharap ada organisasi yang menaungi mereka Sebab, dengan organisasi lah mereka mengatasi kenaikan dan kelangkaan bahan baku secara bersama.


Sumber : Harian Kontan


Entri Populer