>>>>>Inspirasi Dede Syarifuddin
Mendidik Pemuda menjadi Perajin Lentera
Dede Syarifuddin terus mengembangkan bisnis lentera gentur. Dia merambah beberapa pasar ekspor baru termasuk fokus ke pasar domestik. Saat ini, dia terus mendidik pemuda setempat untuk belajar bagaimana membuat lentera, termasuk keahlian lain. Dia berharap mereka menjadi pengusaha sukses masa depan.
KEINGINAN untuk menjadi besar mendorong Dede Syarifuddin untuk terus bekerja keras. Walau tak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi, ia mengaku tak menyesal. Kondisi itu bahkan memacunya untuk terus berkarya dan menjadi seorang pengusaha yang sukses. Warisan usaha lentera guntur yang dimilikinya tidak membuatnya lengah. Dia terus berpikir bagaimana usaha yang dimiliknya bisa berkembang.
Setelah mendapat ilmu dan koneksi untuk bisa melakukan ekspor lentera langsung, Dede menggenjot produksi lentera sampai 30%. Produksi yang meningkat disesuaikan dengan jumlah pesanan lentera yang juga terus mengalami kenaikan.
Ia juga memberanikan diri untuk meminjam modal dari salah seorang rekanan usaha yang berasal dari Mumbai, India. "Saat itu untuk meminjam di bank masih sangat sulit, jadi harus melalui jalur pertemanan," katanya
Selama lima bulan pertama sejak meningkatkan produksi, Dede mengalami kerugian produksi. Cuma, dia sadar kalau itu adalah bagian dari dari risiko usaha. Namun, setelah itu, keuntungan usaha mulai menunjukkan hasil. Produk lentera buatannya disukai masyarakat luar negeri, sehingga dia mulai memasok lentera secara rutin ke India dan Maroko. Dua negara tersebutmemang dari dulu menjadi tempat tujuan utama lentera buatannya. Dede juga mulai melirik negara Eropa sebagai tujuan ekspor, yaitu Belanda dan Jerman.
Keunikan produk yang dimilikinya membuat lentera gentur banyak disukai pembeli di Eropa. Apalagi dengan kekayaan ragam motif menambah nilai artistik. "Mereka kebanyakan paling suka yang model lentera gantung," ujarnya. Alhasil, pada tiga tahun belakangan ini, ia sudah bisa mengekspor secara rutin ke negara-negara Benua Eropa tersebut
Tahun 2011, Dede berencana menambah pangsa pasarnya, tak hanya di Eropa, India, dan Maroko. Selain belahan dunia lain, diajuga mulai fokus untuk menggarap pasar domestik.
Sebanyak 15orang anak mudadididik menjadipengusahasukses.
Ia mengakui permintaan lentera untuk pasar domestik selama ini memang relatif sedikit. "Selama ini tidak banyak orang Indonesia yang mengetahui kerajinan ini," ujarnya. Ia tak puas jika produknya hanya disukai di pasar ekspor, sedangkan di dalam negeri sendiri belum begitu banyak yang membeli.
Oleh karena itu, dia berusaha untuk memperkenalkan produk lentera yang
dibuatnya ke pasar lokal. Caranya dengan lebih giat berpartisipasi dalam berbagai ajang pameran kerajinan yang kerap diselenggarakan. Ia mengaku bisnis ini sudah mampu memenuhi kebutuhan keluarga. "Namun saya tidak ingin terus-menerus berada di zona aman," ujarnya Makanya, ia selalu mencari tantangan dengan terus berekspansi mengembangkan usaha
Menurutnya, orang hanya bisa memaksimalkan potensinya ketika memiliki target-target baru. Setelah target tersebut tercapai, maka seorang pengusaha harus ada target-target baru lain yang harus dicapai. Jika seorang pengusaha cenderung puas dengan apa yang dicapainya, maka orang tersebut akan segera kehilangan gairah hidup. Mengembangkan usaha, menurut Dede, adalah salah satu wujud syukur atas apa yang diperoleh. Apalagi perkembangan itu banyak berguna bagi orang banyak.
"Kalau orientasinya hanya keuntungan pribadi tidak baik," tandasnya
Untuk itulah, saat ini, Dede mulai aktif membina anak muda asli kampung Gentur untuk membuat kerajinan lentera Ia berambisi bisa memberdayakan mereka lewat kerajinan lentera gentur. Regenerasi perlu dilakukan karena saat ini kebanyakan perajin lentera sudah dewasa.
Sekitar 15 orang anak muda berusia 15 tahun hingga 20 tahun ia didik untuk menjadi pengusaha yang sukses di masa depan, mulai dari pelatihan kewirausahaan hingga kemampuan berbahasa Inggris. Dede berharap, dengan upayanya tersebut, akan muncul kebanggaan sebagai perajin lentera Harapannya, ke depan, walau tidak harus menjadi perajin lentera, ada anak keturunan gentur yang akan mewarisi usaha atau bisnis lentera.
Sumber: Harian Kontan
Mendidik Pemuda menjadi Perajin Lentera
Dede Syarifuddin terus mengembangkan bisnis lentera gentur. Dia merambah beberapa pasar ekspor baru termasuk fokus ke pasar domestik. Saat ini, dia terus mendidik pemuda setempat untuk belajar bagaimana membuat lentera, termasuk keahlian lain. Dia berharap mereka menjadi pengusaha sukses masa depan.
KEINGINAN untuk menjadi besar mendorong Dede Syarifuddin untuk terus bekerja keras. Walau tak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi, ia mengaku tak menyesal. Kondisi itu bahkan memacunya untuk terus berkarya dan menjadi seorang pengusaha yang sukses. Warisan usaha lentera guntur yang dimilikinya tidak membuatnya lengah. Dia terus berpikir bagaimana usaha yang dimiliknya bisa berkembang.
Setelah mendapat ilmu dan koneksi untuk bisa melakukan ekspor lentera langsung, Dede menggenjot produksi lentera sampai 30%. Produksi yang meningkat disesuaikan dengan jumlah pesanan lentera yang juga terus mengalami kenaikan.
Ia juga memberanikan diri untuk meminjam modal dari salah seorang rekanan usaha yang berasal dari Mumbai, India. "Saat itu untuk meminjam di bank masih sangat sulit, jadi harus melalui jalur pertemanan," katanya
Selama lima bulan pertama sejak meningkatkan produksi, Dede mengalami kerugian produksi. Cuma, dia sadar kalau itu adalah bagian dari dari risiko usaha. Namun, setelah itu, keuntungan usaha mulai menunjukkan hasil. Produk lentera buatannya disukai masyarakat luar negeri, sehingga dia mulai memasok lentera secara rutin ke India dan Maroko. Dua negara tersebutmemang dari dulu menjadi tempat tujuan utama lentera buatannya. Dede juga mulai melirik negara Eropa sebagai tujuan ekspor, yaitu Belanda dan Jerman.
Keunikan produk yang dimilikinya membuat lentera gentur banyak disukai pembeli di Eropa. Apalagi dengan kekayaan ragam motif menambah nilai artistik. "Mereka kebanyakan paling suka yang model lentera gantung," ujarnya. Alhasil, pada tiga tahun belakangan ini, ia sudah bisa mengekspor secara rutin ke negara-negara Benua Eropa tersebut
Tahun 2011, Dede berencana menambah pangsa pasarnya, tak hanya di Eropa, India, dan Maroko. Selain belahan dunia lain, diajuga mulai fokus untuk menggarap pasar domestik.
Sebanyak 15orang anak mudadididik menjadipengusahasukses.
Ia mengakui permintaan lentera untuk pasar domestik selama ini memang relatif sedikit. "Selama ini tidak banyak orang Indonesia yang mengetahui kerajinan ini," ujarnya. Ia tak puas jika produknya hanya disukai di pasar ekspor, sedangkan di dalam negeri sendiri belum begitu banyak yang membeli.
Oleh karena itu, dia berusaha untuk memperkenalkan produk lentera yang
dibuatnya ke pasar lokal. Caranya dengan lebih giat berpartisipasi dalam berbagai ajang pameran kerajinan yang kerap diselenggarakan. Ia mengaku bisnis ini sudah mampu memenuhi kebutuhan keluarga. "Namun saya tidak ingin terus-menerus berada di zona aman," ujarnya Makanya, ia selalu mencari tantangan dengan terus berekspansi mengembangkan usaha
Menurutnya, orang hanya bisa memaksimalkan potensinya ketika memiliki target-target baru. Setelah target tersebut tercapai, maka seorang pengusaha harus ada target-target baru lain yang harus dicapai. Jika seorang pengusaha cenderung puas dengan apa yang dicapainya, maka orang tersebut akan segera kehilangan gairah hidup. Mengembangkan usaha, menurut Dede, adalah salah satu wujud syukur atas apa yang diperoleh. Apalagi perkembangan itu banyak berguna bagi orang banyak.
"Kalau orientasinya hanya keuntungan pribadi tidak baik," tandasnya
Untuk itulah, saat ini, Dede mulai aktif membina anak muda asli kampung Gentur untuk membuat kerajinan lentera Ia berambisi bisa memberdayakan mereka lewat kerajinan lentera gentur. Regenerasi perlu dilakukan karena saat ini kebanyakan perajin lentera sudah dewasa.
Sekitar 15 orang anak muda berusia 15 tahun hingga 20 tahun ia didik untuk menjadi pengusaha yang sukses di masa depan, mulai dari pelatihan kewirausahaan hingga kemampuan berbahasa Inggris. Dede berharap, dengan upayanya tersebut, akan muncul kebanggaan sebagai perajin lentera Harapannya, ke depan, walau tidak harus menjadi perajin lentera, ada anak keturunan gentur yang akan mewarisi usaha atau bisnis lentera.
Sumber: Harian Kontan
Ragil Nugroho