>>>>Lombok, Surga bagi Perajin Gerabah
Sebagai salah satu lokasi destinasi wisata, Lombok tidak hanya kaya akan keindahan dan panorama alamnya. Lombok temyata juga terkenal surga bagi para perajin tradisional.Berbagai karya seni kerajinan tradisional dapat ditemukan di Lombok. Mulai dari sasambo, sejenis batik khas daerah Lombok dengan motif kangkung, perhiasan muri ara, keramik, kayu hingga gerabah.
Meski kerajinan di Lombok juga sering dijumpai di daerah lain di Indonesia seperti di Yogyakarta yang terkenal akan kota seninya, ada satu hasil karya seni kerajinan di Lombok yang berbeda dari daerah lain, yakni kera j inan gerabah berbahan kulit asam. Gerabah yang hanya bisa ditemukan di Lombok ini berbahan dasar daribiji asam jawa. Melalui prosespenumbukan, perebusan, dan penyaringan, biji asam jawa akan berubah bentuk menjadi semacam tanah liat sehingga mudah dibentuk. Gerabah khas Lombok ini pun tidak memerlukan pengecatan khusus, sebab tekstur warna biji asam jawa akan muncul secara alami. Kreasi lain dari gerabah Lombok adalahdengan tempelan kulit telur yang dilukis motif barik.
Nurul Aini, salah satu pembina kerajinan gerabah di Desa Banyu Mulek, Kecamatan Kediri, Lombok Barat mengatakan, Lombok merupakan daerah yang kaya akan perajin.
Sedikitnya 3.600 perajin gerabah tinggal di Desa Banyu Mulek. Itu baru satu desa, belum lagi desa-desa lain di Lombok. Mayoritas pekerja seni ini adalah kaum perempuan yang didik agar dapat berkreasi.
Bahkan, desa ini pun memiliki pusat pasar seni dan ruang pamer tersendiri. Dari kedua tempat inilah, produk kerajinan Lombok kemudian bisa merambah ke berbagaiwilayah di Tanah Air maupun luar negeri. Bahkan, Aini mengaku, produk kerajinsn Lombok sudah memiliki pangsa pasar tersendiri.
Dengan menggeliatnya kerajinan di Lombok, ungkap istri Kepala Desa Banyu Mulek ini secara tidak langsung meningkatkan taraf hidup dan perekonomian masyarakat. "Kita memang sengaja mengumpulkan ibu-ibu untuk membuat kreasi gerabah di sini,agar bisa membantu perekonomian keluarga," ungkap Aini. Namun, dalam perkembangannya, perkumpulan perajin gerabah akhirnya tidak lagi didominasi para kaum perempuan saja. Kini, para pria pun ikut-ikutan berkecimpung dalam bisnisyang cukup menggiurkan ini. Tidak sedikit pria Lombok memilih alih profesi sebagai perajin gerabah.
Sebelum ke Lombok, Menteri Linda berkunjungke Kendari,SulawesiTenggara. Pemprov SulawesiTenggara dijadikanpiforproject pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR)sebesarRpl juta per orang kepada 120 orang ina-ina atau ibu-ibu pedagang sayur keliling.
Salah satu figur perempuan penyokong perekonomian di Sultra adalah Mae,pengawas prosesing di salah . satu perusahaan pengepakan dan pengolahan ikan. Mae mengungkapkan, sebagian besar pekerja dalam perusahaan tempatnya bekerja adalah perempuan. Itu lantaran pekerjaan mengepak dan menyortir ikan membutuhkan kerapian dan kejelian tangan perempuan. "Ada 130 perempuan dari total pekerja 188 pekerja di sini," kata Mae.
Warga Talia, Kabupaten Abeli.ini mengungkapkan, dia dan suami saling bekerja sama untuk memperbaiki perekonomian keluarga. Mae telah bekerja sebagai buruh pabrik sejak 19 tahun lalu berbekal ijazah SMA. Saat ini penghasilannya Rp 38.800 per hari atau sekitar Rp980.000 sebulan.
Sebagai salah satu lokasi destinasi wisata, Lombok tidak hanya kaya akan keindahan dan panorama alamnya. Lombok temyata juga terkenal surga bagi para perajin tradisional.Berbagai karya seni kerajinan tradisional dapat ditemukan di Lombok. Mulai dari sasambo, sejenis batik khas daerah Lombok dengan motif kangkung, perhiasan muri ara, keramik, kayu hingga gerabah.
Meski kerajinan di Lombok juga sering dijumpai di daerah lain di Indonesia seperti di Yogyakarta yang terkenal akan kota seninya, ada satu hasil karya seni kerajinan di Lombok yang berbeda dari daerah lain, yakni kera j inan gerabah berbahan kulit asam. Gerabah yang hanya bisa ditemukan di Lombok ini berbahan dasar daribiji asam jawa. Melalui prosespenumbukan, perebusan, dan penyaringan, biji asam jawa akan berubah bentuk menjadi semacam tanah liat sehingga mudah dibentuk. Gerabah khas Lombok ini pun tidak memerlukan pengecatan khusus, sebab tekstur warna biji asam jawa akan muncul secara alami. Kreasi lain dari gerabah Lombok adalahdengan tempelan kulit telur yang dilukis motif barik.
Nurul Aini, salah satu pembina kerajinan gerabah di Desa Banyu Mulek, Kecamatan Kediri, Lombok Barat mengatakan, Lombok merupakan daerah yang kaya akan perajin.
Sedikitnya 3.600 perajin gerabah tinggal di Desa Banyu Mulek. Itu baru satu desa, belum lagi desa-desa lain di Lombok. Mayoritas pekerja seni ini adalah kaum perempuan yang didik agar dapat berkreasi.
Bahkan, desa ini pun memiliki pusat pasar seni dan ruang pamer tersendiri. Dari kedua tempat inilah, produk kerajinan Lombok kemudian bisa merambah ke berbagaiwilayah di Tanah Air maupun luar negeri. Bahkan, Aini mengaku, produk kerajinsn Lombok sudah memiliki pangsa pasar tersendiri.
Dengan menggeliatnya kerajinan di Lombok, ungkap istri Kepala Desa Banyu Mulek ini secara tidak langsung meningkatkan taraf hidup dan perekonomian masyarakat. "Kita memang sengaja mengumpulkan ibu-ibu untuk membuat kreasi gerabah di sini,agar bisa membantu perekonomian keluarga," ungkap Aini. Namun, dalam perkembangannya, perkumpulan perajin gerabah akhirnya tidak lagi didominasi para kaum perempuan saja. Kini, para pria pun ikut-ikutan berkecimpung dalam bisnisyang cukup menggiurkan ini. Tidak sedikit pria Lombok memilih alih profesi sebagai perajin gerabah.
Sebelum ke Lombok, Menteri Linda berkunjungke Kendari,SulawesiTenggara. Pemprov SulawesiTenggara dijadikanpiforproject pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR)sebesarRpl juta per orang kepada 120 orang ina-ina atau ibu-ibu pedagang sayur keliling.
Salah satu figur perempuan penyokong perekonomian di Sultra adalah Mae,pengawas prosesing di salah . satu perusahaan pengepakan dan pengolahan ikan. Mae mengungkapkan, sebagian besar pekerja dalam perusahaan tempatnya bekerja adalah perempuan. Itu lantaran pekerjaan mengepak dan menyortir ikan membutuhkan kerapian dan kejelian tangan perempuan. "Ada 130 perempuan dari total pekerja 188 pekerja di sini," kata Mae.
Warga Talia, Kabupaten Abeli.ini mengungkapkan, dia dan suami saling bekerja sama untuk memperbaiki perekonomian keluarga. Mae telah bekerja sebagai buruh pabrik sejak 19 tahun lalu berbekal ijazah SMA. Saat ini penghasilannya Rp 38.800 per hari atau sekitar Rp980.000 sebulan.
Sumber: Harian Seputar Indonesia
DYAH AYU PAMELA
Lombok
Lombok