>>>LLP pacu potensi pasar kain bordir
Sesuai dengan fungsinya, Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil Menengah (LLP-KUMKM) di bawah naungan Kementerian Koperasi dan UKM memiliki tugas utama pada promosi dan pemasaran.
Pada awal Mei 2011, LLP yang dipimpin Yuana Sutyowati Barnas, mengembangkan jangkauannya dengan merekrut perajin kain bordir yang tersebar di beberapa wilayah di Tasikmalaya, Jawa Barat.
LLP juga menggandeng Yayasan Bordir Tasikmalaya yang berperan sebagai koordinator untuk menjaring hasil para perajin yang selanjutnya dipromosikan maupun dipasarkan di SME Tower di Jakarta Selatan yang merupakan gedung kebanggaan gerakan KUM KM.
Bahkan Yuana berjanji melakukan terobosan bagi pemasaran kain bordir dari Tasikmalaya, misalnya dengan membangun opini masyarakat bahwa kain produk UKM itu layak dipakai karena merupakan produk asli daerah serta berkualitas.
"Selain memiliki gerai di SME Tower, kamijuga punya online, oleh karena itu juga akan mempromosikan produk ini mclaluiici/isiVi resmi LLP. Promosi secara online juga berpotensi menarik konsumen," tutur Yuana.
Strategi lain yang ditempuh lembaga itu agar bisa meningkatkan pemasaran kain bordir, dengan menyasar kaum muda, sekaligus membangkitkan semangat dan jiwa nasional menggunakan kain bordir.LLP berharap kain bordir bisa mengikuti jejak batik yang saat ini sudah booming di kalangan generasi muda. Untuk memantapkan pemasaran itu, sasaran pemakainya tidak hanya kaum perempuan. "Kami ingin bisa dipakai kaum laki-laki."
Jika rencana berjalan mulus, setidaknya bisa meningkatkan kesejahteraan pelaku UKM sebab, pasar kain bordir semakinmembaik dengan meluasnya pangsa pasar. Itu sebabnya perlu digalang kerja sama dengan Yayasan Bordir dari Tasikmalaya.
Penggunaan kain border oleh kaum laki-laki memang masih perlu sosialisasi. Namun dengan promosi dan memasarkan kain bordir di SME Tower, Yuana optimistis upaya tersebut berhasil.
Adapun kontrak kerja sama yang telah dilakukan oleh LLP-KUMKM dengan Yayasan Bordir Tasikmalaya, merupakanlangkah awal untuk memperluas jaringan pasar produk kain bordir. Selanjutnya LLP sebagai lembaga pengelola SME Tower, juga berencana menghadirkan investor untuk berpartisipasi.
Utamanya, untuk ikut mendukung penguatan kualitas produk kain bordir yang dihasilkan pelaku usaha kecil menengah (UKM) setempat, termasuk di antaranya membuka peluang pasar ekspor, karena produk bordir Tasikmalaya memiliki kualitas prima.
"Karena potensi bordir masih terbuka untuk pasar nasional maupun internasional, LLP bersedia menjalin kerja sama melalui fasilitasi. Kerja sama ini dikembangkan, agar bordir tidak hanya diminati kaum perempuan. Kami akan terus bersinergi untuk mencapai sasaran itu."
Kerajinan kain bordir di Tasikmalaya, sudah berlangsung secara turun-temurun sehingga sentra bordir tersebar di seluruh wilayah itu. Sentra ternama adalah di Koperasi Pondok Pesantren Al-Amin di Kelurahan Tanjung, Kecamatan Kawalu, Tasikmalaya.
Kementerian Koperasi dan UKM telah menyalurkan bantuan bagi Umpat praktik keterampilan usaha (TPKU) untuk para santri."Kedepan, tidak hanya kerajinan bordir yang bisa diangkat dari wilayah itu, tetapi juga produk UKM unggulan lainnya," kata Yuana.
Sesuai dengan fungsinya, Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil Menengah (LLP-KUMKM) di bawah naungan Kementerian Koperasi dan UKM memiliki tugas utama pada promosi dan pemasaran.
Pada awal Mei 2011, LLP yang dipimpin Yuana Sutyowati Barnas, mengembangkan jangkauannya dengan merekrut perajin kain bordir yang tersebar di beberapa wilayah di Tasikmalaya, Jawa Barat.
LLP juga menggandeng Yayasan Bordir Tasikmalaya yang berperan sebagai koordinator untuk menjaring hasil para perajin yang selanjutnya dipromosikan maupun dipasarkan di SME Tower di Jakarta Selatan yang merupakan gedung kebanggaan gerakan KUM KM.
Bahkan Yuana berjanji melakukan terobosan bagi pemasaran kain bordir dari Tasikmalaya, misalnya dengan membangun opini masyarakat bahwa kain produk UKM itu layak dipakai karena merupakan produk asli daerah serta berkualitas.
"Selain memiliki gerai di SME Tower, kamijuga punya online, oleh karena itu juga akan mempromosikan produk ini mclaluiici/isiVi resmi LLP. Promosi secara online juga berpotensi menarik konsumen," tutur Yuana.
Strategi lain yang ditempuh lembaga itu agar bisa meningkatkan pemasaran kain bordir, dengan menyasar kaum muda, sekaligus membangkitkan semangat dan jiwa nasional menggunakan kain bordir.LLP berharap kain bordir bisa mengikuti jejak batik yang saat ini sudah booming di kalangan generasi muda. Untuk memantapkan pemasaran itu, sasaran pemakainya tidak hanya kaum perempuan. "Kami ingin bisa dipakai kaum laki-laki."
Jika rencana berjalan mulus, setidaknya bisa meningkatkan kesejahteraan pelaku UKM sebab, pasar kain bordir semakinmembaik dengan meluasnya pangsa pasar. Itu sebabnya perlu digalang kerja sama dengan Yayasan Bordir dari Tasikmalaya.
Penggunaan kain border oleh kaum laki-laki memang masih perlu sosialisasi. Namun dengan promosi dan memasarkan kain bordir di SME Tower, Yuana optimistis upaya tersebut berhasil.
Adapun kontrak kerja sama yang telah dilakukan oleh LLP-KUMKM dengan Yayasan Bordir Tasikmalaya, merupakanlangkah awal untuk memperluas jaringan pasar produk kain bordir. Selanjutnya LLP sebagai lembaga pengelola SME Tower, juga berencana menghadirkan investor untuk berpartisipasi.
Utamanya, untuk ikut mendukung penguatan kualitas produk kain bordir yang dihasilkan pelaku usaha kecil menengah (UKM) setempat, termasuk di antaranya membuka peluang pasar ekspor, karena produk bordir Tasikmalaya memiliki kualitas prima.
"Karena potensi bordir masih terbuka untuk pasar nasional maupun internasional, LLP bersedia menjalin kerja sama melalui fasilitasi. Kerja sama ini dikembangkan, agar bordir tidak hanya diminati kaum perempuan. Kami akan terus bersinergi untuk mencapai sasaran itu."
Kerajinan kain bordir di Tasikmalaya, sudah berlangsung secara turun-temurun sehingga sentra bordir tersebar di seluruh wilayah itu. Sentra ternama adalah di Koperasi Pondok Pesantren Al-Amin di Kelurahan Tanjung, Kecamatan Kawalu, Tasikmalaya.
Kementerian Koperasi dan UKM telah menyalurkan bantuan bagi Umpat praktik keterampilan usaha (TPKU) untuk para santri."Kedepan, tidak hanya kerajinan bordir yang bisa diangkat dari wilayah itu, tetapi juga produk UKM unggulan lainnya," kata Yuana.
Sumber : Bisnis Indonesia