>>>>Ketelatenan Supaat Berdagang Bunga Berbuah Sukses
Sejak Awal Selalu Setia pada Mawar
Menjadi pedagang bungasegar berisiko tinggi. Berkatkerja keras Supaat selama 26tahun, pedagang di Pasar Bunga Kayoon itu bisa untung besar.
SEJAK awal membuka usaha, Supaat sadar bahwa usaha yang dipilihnya bukan tanpa risiko. Justru usahanya tersebut memiliki tingkat risiko yang tidak sedikit. "Berdagang bunga segar itu tidak gampang," katanya saat ditemui di Pasar Bunga Kayoon kemarin (2/6). Sebab, lanjut dia, bunga segar hanya bertahan sekitar empat hari jika kualitas bunga cukup baik.
Menurut dia, jika tidak sedang hoki, bisa-bisa keuntungan yang diinginkan tidakmampir di tangan. Bahkan, ada peluang besar merugi jika ternyata bunga yang dibeli dari petani tidak laku di pasaran.
Namun, risiko tersebut tidak menghalangi pria 50 tahun itu untuk tetap berdagang. Bah-kan, dia berupaya sekuat tenaga untuk memajukan usaha yang dipilihnya tersebut Bapak tiga anak itu tidak pernah mengeluh, meski dia harus melalui liku-liku dalam mengembangkan usahanya. "Dulu, jualannya ngemper,jadi PKL (pedagang kaki lima),* ceritanya.
Bunga yang dijualnya saat itu tidak sebanyak sekarang. Bunga-bunga segar tersebut dibeli dari Batu. Berangkat malam, pulang pagi. Sesampainya di Surabaya, dia menjual sendiri bunga-bunga tersebut. "Paling banyak bunga mawar," tuturnya soal jenis bunga yang dijajakan.Alasannya, setiap hari ada saja pembeli yang mencari mawar. Selain itu, bunga mawar mendatangkan keuntungan cukup besar. Apalagi saat pembeli meminta rangkaian bunga
Alasan menuruti pelanggan pula yang membuat Supaat melebarkan sayap usahanya. Pada 2001 dia meramaikan pasar bunga timan.Atas ketelatenannya, dia bisa mendapatkan pemasukan sekitar Rp 50 juta setiap bulan. Dengan dibantu empat pegawai, dia terus mengembangkan usaha yang dimiliki Sekarang saya tidak perlu menbeli bunga sendiri ke Batu. Tinggal telepon," katanya.
Sejak Awal Selalu Setia pada Mawar
Menjadi pedagang bungasegar berisiko tinggi. Berkatkerja keras Supaat selama 26tahun, pedagang di Pasar Bunga Kayoon itu bisa untung besar.
SEJAK awal membuka usaha, Supaat sadar bahwa usaha yang dipilihnya bukan tanpa risiko. Justru usahanya tersebut memiliki tingkat risiko yang tidak sedikit. "Berdagang bunga segar itu tidak gampang," katanya saat ditemui di Pasar Bunga Kayoon kemarin (2/6). Sebab, lanjut dia, bunga segar hanya bertahan sekitar empat hari jika kualitas bunga cukup baik.
Menurut dia, jika tidak sedang hoki, bisa-bisa keuntungan yang diinginkan tidakmampir di tangan. Bahkan, ada peluang besar merugi jika ternyata bunga yang dibeli dari petani tidak laku di pasaran.
Namun, risiko tersebut tidak menghalangi pria 50 tahun itu untuk tetap berdagang. Bah-kan, dia berupaya sekuat tenaga untuk memajukan usaha yang dipilihnya tersebut Bapak tiga anak itu tidak pernah mengeluh, meski dia harus melalui liku-liku dalam mengembangkan usahanya. "Dulu, jualannya ngemper,jadi PKL (pedagang kaki lima),* ceritanya.
Bunga yang dijualnya saat itu tidak sebanyak sekarang. Bunga-bunga segar tersebut dibeli dari Batu. Berangkat malam, pulang pagi. Sesampainya di Surabaya, dia menjual sendiri bunga-bunga tersebut. "Paling banyak bunga mawar," tuturnya soal jenis bunga yang dijajakan.Alasannya, setiap hari ada saja pembeli yang mencari mawar. Selain itu, bunga mawar mendatangkan keuntungan cukup besar. Apalagi saat pembeli meminta rangkaian bunga
Alasan menuruti pelanggan pula yang membuat Supaat melebarkan sayap usahanya. Pada 2001 dia meramaikan pasar bunga timan.Atas ketelatenannya, dia bisa mendapatkan pemasukan sekitar Rp 50 juta setiap bulan. Dengan dibantu empat pegawai, dia terus mengembangkan usaha yang dimiliki Sekarang saya tidak perlu menbeli bunga sendiri ke Batu. Tinggal telepon," katanya.
Sumber : Jawa Pos
MAYA APRIL1ANI
MAYA APRIL1ANI