>>>>>Kelinci Hias, Lucu dan Menguntungkan
Tahukah Anda, kelinci yang lucu dan menggemaskan dapat menjadi peluang bisnis yang menguntungkan? Apalagi kelinci hias. Kelinci jenis ini harganya bisa sepuluh kali lipat harga kelinci konsumsi yang biasa kita temui dan dipelihara di rumah. Tidak hanya itu, urin dan kotorannya pun dapat menjadi uang.
Untuk memenuhi selera konsumen, ada baiknya Anda tidak hanya mengandalkan jenis kelinci lokal saja. Kita juga perlu membudidayakan beberapa jenis kelinci hias dari luar negeri. Beberapa di antaranya cukup populer, seperti jenis Lop, Angora, Rex, Hotot, Dutch, Dwarf, Lion, serta Flemish Giant. Oleh sebab itu, nilai jualnya tergolong tinggi dan tentu saja sangat memuaskan bila Anda memilikinya.
Tidak hanya itu, Anda juga perlu mengetahui perbedaan antara kelinci lokal dan impor. Misalnya, dari segi fisik, bagian mulut dan telinga kelinci lokal lebih panjang. Tubuhnya relatif lebih besar dengan bobot sekitar 2 - 3 kg dan biasanya, terdapat pola-pola di atas bulu. Di sisi lain, kelinci impor lebih variatif, baik dari ciri fisik maupun motif. Contohnya, ada kelinci yang memiliki kuping turun, kuping kecil, dan lain-lain. Ditambah, beratnya juga biasanya lebih ringan dari kelinci lokal. Seekor kelinci Hotot yang paling besar, misalnya, bobot tubuhnya hanya mencapai 1,5 kg. Meskipun begitu, ada juga kelinci impor (Flemish Giant) yang bobotnya dapat mencapai 10 kg per ekor.
Budidaya kelinci hias pada umumnya dilakukan orang karena keuntungannya cukup menggiurkan. Bayangkan saja, dalam kurun waktu yang relatif pendek (usia 6 bulan), binatang ini sudah siap kawin. Masa hamilnya juga relatif pendek, yaitu 29-31 hari. Ditambah, sekali reproduksi, seekor kelinci dapat menghasilkan 4-12 ekor anak sekaligus, artinya tidak butuh waktu lama untuk mencapai titik impas usaha.
Untuk lebih jelas mengenai keuntungan budidaya kelinci hias ini, mari kita hitung lebih terperinci. Kelinci hias mulai memiliki nilai jual setelah 2,5 bulan dan dalam setahun seekor, indukan mengalami tiga kali masa kawin. Apabila dalam sekali masa kawin menghasilkan 5 ekor anak, dalam setahun seekor kelinci hias dapat menghasilkan 15 ekor anak.
Tahukah Anda, kelinci yang lucu dan menggemaskan dapat menjadi peluang bisnis yang menguntungkan? Apalagi kelinci hias. Kelinci jenis ini harganya bisa sepuluh kali lipat harga kelinci konsumsi yang biasa kita temui dan dipelihara di rumah. Tidak hanya itu, urin dan kotorannya pun dapat menjadi uang.
Untuk memenuhi selera konsumen, ada baiknya Anda tidak hanya mengandalkan jenis kelinci lokal saja. Kita juga perlu membudidayakan beberapa jenis kelinci hias dari luar negeri. Beberapa di antaranya cukup populer, seperti jenis Lop, Angora, Rex, Hotot, Dutch, Dwarf, Lion, serta Flemish Giant. Oleh sebab itu, nilai jualnya tergolong tinggi dan tentu saja sangat memuaskan bila Anda memilikinya.
Tidak hanya itu, Anda juga perlu mengetahui perbedaan antara kelinci lokal dan impor. Misalnya, dari segi fisik, bagian mulut dan telinga kelinci lokal lebih panjang. Tubuhnya relatif lebih besar dengan bobot sekitar 2 - 3 kg dan biasanya, terdapat pola-pola di atas bulu. Di sisi lain, kelinci impor lebih variatif, baik dari ciri fisik maupun motif. Contohnya, ada kelinci yang memiliki kuping turun, kuping kecil, dan lain-lain. Ditambah, beratnya juga biasanya lebih ringan dari kelinci lokal. Seekor kelinci Hotot yang paling besar, misalnya, bobot tubuhnya hanya mencapai 1,5 kg. Meskipun begitu, ada juga kelinci impor (Flemish Giant) yang bobotnya dapat mencapai 10 kg per ekor.
Budidaya kelinci hias pada umumnya dilakukan orang karena keuntungannya cukup menggiurkan. Bayangkan saja, dalam kurun waktu yang relatif pendek (usia 6 bulan), binatang ini sudah siap kawin. Masa hamilnya juga relatif pendek, yaitu 29-31 hari. Ditambah, sekali reproduksi, seekor kelinci dapat menghasilkan 4-12 ekor anak sekaligus, artinya tidak butuh waktu lama untuk mencapai titik impas usaha.
Untuk lebih jelas mengenai keuntungan budidaya kelinci hias ini, mari kita hitung lebih terperinci. Kelinci hias mulai memiliki nilai jual setelah 2,5 bulan dan dalam setahun seekor, indukan mengalami tiga kali masa kawin. Apabila dalam sekali masa kawin menghasilkan 5 ekor anak, dalam setahun seekor kelinci hias dapat menghasilkan 15 ekor anak.
Dengan demikian, bila dijual Rp75.OOO - Rpi 00.000 per ekor, maka dalam waktu setahun, Anda dapat menghasilkan pendapatan hingga Rpl.500.000. Tidak hanya itu, meskipun sudah tidak produktif, indukan yang kelinci hias masih memiliki nilai ekonomis sebagai hewan potong."
Sumber : Harian Ekonomi Neraca