>>>>>>Resep Memulai Usaha Harus SIRIK
Jakarta% Kalaumauduruyadoir"1. Ungkapan itu dilontarkan Marius Widyarto Wiwied. pemilik pabrik kaus merek C59 dalam seminar "Meledakkan Bisnis ala Raja-Raja Bisnis Bandung" yang diselenggarakan SIXDO akhir pekan lalu di Jakarta. Pria yang akrab disapa Wiwied itu mengatakan, kesungguhan adalah kunci sukses berwirausaha.
"Resep untuk memulai usaha itu kita harus SIRIK. Artinya harus Suka dengan pekerjaannya, punya Imajinasi, membangun Relasi, Inovatif, dan Kreatif," ujarnya disambut tawa ratusan peserta seminar yang terdiri dari mahasiswa hingga pengusaha.
Wi wied mengungkapkan, bisnis pembuatan kaus C59 dirintis pada 12 Oktober 1980 di rumahnya, Jalan Caladi Nomor 59. Bandung. Inilah asal usul nama C59 yang bergerak di bidang pesanan r-shirt bergambar. Bersama Maria Gore ti. sang istri, Wiwied mengumpulkan modal awal sebesar Rp5 juta yang didapal dari hasil menjual kado pernikahan untuk membeli satu mesin jahit dan dua mesin obras.
Pria kelahiran Solo itumenyadari usahanya tak mungkin berkembang tanpa kreativitas dan inovasi. Maka itu, dia mengembangkan model kaus dengan sablon karet yang tidak luntur atau hilang bila terkena hujan atau dicuci berulang kah. Berkat inovasi ini, nama C59 meroket diperkuat dengan ciri khas kaus tanpa jahitan pinggir.
"Untuk mengembangkan produk harus ada sedikit research and deivlopment (RD) agar produk kita beda dengan yang lain. Misalnya kaos dengan desain unik atau kata-kata nyeleneh," tuturnya.
Wiwied juga menyadari pentingnya membangunjejaring untuk memperluas usaha. Berkat je j aring yang dibangun bersama sejumlah komunitas dan promosi online, usaha CS9 berkembang. Membangun je jaring ini menurut Wiwied lebih efektif menjangkau pelanggan ketimbang membuka gerai di mana-mana.
Tiga puluh tahun berselang, kini Wiwied sudah bisa mempekerjakan 559 karyawan dan memiliki beberapa kantor cabang di antaranya di Bandung, Yogyakarta. Surabaya, dan Bali. Agar konsumen selalu mengingat produknya. Wi wied kerap berinovasi sepertimenggelar acara Cilik 59, berupa lomba menggambar di atas kaus untuk anak-anak dan memproduksi baju renang muslimah bagi Comunitas Santri Gaul (CSgyangidentik dengan C59).
Sementara itu Sigit, salah satu pemilik warung makan Ampera, pada kesempatan yang sama juga berbagi tips menjalankan usaha. Menurut dia. konsistensi dan keseriusan adalah dua kunci yang menjadikan pendiri warung makan Ampera, Tatang Sujani, sukses menjalankan usahanya. "Ayah t.Tatang Sujani)itu perfeksionis. Memotongtempe atau memilih ikan mas pun dilakukan sendiri. Tapi dari perfeksionisnya itulah, beliau bisa mempertahankan kualitas," ujar Sigit tentang sang mertua.Tatang Sujani.
Dia mengungkapkan, warung nasi Ampera bermula dari warung tenda sederhana di Bandung yang menjadi penyuplai nasi bungkus bagi para tentara. Warung nasi ini mulai berkibar pada 1960 dan menjadi langganan para tukang becak dan sopir angkutan di Terminal Kebon Kelapa, Bandung. Kini, warung nasi Ampera telah memiliki 80 gerai antara lain di Bandung, Jakarta, dan Palembang. Pelanggannya pun berasal dari berbagai kalangan.
Selain C59 dan warung nasi Ampera, seminar sedianya juga akah dihadiri pemilik Kagum Group, Henry Husada. Namun, Henry batal hadir lantaran sakit dan diwakili humas pribadinya. Menurut humasnya, bisnis Kagum Group yang berbasis di Bandung saat ini sudah merambah sejumlah sektor seperti hotel, apan emen. usaha penerbangan dengan rute Bandung-Malaysia, kuliner, dan f esy en dengan puluhan factory outlet. Seminar vang berlangsung empat jam itu didukung Toyota, HSBCdanur Universi ty.
Sumber: Harian Seputar Indonesia
Jakarta% Kalaumauduruyadoir"1. Ungkapan itu dilontarkan Marius Widyarto Wiwied. pemilik pabrik kaus merek C59 dalam seminar "Meledakkan Bisnis ala Raja-Raja Bisnis Bandung" yang diselenggarakan SIXDO akhir pekan lalu di Jakarta. Pria yang akrab disapa Wiwied itu mengatakan, kesungguhan adalah kunci sukses berwirausaha.
"Resep untuk memulai usaha itu kita harus SIRIK. Artinya harus Suka dengan pekerjaannya, punya Imajinasi, membangun Relasi, Inovatif, dan Kreatif," ujarnya disambut tawa ratusan peserta seminar yang terdiri dari mahasiswa hingga pengusaha.
Wi wied mengungkapkan, bisnis pembuatan kaus C59 dirintis pada 12 Oktober 1980 di rumahnya, Jalan Caladi Nomor 59. Bandung. Inilah asal usul nama C59 yang bergerak di bidang pesanan r-shirt bergambar. Bersama Maria Gore ti. sang istri, Wiwied mengumpulkan modal awal sebesar Rp5 juta yang didapal dari hasil menjual kado pernikahan untuk membeli satu mesin jahit dan dua mesin obras.
Pria kelahiran Solo itumenyadari usahanya tak mungkin berkembang tanpa kreativitas dan inovasi. Maka itu, dia mengembangkan model kaus dengan sablon karet yang tidak luntur atau hilang bila terkena hujan atau dicuci berulang kah. Berkat inovasi ini, nama C59 meroket diperkuat dengan ciri khas kaus tanpa jahitan pinggir.
"Untuk mengembangkan produk harus ada sedikit research and deivlopment (RD) agar produk kita beda dengan yang lain. Misalnya kaos dengan desain unik atau kata-kata nyeleneh," tuturnya.
Wiwied juga menyadari pentingnya membangunjejaring untuk memperluas usaha. Berkat je j aring yang dibangun bersama sejumlah komunitas dan promosi online, usaha CS9 berkembang. Membangun je jaring ini menurut Wiwied lebih efektif menjangkau pelanggan ketimbang membuka gerai di mana-mana.
Tiga puluh tahun berselang, kini Wiwied sudah bisa mempekerjakan 559 karyawan dan memiliki beberapa kantor cabang di antaranya di Bandung, Yogyakarta. Surabaya, dan Bali. Agar konsumen selalu mengingat produknya. Wi wied kerap berinovasi sepertimenggelar acara Cilik 59, berupa lomba menggambar di atas kaus untuk anak-anak dan memproduksi baju renang muslimah bagi Comunitas Santri Gaul (CSgyangidentik dengan C59).
Sementara itu Sigit, salah satu pemilik warung makan Ampera, pada kesempatan yang sama juga berbagi tips menjalankan usaha. Menurut dia. konsistensi dan keseriusan adalah dua kunci yang menjadikan pendiri warung makan Ampera, Tatang Sujani, sukses menjalankan usahanya. "Ayah t.Tatang Sujani)itu perfeksionis. Memotongtempe atau memilih ikan mas pun dilakukan sendiri. Tapi dari perfeksionisnya itulah, beliau bisa mempertahankan kualitas," ujar Sigit tentang sang mertua.Tatang Sujani.
Dia mengungkapkan, warung nasi Ampera bermula dari warung tenda sederhana di Bandung yang menjadi penyuplai nasi bungkus bagi para tentara. Warung nasi ini mulai berkibar pada 1960 dan menjadi langganan para tukang becak dan sopir angkutan di Terminal Kebon Kelapa, Bandung. Kini, warung nasi Ampera telah memiliki 80 gerai antara lain di Bandung, Jakarta, dan Palembang. Pelanggannya pun berasal dari berbagai kalangan.
Selain C59 dan warung nasi Ampera, seminar sedianya juga akah dihadiri pemilik Kagum Group, Henry Husada. Namun, Henry batal hadir lantaran sakit dan diwakili humas pribadinya. Menurut humasnya, bisnis Kagum Group yang berbasis di Bandung saat ini sudah merambah sejumlah sektor seperti hotel, apan emen. usaha penerbangan dengan rute Bandung-Malaysia, kuliner, dan f esy en dengan puluhan factory outlet. Seminar vang berlangsung empat jam itu didukung Toyota, HSBCdanur Universi ty.
Sumber: Harian Seputar Indonesia
INDA SUSANTI