" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Bisnis Rental Studio Musik Kian Diminati

Bisnis Rental Studio Musik Kian Diminati


>>>>>>Bisnis Rental Studio Musik Kian Diminati

Tingginya tingkat apresiasi seni musik di kalangan anak muda di semua daerah di Tanah Air, membuat makin menjamurnya studio musik yang tak hanya ada di pusat-pusat keramaian tetapi juga di gang-gang sempit.

NERACA. Bisnis hiburan saat ini telah sedemikian maju dan industri musik termasuk salah satunya. Kalau dahulu cita-cita menggantungkan hidup . sebagai seniman kerap menjadi bahan tertawaan, kini sebaliknya menjadi artis banyak didamba sebagai jalan pintas keberhasilan khususnya dalam hal materi.

Kian meningginya animo bermain musik tersebut karena terpompa maraknya band-band pendatang baru di kanaah musik nasional yang berhasil menggapai sukses. Dan kebanyakan band-band baru itu datang dari daerah. Faktanya pada jaman dahulu barangkali masih gampang menghafal nama-nama penyanyi atau grup band terkenal di tanah air ini. Namun sekarang hal itu jauh lebih sulit, mengingat namanama baru karena tiap tahun pasti muncul silih-berganti.

Menurut Fikri Satriawan, pemilik DRay Studio, menuturkan perkembanganmusik Indonesia saat ini, dilihat dari banyaknya komunitas band musik anak-anak muda, dapat dikatakan masih sangat cerah. Fikri menyampaikan kalau kita mengamati, banyaknya bakat-bakat muda yang berlatih di studionya dan hal ini secara tidak langsung menjadi isyarat, bahwa komunitas musik telah menjamur hingga pelosok dan merupakan angin segar bagi bisnis rental studio musik sebagai ajang latihan.

Komunitas grup musik pemakai jasa rental malah datang dari segala usia. Selama musik masih ada bisnis studio tidak pernah mati, sebab selama masih ada anak-anak yang nge-band pasti mereka butuh fasilitas, jelas Fikri. Investasi untuk membuat sebuah studio musik boleh dikatakan lumayan besar. Studio profesional di lokasi yang eksklusif jelas sangat mahal. Dana yang dihabiskan mencapai miliaran rupiah. Namun Fikri lebih memilih membidik studiokelas menengah, meskipun tetap memperhatikan kualitas namun tidak terlalu menyedot banyak uang.

Biaya pertama kali yang harus dikeluarkan biasanya untuk renovasi tempat.

Dibutuhkan sekitar Rp 20 juta untuk membuat tiga ruangan kedap suara, masing-masing dipakai untuk tempat latihan maupun rekaman. Untuk kelengkapan alat-alat musik bisa menghabiskan anggaran sekitar

Rp 50 juta ditambah peralatan recording kurang lebih Rp 20juta.

Menurut Rifki, soal alat pun menurutnya tidak harus kelas satu yang penting penataan ruangan akustik serta sound system bagus maka hasilnya pasti sudah nyaman buat latihan. Ruangan besar tetapi jika penataan sound system kurang pas mengakibatkan bunyi yang dikeluarkan akan saling bertabrakan. Sama seperti usaha lainnya, lokasi seringkali sangat menentukan. Tempat yang paling ideal tentu saja yang paling gampang diakses atau di pinggir jalan raya. Tidak terlalu jauh dari jalan besar, hanya masuk sedikit beda satu rumah. Jadi tidak terlalu bising dan nyaman buat latihan.

Tarif menjadi acuan bagi besaran pemasukan studio, tarif sewa pasaran pada umumnya ada di kisaran Rp 30 ribu perjam. Untuk penentuan tarif umumnya ada dua jenis, dengan per jam atau bisa juga dengan shift (1 shift = 3jam) namun untuk penggunaan tarif dengan sistem shift, harus di sesuaikan dengan lingkungan sekitar, apabila yang datang dari kalangan anak-anak muda, terkadang agak sulit untuk menggunakan sistem tersebut. Hal ini disebabkan pada faktor dana. Sedangkan untuk recording umumnya berkisar di harga Rp 150 - 250 ribu per shift atau selama 3 jam. Dan yang lain biasanya per shift selama 6-7 jam dengan harga di atas Rp 300-500 ribu.

Untuk kebutuhan studio rekaman, tidak hanya menjadi target pada anak-anak band saja, Malah uniknya banyak studio yang kerap disewa untuk rekaman operet atau lagu-lagu rohani. Namun seperti banyak studio lain, dalam seminggu umumnya ramai hanya pada tiga hari terakhir, Jumat, Sabtu, dan Minggu. Biasanya sejak jam bubaran sekolah hingga malam hari penuh sesak. Hari-hari biasa sudah untung kalau terisi beberapa jam saja. Menariknya dibandingkan dengan bisnis lain, antar studio musik tidak akan terjadi persaingan, lebih-lebih persaingan tidak sehat. Sebaliknya seorang pengelola studio umunya merasa senang apabila terdapat beberapa lokasi berdekatan sehingga mana kala salah satu lokasi telah penuh maka yang tidak kebagian tempat dapat dicarikan alternatif di lokasi lain.(Rangga)

 Sumber: Harian Neraca


Entri Populer