" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Detergen Lerak yang Alami dan Ramah Lingkungan

Detergen Lerak yang Alami dan Ramah Lingkungan


>>>>>Detergen Lerak yang Alami dan Ramah Lingkungan


Detergen lerak tak hanya ramah lingkungan, tapi juga ampuh membersihkan kotoran dan mengawetkan warna pakaian. Permintaan sabun cuci cair ini terus meningkat. Produsen detergen dari biji pohon lerak tersebut bisa mengantongi pemasukan hingga Rp 50 juta per bulan.

LIMBAH rumah tangga berupa air belcas cucian baju yang berisi detergen merupakan bahan pencemar lingkungan. Selain mengotori air tanah, air yang mengandung detergen juga bisa mengganggu ekosistem sungai.

Soalnya, detergen mengandung bahan kimia, seperti fosfat, silikat, dan pewarna yang berbahaya bagi kelestarian air. Karena itu, seiring dengan semangat melestarikan lingkungan, muncullah bermacam detergen yang ramah lingkungan sehingga tidak merusak alam.

Salah satunya, detergen yang memakai Sapiiulnsrarak de candole atau yang populer dengan sebutan lerak alias lamuran sebagai bahan baku. Lerak adalah pohon dengan kualitas kayu yang setara dengan kayu jati dan banyak tumbuh di Pulau Jawa dan Sumatera.

Nah, biji pohon itu mengandung saponin yang menghasilkan busa dan berfungsi sebagai bahan pehcuci dan pembersih. Byi lerak terbungkus kulit cukup keras bulat seperti kelereng. Kalau sudah masak, warnanya coklat kehitaman dan permukaan licin dan mengilaL

Tak hanya pakaian, byi lerak juga bisa dimanfaatkan sebagai pembersih berbagai perkakas memasak. Saat ini, detergen lerak banyak dipakai untuk mencuci kain batik guna menjaga kualitas warna sehingga tidak kusam.

Firdaus Romdhani, produsen detergen lerak dengan merek Sidomukti di Solo, Jawa Tengah, bilang, sebagai kota batik, permintaan detergen ramah lingkungan ini di Solo terus menanjak dua tahun terakhir. "Detergen lerak lebih ramah lingkungan, sebab 90% bahan bakunya berasal dari ekstrak b\ji lerak yang alami," katanya

Tak cuma ramah lingkungan, menurut Romdhani, detergen lerak juga lebih baik dibandingkan dengan detergen berbahan kimia Pasalnya, warna kain yang dicuci dengan detergen lerak tidak mudah pudar dan kusam dalam jangka waktu lama. Sehingga, kain menjadi lebih awet "Detergen leraksangat baik untuk mencuci kain berwarna Sayang kan jika baju mahal tidak dirawat dengan baik," ujarnya.

Saban bulan, Romdhani memproduksi 150 karton atau 1.800 botol detergen lerak dengan ukuran 300 mililiter (ml). Hargajual per botol Rp 10.000. Itu harga eceran, kalau membeli dalam jumlah banyak, harganya bisa lebih murah lagi.

Selain Solo, Romdhani menjual detergen lerak buatannya di Yogyakarta, Semarang,, dan Cirebon. Pembelinya tidak hanya perorangan saja, tapi juga para perajin dan toko batik. Khusus perajin batik, ia melayani pembelian dalambotol ukuran 1 liter. Romdhani bisa meraup pendapatan Rp 12 juta sebulan. Cara pemakaiannya,

detergen dicampurkan ke dalam air suam-suam kukui atawa hangat. Aduk sampai rata dan siap digunakan untuk mencuci pakaian.

Pembuatan mudah

Produsen detergen lerak lainnya yakni, Robert Afros Sultansyah di Sidoarjo, Jawa Timur. Di bawah bendera Nusantara Mandiri Co, ia membuat detergen lerak dengan merek Sabun Sari Lerak. Kapasitas produksinya lumayan besar, 500 botol ukuran 500 cc per hari.

Robert memasarkan detergen lerak bikinannya di wilayah Sidoarjo dengan harga Rp 15.000 per botol. Tiap bulan, ia mampu meraup omzet hingga Rp 40 juta sampai Rp 50 juta.

Untuk memproduksi sabun cuci lerak, sebenarnya cukup mudah. Romdhani menjelaskan, ada beberapa tahap dalamroses pembuatan detergen ini. Pertama-tama, merebus byi lerak selama satu dua jam. Setelah itu, byi lerak akan menghasilkan semacam minyak.

Setelah mendapatkan tingkat kekentalan yang diinginkan, air rebusan byi lerak kemudian disaring. Hasil saringan lalu didiamkan beberapa saat sampai dingin. Habis itu sudah bisa langsung dikemas ke dalam botol. Gampang bukan?

Lantaran ekstrak biji lerak memiliki aroma khas yangtidak semua konsumen suka, kita bisa memberikan campuran balian pewangi dalamjumlah sangat sedikit, tidak lebih 1% dari volume ekstrak byi lerak.

Robert mengatakan, untuk menghasilkan 500 botol detergen lerak cair ukuran 500 cc, paling tidak butuh dua kuintal byi lerak. Sedangkan, Romdhani memerlukan sekitar 1 kuintal byi lerak untuk membuat 1.800 botol sabun cuci lerak berukuran 300 ml.

"Banyak sedikitnya byi lerak yang dipakai tergantung tingkat kepekatan yang ingin dibuat," ungkap Romdhani. Ia menambahkan, seluruhproses pembuatan detergen lerak akan menyusulkan ukuran byi lerak 10%.

Tidak terlalu sulit mendapatkan byi lerak. Robert mengaku memperoleh bahan baku tersebut dari pengepul yang ada di Sidoarjo. "Cukup mudah didapat," kata Robert. Namun, kadang kala ia juga mendatangkan byi lerak dari sejumlah wilayah di Jawa Tengah semisal Klaten.

Romdhani juga tidak menemui banyak kesulitan untuk mendapatkan pasokan byi lerak. Sama seperti Robert, ia memperoleh bahan baku itu dari pengepul di wilayah Surakarta, Semarang, Ambarawa, Wonogiri,serta Wonosari.

Baik Romdhani dan Robert yakin, ke depan, permintaan detergen lerak bakal semakin meningkat. Soalnya, batik mulai menjadi primadona di negeri sendiri. Sehingga, industri batik lokal akan semakin tumbuh.

Apalagi, tingkat kesadaran masyarakat akan pelestarian lingkungan semakin tinggi. Sehingga, mereka akan memakai bahan-bahan yang ramah lingkungan seperti, detergen lerak. Dan, sabun cuci ini merupakan warisan budaya nasional. "Karena, sudah dipakai sejak zaman dulu, jadi harus dilestarikan," tambah Romdhani.

Sumber : Harian Kontan
Handoyo

Entri Populer