>>>>>Capacity Building Tingkatkan Produktivitas UMKM
Kesuksesan suatu usaha tak hanya ditentukan oleh tekad dan permodalan yang kuat Program pengembangan kapasitas (capacity building) penting dijalankan guna meningkatkan kecakapan usaha dan mengoptimalkan produktivitas.
Capacity building didefinisikan sebagai pembangunan kemampuan atau kecakapan manusia melalui proses pembelajaran, yakni pendidikan, pengajaran, dan pelatihan. Dalam sepuluh tahun terakhir, konsep capacity building diadopsi oleh institusi pemerintah dan swasta untuk mengatasi berbagai masalah sosial, ekonomi dan lingkungan. Dari segi ekonomi, muaranya adalah pemahaman, keterampilan serta kecakapan individu atau kelompok yang memungkinkan untuk bekerja lebih efektif dan produktif.
Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo mengatakan, program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BNI tak hanya menyalurkan dana berupa kredit kemitraan bagi pengusaha kecil, melainkan juga membekali mereka dengan program capacity building. Program tersebut berupa kegiatan pembinaan, pelatihan, pendidikan atau pemagangan yang menyangkut peningkatan produktivitas mitra binaan.
"Capacity building penting dilakukan untuk menambah pengetahuan dan wawasan, sehingga produktivitas mitra binaan meningkat. Selain itu sebagai daya ungkit. penggerak dan motivasi mitra binaan untuk meningkatkan produktivitas dan kemampuan bersaing," tegasnya.
Sejak 2009, BNI telah menggelar program capacity building bagi sekitar 3.000 mitra binaan di seluruh Indonesia. Menurut Gatot, dana untuk program pengembangan kapasitas ini dialokasikan dari anggaran program kemitraan sebagai beban pembinaan yang bersifat hibah dan besarnya maksimal 20% dari dana program kp pada tahun berjalan.
"Program kemitraan kami gulirkan dengan tujuan meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba perusahaan," paparnya.
Secara umum, ungkap Gatot, para mitra binaan yang diikutkan dalam program capacity bui Wing BNI akan dibekali berbagai kegiatan yang meliputi materi khusus dan umum. Materi khusus dimaksud adalah materi-materi yang dibutuhkan dan terkait dengan produk yang dihasilkan oleh mitra binaan. Sebagai contoh, materi pembuatan motif kain songket yang diberikan bagi mitra binaan yang memproduksi songke t.Sedangkan materi umum adalah materi-materi pendukung produktivitas mitra binaan seperti pembukuan, pemasaran, dan motivasi.
Gatot memaparkan beberapa Kampoeng BNI yang telah mendapatkan capacity building Ani BNI Di antaranya pada 4-6 Mei 2010,100 mitra binaan Kampoeng BNI Jagung di Desa Mekar Jaya, Ciamis, mendapatkan pelatihan seperti menanam jagung, pemasaran, pembukuan, dan motivasi. Demikian halnya dengan 100 mitra binaan di Kawasan Bunga Rawa Belong yang mendapat pelatihan serupa pada 1-2 November 2010.
Belum lama ini, Kampoeng BNI Pemberdayaan Wanita di Cisarua Bogor juga mendapat pelatihan tentang pemasaran, pembukuan, dan motivasi, yang diikuti 100 peserta.Tak kalah beruntung adalah para ibu dan remaja wanita penenun kain songket di Kampoeng BM Tenun Sumsel yang sejak 2009 telah empat kali mendapat pelatihan. CTI bersama BNI selaku penyandang dana menggagas pelatihan bagi para pengrajin tenun dengan maksud meningkatkan kualitas kain tradisional karya mereka. Pelatihan terakhir yang digelar 23-24 Februari 2011 bahkan dihadiri oleh Ketua CTL Okke Hatta Rajasa, yang juga istri Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa.
Bertempat di Galeri Kampoeng BNITenun Sumsel desa Muara Penimbung, Kecamatan Indralaya, Kabupaten Ogan Eir, sebanyak 100 penenun berkesempatan mengikuti pelatihan yang meliputi pembuatan motif, pewarnaan, pengembangan modifikasi songket (misalnya menjadi sajadah dan sarung bantal), pemasaran, dan evaluasi.
Rata-rata perajin tenun di Indralaya melakukan kegiatan menenun di rumah-rumah dengan menggunakan gedogan untuk menghasilkan tenun songket. Berdasarkan pemantauan, rata-rata penenun sudah terampil dalam pembuatan kain. Hanya saja memang perlu arahan lebih lanjut untuk pengembangan desain, mencakup komposisi motif, warna, penyelesaian akhir dan pengembangan untuk tujuan lainnya.(inda/info)
Sumber : Harian Seputar Indonesia
Kesuksesan suatu usaha tak hanya ditentukan oleh tekad dan permodalan yang kuat Program pengembangan kapasitas (capacity building) penting dijalankan guna meningkatkan kecakapan usaha dan mengoptimalkan produktivitas.
Capacity building didefinisikan sebagai pembangunan kemampuan atau kecakapan manusia melalui proses pembelajaran, yakni pendidikan, pengajaran, dan pelatihan. Dalam sepuluh tahun terakhir, konsep capacity building diadopsi oleh institusi pemerintah dan swasta untuk mengatasi berbagai masalah sosial, ekonomi dan lingkungan. Dari segi ekonomi, muaranya adalah pemahaman, keterampilan serta kecakapan individu atau kelompok yang memungkinkan untuk bekerja lebih efektif dan produktif.
Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo mengatakan, program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BNI tak hanya menyalurkan dana berupa kredit kemitraan bagi pengusaha kecil, melainkan juga membekali mereka dengan program capacity building. Program tersebut berupa kegiatan pembinaan, pelatihan, pendidikan atau pemagangan yang menyangkut peningkatan produktivitas mitra binaan.
"Capacity building penting dilakukan untuk menambah pengetahuan dan wawasan, sehingga produktivitas mitra binaan meningkat. Selain itu sebagai daya ungkit. penggerak dan motivasi mitra binaan untuk meningkatkan produktivitas dan kemampuan bersaing," tegasnya.
Sejak 2009, BNI telah menggelar program capacity building bagi sekitar 3.000 mitra binaan di seluruh Indonesia. Menurut Gatot, dana untuk program pengembangan kapasitas ini dialokasikan dari anggaran program kemitraan sebagai beban pembinaan yang bersifat hibah dan besarnya maksimal 20% dari dana program kp pada tahun berjalan.
"Program kemitraan kami gulirkan dengan tujuan meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba perusahaan," paparnya.
Secara umum, ungkap Gatot, para mitra binaan yang diikutkan dalam program capacity bui Wing BNI akan dibekali berbagai kegiatan yang meliputi materi khusus dan umum. Materi khusus dimaksud adalah materi-materi yang dibutuhkan dan terkait dengan produk yang dihasilkan oleh mitra binaan. Sebagai contoh, materi pembuatan motif kain songket yang diberikan bagi mitra binaan yang memproduksi songke t.Sedangkan materi umum adalah materi-materi pendukung produktivitas mitra binaan seperti pembukuan, pemasaran, dan motivasi.
Gatot memaparkan beberapa Kampoeng BNI yang telah mendapatkan capacity building Ani BNI Di antaranya pada 4-6 Mei 2010,100 mitra binaan Kampoeng BNI Jagung di Desa Mekar Jaya, Ciamis, mendapatkan pelatihan seperti menanam jagung, pemasaran, pembukuan, dan motivasi. Demikian halnya dengan 100 mitra binaan di Kawasan Bunga Rawa Belong yang mendapat pelatihan serupa pada 1-2 November 2010.
Belum lama ini, Kampoeng BNI Pemberdayaan Wanita di Cisarua Bogor juga mendapat pelatihan tentang pemasaran, pembukuan, dan motivasi, yang diikuti 100 peserta.Tak kalah beruntung adalah para ibu dan remaja wanita penenun kain songket di Kampoeng BM Tenun Sumsel yang sejak 2009 telah empat kali mendapat pelatihan. CTI bersama BNI selaku penyandang dana menggagas pelatihan bagi para pengrajin tenun dengan maksud meningkatkan kualitas kain tradisional karya mereka. Pelatihan terakhir yang digelar 23-24 Februari 2011 bahkan dihadiri oleh Ketua CTL Okke Hatta Rajasa, yang juga istri Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa.
Bertempat di Galeri Kampoeng BNITenun Sumsel desa Muara Penimbung, Kecamatan Indralaya, Kabupaten Ogan Eir, sebanyak 100 penenun berkesempatan mengikuti pelatihan yang meliputi pembuatan motif, pewarnaan, pengembangan modifikasi songket (misalnya menjadi sajadah dan sarung bantal), pemasaran, dan evaluasi.
Rata-rata perajin tenun di Indralaya melakukan kegiatan menenun di rumah-rumah dengan menggunakan gedogan untuk menghasilkan tenun songket. Berdasarkan pemantauan, rata-rata penenun sudah terampil dalam pembuatan kain. Hanya saja memang perlu arahan lebih lanjut untuk pengembangan desain, mencakup komposisi motif, warna, penyelesaian akhir dan pengembangan untuk tujuan lainnya.(inda/info)
Sumber : Harian Seputar Indonesia