**Membidik Peluang Kantin Perkantoran**
KETERBATASAN waktu istirahat makan siang, memaksa banyak karyawan mencari tempat makan yang dekat dari kantornya Pilihan jatuh ke tempat makan di sekitar gedong kantornya atau kantin. Peluang menggiurkan ini yang kemudian ditangkap Dede Budiati. Dia membuka warung makan di kantin Kantor Pos Pusat Jakarta yang terletak di kawasan Lapangan Banteng.
Tadinya, perempuan 48 tahun ini membuka warung makan di sekitar Terminal Kampung Rambutan, Jakarta. Tapi, lantaran usaha kantin di perkantoran lebih menjanjikan, Dede memindahkan warungnya ke kantin Kantor Pos Pusat Jakarta
Sebab, "Konsumennya sudah pasti orang yang bekerja di kantor dan jumlahnya banyak," kata Dede. Selain itu, persaingan juga tidak terlalu keras, karena jumlah pelaku usaha di kantin dibatasi.
Sehari-hari, Dede bisa mengantongi omzet antara Rp 700.000 hingga Rp 1 juta Tiap bulan rata-rata sebesar Rp 21 juta "Biasanya di awalbulan omzet lebih tinggi karena para karyawan habis gajian," ujar Dede. Penghasilan Linda Martini, pemilik Joe di kantin Menara Thamrin, lebih gede lagi. Dalam 20 hari kerja, ia dapat meraup omzet hingga Rp 25 juta dari sekitar 75 pembeli yang datang saban hari.
Sementara, Yuni Trianing-sih yang membuka warung makan di kantin Wisma Agro Manunggal, Jalan Gatot Soebroto mampu mendulang pendapatan Rp 20 juta sebulan. Karena tergiur hasil yang besar, ia sedang mencari lokasi perkantoran lain untuk membuka warung makan serupa
Tapi, lokasi kantin juga menentukan perolehan omzet. Maklum, Tri Wahyu yang memiliki dua warung makan di kantin Mayapada Tower, Jalan Sudirman hanya beromzet Rp 6 juta sebulan dari masing-masing gerainya Soalnya, posisi kantin tidak di dalam gedung, melainkan di belakang gedung. Membuka kantin di perkantoran jelas masih potensial dan masih menjanjikan. Banyak gedung dan kawasan perkantoran baru yang tumbuh di Indonesia, terutama di kota besar.
INFO PASAR SENI LUKIS INDONESIA:http://artkreatif.net/