Menteri Koperasi dan UKM Syariefuddin Hasan mengatakan hal itu saat mencanangkan salah satu produk kuliner khas Kota Bengkulu, yakni jeruk kalamansi sebagai model perdana dari program OVOP di Bengkulu, kemarin.
"Kami mengajak para stakeholder di setiap daerah untuk mendorong one village one product," jelas Syarief. Program tersebut mulai tahun ini intensif digulirkan ke seluruh Tanah Air. Menurutnya, pengembangan OVOP diharapkan dapat memberikan tiga keuntungan bagi masyarakat. Pertama, produkberkualitas dan berdaya saing. Kedua, menimbulkan kreativitas dan inovasi, dan ketiga, meningkatkan sumber daya manusia.
"Karena itu, pemerintah mengapresiasi inovasi koperasi dan kalangan usaha di Bengkulu melalui pengembangan produk sirup jeruk kalamansi ini," sambung Syarief. Ia mengingatkan program OVOP adalah salah satu dari program andalan Kemenkop dan UKM selain kredit usaharakyat (KUR) untuk memberdayakan rakyat kecil dan mengatasi kemiskinan.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah mengatakan hasil dari pengembangan budi daya 15 ribu bibit jeruk kalamansi nantinya akan dipasarkan ke masyarakat melalui koordinasi koperasi wanita Kota Bengkulu. Menurut Junaidi, potensi bisnis dari budi daya jeruk cukup menggiurkan. "Keuntungannya sekitar Rpl2 juta untuklahan 5.000 meter."
Sementara itu, terkait KUR, Syarief mengatakan tahun ini pemerintah berkomitmen meningkatkan plafon KUR dari Rpl7 triliun menjadi Rp20 triliun. Ia juga menjanjikan, pada tahun ini BPD Bengkulu akan menjadi salah satu bank penyalur KUR.
Di Bengkulu, dana KUR yang sudah disei ap sebesar Rp212 miliar dari plafon Rp253,6 miliar yang dinikmati 29.003 orang.
INFO PASAR SENI LUKIS INDONESIA:http://artkreatif.net/