" Status YM ""
ukm indonesia sukses: UMKM Selalu Tidak Cengeng

UMKM Selalu Tidak Cengeng

TIDAK sedikit usahabesar yang haruskelimpungan akibatdampak krisis globaltahun lalu.Tetapi,kalangan pelaku usahamikro, kecil, danmenengah (UMKM)justru sebaliknya. Mereka optimistismemiliki daya tahanmenghadapi krisis. Anggapan bahwa UMKM adalah sektor usaha yang paling tahan krisis selalu terbukti kebenarannya. Sejarah krisis ekonomi yang kemudian berlanjut menjadi krisis multidimensi pada 1997 telah memberikan contoh. Kala itu UMKM-lah yang dianggap sebagai penopang dan penyelamat ekonomi. Begitu juga pada krisis keuangan global yang dimulai pada 2007 dan sampai saat ini masih ada dampaknya.

Menghadapi krisis yang menemukan jurang terdalamnya pada 2008 itu, UMKM tetap optimistis. Para pelaku UMKM yakin tetap mampu bertahan danmelewatima-sa resesi dengan aman. Keyakinan itu paling tidak tercermin pada hasil survei HSBC Commercial Banking yang bertajuk "Emerging Markets Small Business Confidence Monitor" tahun lalu. Di saat krisis kalangan UMKM berani memutuskan ekspansi, bahkan meningkatkan modal mereka. Survei ini menemukan fakta bahwa kalangan UMKM tetap optimis-tis dalam memandang prospek pertu rn buhan ekonomi ke depan, lebih dari 80% UMKM di Indonesia berpandangan positif untuk meningkatkan permodalan mereka selama 2009.

Berbeda dengan hasil survei sebelumnya, yang dipublikasikan awal 2009, dalam menghadapi krisis, para responden yang terdiri atas kalangan UMKM lebih ber-sikap menunggu dan melihat perkembangan. Survei semitahunan ini melibatkan lebih dari 3.400 responden pelaku UMKM dari 12 negara di kawasan Asia, Amerika Latin, dan Timur Tengah. Para responden ditanya tentang pandangan mereka terhadap pertumbuhan ekonomi, rencana penanaman modal, rencana penambahan tenaga kerja, serta perdagangan. Hasil dari survei kemudian digunakan untuk mengukur tingkat kepercayaan para responden terhadap perekonomian. Mulai dari tingkat kepercayaan atau optimisme yang terendah yaitu 0,netral yakni 100,hingga tingkat optimisme yangtertinggi yakni 200.

Dari delapan negara yang disurvei di kawasan Asia, semuanya menunjukkan peningkatan tingkat kepercayaan terhadap sektor UMKM, terutama dibanding survei enam bulan sebelumnya. Indeks regional naik dari angka 92 di kuartal IV/2008 menjadi 107 di kuartal n/2009.

Di kawasan Asia, posisi indeks kepercayaan UMKM Indonesia adalah salah satu yang cukup positif dibanding negara-negara lainnya dengan nilai 101. Vietnam menempati urutan pertama dengan indeks 150, kemudian diikuti India (128),China(105),Indonesia(101). Sementara beberapa faktor yang menunjukkan nilaiindeks pesimistis adalah Malaysia (99), Taiwan

(98), Singapura (93), dan Hong Kong(83).

Untuk Indonesia, survei ini menyimpulkan bahwa mayoritas UMKM menunjukkan indeks kepercayaan yang lebih dibanding enam bulan sebelumnya. Kunci pendorong tingginya optimisme UMKM ini adalah semakin membaiknya pertumbuhan ekonomi domestik. Selain itu, mayoritas UMKM di Indonesia j uga yakin de-ngan ekspor ke China akan mengalami peningkatan. Sementara untuk permodalan mereka yakin akan meningkat 13%.

Miliki Keuletan
Dalam hasil survei HSBC Commercial Banking Asia Pasifik yang bekerja sama dengan perusahaan Taylor Nelson Sofres (TNS) yang dilakukan pada kuartal IV/2008 pun sebenarnya menunjukkan hasil tidak berbeda. Survei tersebut menunjukkan bahwa Indonesia bersamaBangladesh,Vietnam,dan India merupakan negara-negara yang paling optimistis dalam memandang prospek perekonomian. Sementara negara-negara macan tua Asia seperti Singapura,Tai wan, dan Hong Kong merupakan negara yang paling pesimistis.

Negara-negara di kawasan Asia secara keseluruhan telah melalui berbagai tantangan dalam beberapa dekade terakhir. Sementara sektor UMKM tetap ulet dan memiliki daya kewirausahaan.Tekadmereka untuk sukses dan komitmen kepada para karyawan serta pelanggan menjadi hal yang terus mendorongsektor ini berkembang.

Faktanya, berdasarkan beberapa hasil survei HSBC, indeks tingkat kepercayaan UMKM Indonesia berada di atas rata-rata. Hasil dari tiga kali pelaksanaan survei yakni kuartal IV/2007, kuartal 11/2008, kuartal IV/2008 dan 2009, HSBC membuat suatu indeks baru untuk melacak pergerakan tingkat kepercayaan UMKM di Asia.

Angka terakhir menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan UKM di Indonesia tahun lalu berada di atas rata-rata regional Asia. Hasil lOnegaradanteritoriinidi timbang berdasarkan PDB masing-masing untuk mendapatkan tingkat kepercayaan regional.

DayaTahan

Adasejumlahfaktoryangmem-buat UMKM mempunyai daya tahan dalam menghadapi sejumlah cobaan termasuk krisis di antaranya UMKMbukanlah industri yang bersifat spekulatif, melainkan industri riil yang pasarnya hidup. Selain itu, prediksi tentang akan ter jadi pemutusan hubungan kerja di sektor UMKM juga ternyata tidak terbukti.

Kemudian biaya produksi yang dibutuhkan UMKM rendah (variable cost). Terakhir mayoritas
UMKM masuk sektor informal sehingga memiliki fleksibilitas dan dikerjakan para wirausaha yang memiliki jiwa tahan banting.

Dengan daya tahan ini diharapkan UMKM bisa naik kelas yakni pada pengelolaan usahanya. Pengelolaan UMKM bisa dilakukan dengan wawasan tentang manajemen yakni proses bisnis harus mulai dirapikan dengan cara pembukuan dan pencatatan dengan pendekatan sangat praktis.

Berbeda dengan pembukuan di perusahaan besar yang bersifat lebih teoritis ketimbang praktis. Pengelolaan UMKM juga harus dilakukan secara profesional. Sementara sisi-sisi kewirausahaan dalam UMKM harus tetap dipertahankan.

Kelebihan dari UMKM tersbut seharusnya bisa diadopsi dan diterapkan di perusahaan besar.
Dengan begitu, pengelolaan perusahaan besar bisa dilakukan dengan metode sense of smallnessyakni perusahaan besar jumlahnya tidak perlu banyak, tapi satu induk perusahaan bisa membawahi ratusan atau bahkan ribuan perusahaan kecil yang berbentuk UMKM sehingga manajemennya adalah manajemen perusahaan kecil.

Namun, dalam jajaran manajemen haruslah merekrut orang-orang profesional untuk mengelolanya. Meskipun perusahaan kecil, pengelolaannya tidak kalah bagus dengan perusahaan besar.

Pola ini sudah terbukti berhasil dilakukan sektor usaha di China dan Taiwan. Tidak banyak perusahaan besar di China dan Taiwan. Satu perusahaan besar bisa membawahi ratusan hingga ribuan perusahaan kecil sehingga bisa mendorong roda perekonomian. Apalagi pola market Indonesia berbeda dengan Amerika Serikat yang lebih dominan aipital market. Pola pasar Indonesia lebih mirip dengan China dan Iai wan.

Entri Populer