" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Industri Mainan Tunggu Order Rp 160 Miliar

Industri Mainan Tunggu Order Rp 160 Miliar

Industri mainan edukasi menunggu realisasi pengadaan mainan edukasi dari Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) untuk lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD) senilai Rp 160 miliar. Proyek mainan edukasi ini dirancang untuk mengantisipasi datangnya tahun ajaran baru serta libur sekolah yang difokuskan untuk anak usia taman kanak-kanak (TK) dan PAUD.

"Nilai proyek masing-masing sekolah diperkirakan dapat mencapai Rp 10-25 juta. Di Jakarta saja, jumlah PAUD dan TK ada sekitar 1.000, di luar playgroup, yang membutuhkan mainan edukasi," kata Ketua Umum Asosiasi Penggiat Mainan Edukatif dan Tradisional Indonesia (Apmeti) Dhanang Sasongko saat dihubungi Investor Daily Jakarta, Rabu (12/5).

Dhanang mengatakan, proyek pengadaan mainan edukasi telah dimulai pada tahun 2006, dan terus berlanjut hingga sekarang. Proyek ini, kata dia, mampu memacu tumbuhnya usaha kecil menengah (UKM) sektor mainan.
"Kami berharap program ini terus berlanjut agar UKM-UKM terus dapat tumbuh, sehingga dapat mematahkan mainan-mainan impor yang kurang mendidik," ujarnya.

Proyek ini, lanjut dia, dialokasikan untuk UKM agar kapasitas produksi dapat meningkat Adanya proyek diprediksi mampu mendongkrak produksi menjadi 7 ribu unit per bulan, dibanding kondisi normal sebesar 3 ribu unit
"Jumlah produksi UKM tersebut masih belum terasuk proyek dari pemerintah, dengan pengadaan pemerintah ini bahkan bisa over capacity, bisa tidak terpenuhi juga," tuturnya. Saat ini terdapat sekitar delapan perajin mainan edukatif skala besar dan 50 perajin UKM yang tersebar di Balikpapan (Kaltim), Padang (Sumbar), Malang dan Sidoardjo (Jatim), Semarang dan Solo Gateng), Klaten (DIY), Yogyakarta, Bandung (Jabar).

Pada tahun lalu, lanjutnya, pangsa pasar mainan edukasi masih dikuasai produk impor sebesar 70%, yang sebagian besar dari Tiongkok. Pada tahun lalu, kata dia, banyak produsen yang banting setir menjadi importir mainan Tiongkok. "Dari 80 perusahaan, hanya tinggal 60 perusahaan yang berproduksi. Saat ini, kondisi itu berangsur-angsur mulai berubah," jelasnya.

Dhanang memperkirakan proyek pengadaan mainan ini dapat terealisasi pada bulan Juli tahun ini, saat anggaran Kemendiknas mulai cair. Pada Juni, tegas dia, proses tender akan dimulai, sedangkan Mei pebisnis mainan mulai menyiapkan proposal. Di dalam proposal, jelas dia, produsen akan menyiapkan paket-paket yang ditawarkan, termasuk standarisasi mainan.

Menyinggung masalah Standar Nasinal Indonesia (SNI) untuk mainan, Dhanang mengatakan ada empat unsur yang sedang diproses oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin), yakni fisik, bahan baku, perpindahan antar-elemen dan sifat kimia pada mainan. "Kuartal FV tahun ini baru kami adakan sosialisasi, pemberlakuannya mungkin 2011. Kita mengadopsi IS71 (standar mainan di Eropa)," ujarnya.

Entri Populer