" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Industri mainan bidik proyek Rp160 miliar

Industri mainan bidik proyek Rp160 miliar

Industri mainan edukasi pada tahun ini mengincar proyek pengadaan mainan pendidikan secara nasional sebesar Rp 160 miliar untuk mengantisipasi datangnya tahun ajaran baru. Ketua Umum Asosiasi Penggiat Mainan Edukatif dan Tradisional Indonesia (Apmeti) Dha-nang Sasongko mengatakan proyek pengadaan mainan edukasi dari Kementerian Pendidikan Nasional diharapkan bisa seluruhnya dipasok dari dalam negeri sehingga industri mainanedukasi dapat berproduksi secara berkesinambungan.

"Nilai proyek masing-masing sekolah RplO juta - Rp2S juta. Di Jakarta, ada sekitar 1.000 sekolah taman kanak-kanak (TKj di luar ptaygnjup yang membutuhkan mainan edukasi. Untuk tahun ini, nilai proyek meningkat sembilan kali lipat dibandingkan dengan tahun lalu," katanya ketika dikonfirkasmi kemarin.

Secara rutin, order mainan edukasi akan digarap para perajin skala kecil menengah (UKM) mengingat hampir 80% komponen bahari baku seperti jali Belanda (kayu pinus), dan limbah kayu berupa partikel padat dipa-sok dari dalam negeri. Adapun, kebutuhan bahan baku setiap produsen 8-12 m! per bulan.

"Jika order sedang ramai seperti saat ini, pesanan dari pemerintah bisa mencapai 7.000 unit per bulan dengan harga rerata Rp40.000 per unit. Namun, kalau lagi sepi order, UKM mainan hanya memproduksi sekitar 3.000 unit per bulan. Untuk tahun ini, order industri mainan bisa overcapacity," terangnya.

Phanang menjelaskan produk mainan edukatif berbeda dengan mainan impor yang biasanya hanya bersifat fun dan hanya menonjolkan watak heroisme. "Sesuai dengan jenisnya,mainan edukatif merupakan media untuk mempertajam perkembangan fungsi otak anak-anak dan lebih aman dari bahan berbahaya," jelasnya.

Pengadaan mainan edukatif dari instansi pemerintah berlangsung pada Juni, sedangkan anggaran dicairkan pada Juli. "Industri mainan edukatif sendiri sudah siap dengan paket dan desainnya. Adapun, standardisasi sudah jelas dan tinggal menunggu penyelesaian di Kementerian Perindustrian," katanya.Saat ini, terdapat sekitar delapan perajin mainan edukatif skala besar dan 50 perajin IKM yang tersebar di Balikpapan (Kaltim),

Padang (Sumbar), Malang dan Sidoardjo (Jatim), Semarang dan Solo (Jateng), Klaten (DIY), Yogyakarta, Bandung (Jabar).

Untuk meningkatkan pertumbuhan sentra IKM mainan, ujarnya, Kemenperin menyediakan program inkubasi untuk pengadaan mesin-mesin dan bekerja sama dengan pemprov dalam penyediaan lahan dan infrastruktur. "Kebutuhan pendanaan bisa mencapai Rp300 juta-Rp350 juta yang mencakup mesin, pelatihan, dan sosialisasi," katanya.

Pada tahun lalu, pangsa pasar mainan edukasi masih dikuasai impor sebanyak 70%yang sebagian besar dari China.

Entri Populer