" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Mengasah Jiwa Wirausaha di Ranah Pendidikan

Mengasah Jiwa Wirausaha di Ranah Pendidikan

Untuk memacu perekonomian nasional, Indonesia masih memerlukan minimal 3,8 juta wirausahawan.


PEMBENTUKAN wirausahawan ternyata tidak lagi bergantung pada persoalan pembiayaan dan pemasaran. Lemahnya kewirausahaan pada masyarakat Indonesia justru disebabkan kurangnya pembentukan jiwa wirausaha sejak dini yang seyogianya menjadi tugas institusi pendidikan.Hal itu disadari benar oleh PT Bank Mandiri Tbk. Sebagai bank yang memiliki perhatian pada sektor usaha kecil menengah (UKM), Bank Mandiri selama ini telah mendukung pembiayaan pada wirausaha, baik itu pebisnis pemula atau profesional.

"Namun, untuk membentuk paradigma kewirausahaan, kita bukan ahlinya. Kita ini bankir. Ini perlu campur tangan perguruan tinggi," ucap Direktur Micro Retail Banking Bank Mandiri Budi G Sadikin.Sebab itu, selain program apresiasi berupa Wirausaha Mandiri yang digelar tiap tahun, pihaknya dan enam perguruan tinggi utama di Indonesia menyusun sebuah modul pengajaran.Inti dari modul itu adalah untuk merangsang keberanian, kejelian, dan inovasi dalam berwirausaha.Dengan begitu, mahasiswa diharap tertantang mengambil risiko berwirausaha tanpa mengabaikan kejelian melihal peluang dan penanganan risiko yang terukur.Modul itu nanti akan dibagikan ke setiap perguruan tinggi untuk dijadikan bahan pengajaran dengan bobot tiga satuan kredit semester (SKS).

Terbaik

Hal senada diungkap Wakil Presiden (Wapres) Boediono di hadapan 4.000 mahasiswa se-Jabodetabek peserta Wirausaha Mandiri. Menurutnya, pelajaran terkait kewirausahaan di universitas sangat minim. Padahal, dunia perkuliahan seharusnya menjadi wadah untuk membentuk motivasi kewirausahaan.Boediono bahkan mengakui dirinya tidak pernah mendapat pengajaran ataupun mengajarkan masalah kewirausahaan kepada mahasiswanya. Karena itu, dia mengaku senang dengan adanya modul yang diinisiasi Bank Mandiri ini sebagai bukti konkret peningkatan pendidikan kewirausahaan.

Namun, ia juga mengingatkan pelajaran kewirausahaan tidak bisa dinilai secara kuantitatif. Kewirausahaan bukan sesuatu yang bisa dipelajari dari textbook dan dihafalkan untuk kemudian diujikan untuk mendapat nilai baik. "Kewirausahaan lebih dalam daripada itu, membutuhkan cara pengajaran berbeda, lebih pada pemberian motivasi."
Untuk itu, Wapres pun meng-apresiasi program-program yang bisa memacu motivasi wirausaha masyarakat, khususnya pada generasi muda. Dia menyayangkan mengapa program seperti Wirausaha Mandiri tidak diperkenalkan dari dulu.

"Bila dulu ada program Wirausaha Mandiri, barangkali saya tidak akan jadi menteri atau wakil presiden, tapi jadi pengusaha. Tampaknya jauh lebih enak daripada menjadi pejabat di saat-saat ini," gurau Boediono.Ia mengungkapkan, program itu sangat pas dijadikan model program tanggung jawab sosial korporasi. Sebab program yang menjadi wujud kepedulian Bank Mandiri terhadap pengembangan UMKM ini bermanfaat positif dalam jangka panjang, berupa pembekalan untuk menjadi pengusaha independen dan sukses.Adapun Indonesia kini baru memiliki 800 ribu wirausahawan. Padahal, dengan rasio wirausahawan ideal adalah 2% dari total penduduk, Indonesia membutuhkan sedikitnya 4,6 juta wirausahawan

Entri Populer