" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Kampung Khusus Tapai Singkong

Kampung Khusus Tapai Singkong

18/08/2011
Kampung Khusus Tapai Singkong


Bagi sebagian warga Kampung Poncol, Desa Curug, Bogor, membuat tapai dari singkong adalah pekerjaan turun temurun. Lihat saja, di desa itu sedikitnya ada 20 perajin tapai yang menyuplai kebutuhan tapai di wilayah Jabodetabek. Setiap perajin mampu produksi 4 ton tapai per hari.

SAAT pagi hari suasana kampung Poncol, Desa Curug, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, bak sentra penjualan singkong. Lihat saja, saban pagi, puluhan petani singkong langsung bertemu pembeli di kampung Poncol itu.

Namun sejatinya kampung Poncol bukanlah pasar singkong. Di kampung ini bermukim puluhan pembuat atau perajin tapai alias tape singkong. Nah, saban pagi pula, para petani yang berasal dari sekitar kampung itu, datang untuk menawarkan singkong pada perajin.

Saat datang ke kampung Poncol, KONTAN sempat menyaksikan tawar menawar harga singkong antara petani dan pembuat tapai itu. Mungkin sudah biasa berlangsung saban pagi, tawar menawar itu berjalan mulus. Antara pedagang seolah-olah sebelumnyasudah sepakat dengan harga singkong itu.

Jenis singkong yang dijual petani itu adalah jenis singkong kuning yang oleh warga Poncol disebut singkong mentega atau singkong super.Singkong kuning memang cocok diolah menjadi tapai. Dibanding dengan singkong putih biasa rasa tapai dari singkong kuning rasanya lebih sedap. Karena itu, harga singkong kuning lebih mahal ketimbang singkong putih.

Sedikitnya ada 20 kepala keluarga (KK) di Poncol yang mengolah singkong menjadi tapai. Saban hari, setiap perajin itu menghasilkan satu hingga empat ton tapai singkong.Kabarnya, pembuat tapai di Poncol itu merupakan profesi turun-temurun. Seperti Turun yang mewarisi usaha pembuatan tapai dari orangtunya "Dulu, pada 1960an, orangtuakami merintis pembuatan tapai di Poncol ini," ungkap Timin.

Tiniin sendiri mewarisi usaha pembuatan tapai dari orangtuanya pada 1975 lalu. Saat memulai usaha ini, Timin hanya mampu memproduksi tapai sebanyak 150 kilogram (kg)- 200 kg per hari. Karena produksi terbilang kecil, Timin mengerjakan sendiri usahanya itu.

Tidak hanya membuat sendiri, Timin juga jadi pedagang tapai. Maklum, setelah tapai matang, dia menjual sendiri tapai produksinya ke Pasar Mayestik, Jakarta Selatan. "Dulu saya anter sendiri pakai sepeda," ungkap Timin.

Kini usaha tapai Timin sudah berkembang. Pada saat Ramadhan seperti sekarang, Timin mampu membuat tapai hingga 2,5 ton per hari. "Di luar Ramadan,produksi kami sekitar 1 ton," terang Timin.
Saat ini. Timin tidak lagi menjual tapai sendiri, ia sudah menggandeng agen penjualan di Ciputat, Tangerang Selatan, dan Rawamangun, Jakarta Timur.

Untuk satu kilogram tapai, Timin menjual seharga Rp 2.250 per kg. Timin mengaku, sehari ia bisa mendapatkan laba kotor senilai Rp 2 juta "Keuntungan itu belum masuk gaji karyawan saya" kata Timin.

Tentu tak hanya Timin yang dapat rejeki dari tapai. Nantoro, pembuat tapai tetanggi Timin, juga menikmati keuntungan melimpah dari pembuatan tapai. Di bulan puasa ini, Nantoro mampu memual hingga 3,5 ton tapai per hari. "Pasar saya Bekasi dan sekitarnya" kata Nantoro.

Sumber : Harian kontan
Dea Chadiza Syafina


Entri Populer