" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Pebisnis pilih kualitas kecepatan dukungan aplikasi

Pebisnis pilih kualitas kecepatan dukungan aplikasi


Banyak pengguna mengakui belum mendapat performa optimal dari aplikasi

Kabar mengenai masih rendahnya pemanfaatan peranti lunak atau software di dalam negeri yang dimuat di media ini (Bisnis Indonesia) baru-baru ini menarik untuk disimak. Di tengah pesatnya gelombang inovasi, pebisnis atau sektor usaha malah belum maksimal dalam menggunakan teknologi informasi khususnya software.

Padahal teknologi informasi sudah bukan sekadar mengisi peran sebagai alat bantu atau tools lagi, melainkan sudah diposisikan sebagai faktor pemungkin atau enabler untuk mencapai sasaran bisnis.Secara terperinci, Asosiasi Peranti Lunak Indonesia (Aspiluki) memperkirakan belanja software di Indonesia baru mencapai 20% dari total belanja produk teknologi informasi yang tahun jni diperkirakan menyentuh US$2 miliar atau senilai US$400 juta. Belanja teknologi informasi masih didominasi belanja peranti keras.

Dengan capaian itu Aspiluki menilai penggunaan teknologi belum maksimal dan pemanfaatan fungsi peranti keras juga belum optimal sehingga dengan kata lain utilisasi teknologi di dalam negeri belum maksimal.Pengembang lokal tidak memungkiri dominasi aplikasi bisnis buatan asing di pasar nasional. Mereka memiliki kekuatan dalam penguasaan sistem operasi (OS) dan software sebagai platform pengembangan aplikasi. Namun mereka yakin ada peluang yang dapar digarap dari pasar yang besar ini.

Potensi ini ada selama pengembang lokal mampu memanfaatkan platform-platform yang terbuka di industri untuk mengembangkan aplikasi bisnis dengan keistimewaannya sendiri. Sebut saja dalam menyerap penyesuaian lokal, khususnya dalam compliance dengan regulasi lokal. Di sisi lain, lokal juga memiliki peluang menggarap jasa implementasi.

Namun, yang menjadi pertanyaan kemudian adalah apakah yang disediakan oleh aplikasi bisnis sudah menjawab kebutuhan pengguna aplikasi itu sendiri. Jawaban atas pertanyaan ini tertuang dalam penelitian yang dilakukan prinsipal software besar global. Satu di antaranya adalah Oracle. Oracle bersama lembaga riset Frost Sullivan dalam laporannya bertajuk Optimasi Aplikasi Bisnis Asean 2010 menyoroti pentingnya dukungan berkelanjutan dari vendor peranti lunak dan pentingnya departemen teknologi informasi untuk dapatmemahami kebutuhan bisnis di Indonesia.

Menariknya, riset itu menemukan bahwa banyak organisasi bisnis belum sepenuhnya merasa mendapatkan performa optimal dari aplikasi mereka. Bagi kalangan prinsipal teknologi software termasuk Oracle adalah penting untuk memahami apa yang paling dibutuhkan dari aplikasi bisnis. Ini untuk menjamin perkembangan yang terukur dari sisi performa dan efisiensi.

Penelitian itu sendiri melibatkan 1.528 perusahaan skala menengah dari berbagai negara di antaranya Australia, Selandia Baru, negara-negara di Asia Tenggara termasuk Indonesia, India, China, dan Korea Selatan.

Oracle ingin mengukur seberapa besar tanggapan bisnis mengukur kemudahan penggelaran aplikasi dengan merujuk pada peranti yang tersedia untuk membantu instalasi, konfigurasi, kustomisasi, dan integrasi. Bagaimana kemudahan penge-lolaan yang merujuk pada kompleksitas pengelolaan untuk meng-upgrade, memperbarui, dan menggelar aplikasi bisnis.

Oracle juga ingin mengukur respons pasar terhadap skalabilitas atau merujuk pada kemudahan suatu aplikasi bisnis suite aplikasi bisnis dapat tumbuh dengan peaisahaan bahkan hingga aspek nilai ekonomis sebelum dan sesudah implementasi aplikasi bisnis dilakukan. Dari laporan itu diketahui bahwa yang menjadi kunci dari kebutuhan dan kriteria aplikasi yang diinginkan oleh bisnis skala menengah di Indonesia adalah performa dari aplikasi bisnis itu sendiri. Inilah yang menjadi dasar pertimbangan mereka ketika memutuskan untuk membeli produk aplikasi bisnis.

run Chandrasekaran, Research Manager Frost Sullivan, mengatakan dari riset diketahui bahwa kualitas aplikasi dan kecepatan dukungannya menduduki posisi pertama dari semua parameter yang menjadi penentu kebutuhan aplikasi segmen bisnis di Indonesia. Saat ini, menurut uraian penelitian itu, aplikasi bisnis menjadi hal yang penting bagi suatu organisasi bisnis yang beroperasi secara masif dan kompleks. Ini didasari karena faktor fungsinya yang sangat kritikal untuk mencapai tujuan bisnis dan mempertahankan efisiensi biaya operasional harian.

Frost Sullivan* memaparkan bahwa organisasi-organisasi di selu ruh Asia Pasifik yang dinilai memiliki infrastruktur teknologi informasi yang lebih matang dan andal memosisikan tingginya up-time atau keberhasilan sistem, atau dengan kata lain rendahnya kegagalan sistem atau down time, sebagai prioritas utama. Prioritas utama lainnya adalah performa dan penggelaran proyek yang sesuai anggaran.

Kesamaan prioritas Ternyata prioritas-yang diserap dari Asia Pasifik itu tidak jauh berbeda dengan apa yang ditemukan di Indonesia. Bahkan di antara negara-negara Asia Tenggara, prioritas kebutuhan aplikasi dari sektor usaha di Indonesia memiliki kemiripan dengan Malaysia.

Paling tidak dari sejumlah temuan penting dari hasil survei Frost Sullivan di Indonesia, ditemukan 10 respons utama. Kesepuluh prioritas itu adalah penggelaran di antaranya termasuk penggelaran proyek yang sesuai dengan anggaran teknologi informasi mereka. Penggelaran proyek yang tepat waktu, penggelaran dengan sistem keamanan yang terbaru serta tingginya keberhasilan sistem. Hal penting berikutnya adalah faktor dukungan. Ini mencakup kecepatan dalam menangani masalah, layanan pascapenjualan yang dapat diberikan vendor software serta pertimbangan keamanannya yang komprehensif.

Faktor lainnya adalah fleksibilitas yaitu kemampuan untuk mengintegrasikan berbagai Departemen atau mitra bisnis dan kemudahan meng-update data untuk menggerakkan bisnis. Sektor usaha di Indonesia juga menginginkan aplikasi yang aman dan dapat cepat digunakan untuk mendapatkan keuntungan bisnis.

Pekan lalu, Suraj Pai, Senior Director Sales for Commercial Accounts Oracle untuk wilayah Asia Tenggara mengatakan belajar dari hasil survei tersebut, Oracle kembali menegaskan dukungan berkelanjutan yang ditawarkan kepada penggunanya. Saat ini Oracle telah menjaring lebih dari 25.000 korporasi pengguna dari skala menengah di seluruh dunia. "Kami ingin membuktikan bahwa kami mampu menyediakanaplikasi yang mudah dan terjangkau serta memungkinkan time-to-market yang singkat yang akan mengurangi risiko penggelaran investasi teknologi informasi pengguna aplikasi kami," ujarnya.

Salah satu strategi Oracle adalah membangun dukungan jaringan mitra yang kuat melalui strategi Oracle Accelerate. Strategi go-to-market ini diklaim efektif untuk menjawab kebutuhan segmen bisnis skala menengah di Indonesia yang dinilai Oracle berkembang pesat. Dalam strateginya itu, Oracle mengombinasikan aplikasi Oracle dan Oracle Business Accelerators yang dapat diimplementasi dengan cepat dan didukung kerangka kerja yang telah disesuaikan dengan industri dan geografis di kawasan ini.

Sebagai hasilnya, ungkap Oracle, proyek implementasi aplikasi untuk mendukung proses bisnis atau enterprise resource planning (ERP) kini sudah dapat diselesaikan dalam 30 hingga 60 hari atau sepertiga dari waktu yang dibutuhkan rata-rata. Dengan demikian, perusahaan skala menengah diklaim akan mampu mencapai perkembangan proyek teknologi informasi yang terukur, meminimalisasi keterlambatan penggelaran dan memiliki risiko lebih rendah terhadap adopsi teknologi baru.

Dari apa yang didapat Oracle, para pengembang aplikasi lokal hendaknya juga menyadari kebutuhan pelanggannya. Pengembang lokal tidak saja dituntut hanya memiliki keahlian dalam bisnis proses sehingga menghasilkan aplikasi berkualitas tetapi juga strategi dalam pelayanan, atau dukungannya.

info pasar lukisan dan industri kreatif.http://artkreatif.net/

Entri Populer