" Status YM ""
ukm indonesia sukses

6 Strategi Orang Sukses Menghindari Stres


Apakah dalam hari-harimu selama bekerja, kamu merasa stres? Wajar bila kamu merasa demikian, apalagi bila kamu dibebani begitu banyak tekanan. Namun yang berbahaya adalah apabila kualitas kerjamu terpengaruh oleh tekanan yang datang. Tapi tahukah kamu, orang-orang sukses dunia seperti Donald Trump, Daniel Akerson, Steve Ballmer, atau Marissa Mayer bisa berhasil seperti sekarang karena mereka mampu mengelola stresnya. Berikut ini Infospesial akan berupaya menjabarkan strategi yang dilakukan oleh orang-orang sukses tersebut dalam mengelola stres.


Sayangilah dirimu sendiri Menyayangi diri sendiri adalah inti dalam kehidupan. Ketika kamu melakukan kesalahan dalam kerja, wajar apabila kamu mengkritisi dirimu sendiri, namun lakukanlah dengan kebaikan dan pemahaman. Tidak perlu mengritisi diri berlebihan. Penelitian menunjukkan bahwa seseorang yang menyayangi diri sendiri akan bisa mengurangi stres dan meningkatkan kinerja dengan cara menjadikan diri mereka lebih mudah belajar atas kesalahan yang dibuat. 


Ingat "gambaran besarnya" Dalam bekerja, kamu pasti memiliki sebuah target besar. Misalnya bila kamu mengembangkan sebuah website, kamu bermimpi untuk menjadikan website kamu populer dan dikunjungi lebih dari 1000 orang tiap harinya. Bila kamu gagal, ingat selalu impian dan target ini. Mengingat tujuan akhir seringkali menyadarkan kita bahwa langkah-langkah kecil ini adalah upaya untuk menuju ke tujuan yang jauh lebih besar. Mengandalkan rutinitas Tidak ada yang mengalahkan sebuah kebiasaan rutin. 


Bila kamu tiap hari bekerja dengan prosedur operasi yang berbeda-beda, cobalah tinggalkan kebiasaan itu. Lakukanlah satu hal yang pasti hingga mencapai target, selangkah demi selangkah. Mengurangi pengambilan keputusan dengan mengandalkan kebiasaan akan meringankan beban pikiran kamu. Apalagi bila usaha kamu memungkinkan untuk berkembang setapak demi setapak. Dengan melangkah perlahan-lahan, kamu bisa mencapai tujuan yang lebih besar. Oleh karena itu, jangan patah arang bila ada kegagalan dalam salah satu aktivitasmu. Melangkahlah lagi perlahan-lahan. Itu akan terakumulasi untuk mencapai kesuksesan di masa mendatang. 


Luangkan waktu lima (atau sepuluh) menit melakukan sesuatu yang menarik Bila kamu terus menerus melakukan aktivitas yang tidak kamu sukai, tentu saja lama-lama kamu akan depresi. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah meluangkan sedikit saja waktu kamu untuk melakukan aktivitas yang kamu sukai. Bila kamu memiliki hobi membaca buku, luangkan waktu 10 menit untuk membaca buku yang kamu bawa sebagai bentuk kegiatan refreshing. Pastikan posisi kamu saat ini dengan memanfaatkan To-Do List To-Do List atau agenda kegiatan bukan hanya berfungsi untuk mencatat janji kamu. 


Ini juga bisa dimanfaatkan untuk selalu memperbarui catatan prestasi atau kemajuan kamu dalam pekerjaan. Menurut penelitian, ketika seseorang mengetahui langkah-langkah maju yang dibuatnya, maka beban pikirannya akan semakin ringan. Lakukan ini dan perhatikan tiap langkah maju yang kamu buat! Lihat kemajuan pekerjaan kamu, bukan kesempurnaan Mencapai hasil yang sempurna itu melelahkan. 


Jangan bebani dirimu berlebihan. Catat setiap kemajuan kamu dalam pekerjaan, namun jangan hukum dirimu berlebih bila hasilnya tidak sempurna. Berfokus pada kemajuan, bukan kesempurnaan, akan mengurangi stres kamu. Dengan memperhatikan tips-tips di atas, Infospesial yakin kamu akan bisa mengurangi tingkat stres kamu di tempat kerja atau sekolah. Cobalah tips-tips di atas secara bertahap dan kamu pasti akan merasa lebih ringan dalam melakukan semua aktivitas kamu!

5 Hal yang Jangan dilakukan Wirausahawan


Kata orang, wirausahawan adalah kunci kemajuan bangsa. Wirausaha adalah bidang yang memerlukan kemandirian dan ikut memicu peningkatan perputaran modal dan tenaga kerja di suatu negara. Oleh karena itu bidang ini penting sekali dalam perkembangan ekonomi dunia. Bila kamu adalah wirausahawan, James Altucher, seorang penulis sekaligus wirausahawan, dalam bukunya "Choose Yourself", sebagaimana dikutip oleh Infospesial, mengungkapkan adanya 5 hal saling berangkaian yang jangan dilakukan oleh wirausahawan, yaitu: 

1. Terlambat Seorang wirausahawan terkadang harus bertindak sesuai momen yang tepat untuk dapat ‘menunggangi’ momentum. Misalnya dalam situasi lingkungan yang kekurangan air sedangkan ia memiliki koneksi dengan distributor air. Maka akan menguntungkan untuk membuka depo air. Bila air berlimpah atau banyak depo di sekitar, maka tentu saja tidak akan efektif membuka jenis usaha tersebut. 


2. Terlalu fokus pada peningkatan keuntungan Wirausahawan bukan pedagang yang melulu menghitung untung rugi dagangan. Beberapa bisnis mungkin mengharuskan wirausahawan untuk merugi dulu untuk 'membangun posisi'. Contohnya bila kamu orang pertama yang membangun warnet di lingkungan kamu. Mungkin modal besar untuk membangun warnet tidak akan kembali dalam waktu satu dua tahun. Tapi setelah itu mungkin kamu akan menangguk keuntungan. Hal yang sama berlaku pada bisnis startup (online). Seringkali membuka dan me-maintain website menjadikan kamu mengeluarkan biaya terus menerus selama beberapa waktu tertentu. 


3. Salah memperlakukan klien Bagi seorang wirausahawan, pelanggan atau pembeli adalah raja. Apalagi dalam bisnis jasa. Sekali melakukan hal yang tidak disukai klien, maka ini bisa menjadi cacat, karena reputasi bisa ternoda. 


4. Tidak memecahkan permasalahan sendiri Wirausahawan hendaknya menguasai bidang usaha yang ia jalankan. Terlalu percaya pada orang lain atau menyerahkan segala keputusan kepada orang lain akan berakibat buruk pada usaha yang dikembangkan. Beberapa orang bahkan berani menyatakan bahwa usaha itu seperti anak. Harus dirawat dan dibesarkan sendiri. 


5. Tidak menawarkan ide baru Bila kamu bukan yang pertama, jadilah yang terbaik, bila kamu tidak bisa menjadi yang terbaik, jadilah berbeda dalam suatu bidang usaha! Nasihat ini perlu dipegang teguh oleh seorang wirausahawan. Bila terjun dalam bidang yang sudah banyak ‘pemain’-nya, maka tidak adanya faktor pembeda atau ide baru, hanya akan menjadikannya bersaing secara nekat. Ini adalah salah satu pemicu jatuhnya sebuah unit usaha. Bila kamu tertarik menjadi pengusaha, maka perhatikan lima faktor di atas, pertimbangkan agar jangan membuat kesalahan yang ujungnya akan merugikan diri kamu dan bidang usaha yang kamu geluti.


Omzet Ratusan Juta dari Utak-atik Foto Iklan

Anda pasti sering melihat iklan alias pariwara produk yang dimuat di media cetak, atau dalam bentuk baliho dan spanduk. Gambarnya terlihat menyatu dan natural meskipun merupakan hasil penggabungan beberapa gambar atau foto. Nah, penggarapan iklan tersebut melibatkan keahlian digital imaging (DI).

Digital imaging adalah teknik mengolah foto atau visual dua dimensi. Teknik ini bertujuan mempercantik tampilan, menggabungkan beberapa foto, sehingga tampak nyata dan pesan bisa diterima khalayak. Orang yang menggeluti digital imaging disebut DI artist.Teknik yang digunakan berbeda dengan retoucher foto biasa.

Selain mendesain iklan cetak, digital imaging juga merupakan dasar dari pembuatan kalender atau brosur. Proses pengerjaan iklan produk di media cetak selalu diawali dengan pemotretan obyek yang akan diiklankan. Kemudian, foto memasuki proses digital imaging untuk dipadu dengan background dan beberapa gambar pendukung lainnya.

Andrea Marpaung, seorang DI artist asal Jakarta menuturkan, tak sulit menjadi DI artist. "Cukup memiliki software Photoshop di komputernya," ujar lulusan Desain Komunikasi Visual (DKV) Institut Teknologi Bandung ini.

Menurut Andrea, tak ada definisi baku digital imaging. Yang jelas, sifatnya mengolah beberapa foto atau visual dua dimensi menjadi sebuah foto yang menarik, dan terkadang tidak masuk akal dalam dunia nyata. "Namun, seorang DI artist harus memperhatikan kerapihan pengerjaan, supaya foto terlihat natural,"  ungkap perempuan yang sudah menggeluti digital imaging sejak lima tahun silam ini.

Meski demikian, Andrea bilang, seorang DI artist tidak harus mempelajari secara formal. Maklum, sekarang banyak bertebaran informasi mengenai teknis digital imaging di internet.

Melalui Andrea Marpaung Digital Imaging Artist, ia sudah mengerjakan beberapa proyek iklan dari klien-klien besar. "Saya pernah bekerja sama dengan Toyota, Honda, Sharp, Biore, dan sebagainya. Semua untuk tujuan komersil di media cetak," ujarnya.

Untuk menggarap order dari klien, Andrea dibantu dua DI artist lainnya, dan seorang fotografer. Untuk merampungkan sebuah order iklan, ia butuh waktu sekitar lima hari. "Dengan waktu segitu, seorang DI artist bisa lebih teliti untuk mengedit foto, sehingga bisa lebih natural," tutur Andrea.

Pemain lain di Bengkulu, Yudi Ardi Yandi mengaku, sanggup merampungkan proses digital imaging sebuah iklan dalam waktu sehari. Menurutnya, bagian tersulit dari pekerjaan ini justru  mencari ide dan konsep iklan. "Untuk mencari ide, saya suka browsing," beber pria yang sudah menggeluti dunia edit foto sejak 1998 ini.

Makanya, pemilik Mulya Digital Imaging ini berani menjanjikan waktu sekitar tiga hari untuk merampungkan sebuah order dari klien. 

Omzet ratusan juta

Lantaran butuh ketelitian dan ide yang ciamik, tak heran bayaran seorang DI artist terbilang mahal. Apalagi, pengguna jasa mereka biasanya perusahaan-perusahaan besar.

Rata-rata, seorang DI artist mematok tarif puluhan juta rupiah. Namun, Andrea bilang untuk seorang DI artist pemula, rata-rata tarifnya berkisar Rp 3 juta-Rp 10 juta per proyek. "Tapi kalau yang memang jago dan dikenal, tarifnya tentu lebih mahal," ungkapnya.

Ia mengaku, tiap bulan bisa mengantongi Rp 150 juta. "Rata-rata lima-enam proyek per bulan," ungkapnya.

DI artist asal Bandung, Yogi Kusuma pun mengklaim, bisa meraup omzet sekitar Rp 150 juta sebulan.  Sama seperti Andrea, pria yang sudah berprofesi sebagai DI artis sejak 2008 ini mengerjakan berbagai iklan media cetak dari perusahaan ternama. Sebut saja Toshiba, L'oreal dan XL.

Sementara, Yudi yang berdomisili di Bengkulu, hanya mematok tarif mulai dari Rp 40.000 hingga Rp 200.000 per foto. "Saya bisa dapat omzet berkisar Rp 6 juta hingga Rp 10 juta sebulan," ujar lulusan Tekhnik Informatika Universitas Pelita Bangsa ini.

Ia mengaku, untuk di Bengkulu, memang masih banyak tantangan dalam menggeluti usaha ini. Maklum, belum banyak masyarakat yang memahami konsep digital imaging, sehingga usaha ini masih sulit dikembangkan di daerah. "Di daerah, digital imaging belum menjadi tren," ungkapnya.

Sumber : Kompas


News Video Contes : http://bit.ly/13JDtpv

Entri Populer