" Status YM ""
ukm indonesia sukses

Pengusaha "Happy", Uang Mengikuti


Pebisnis harus merasa senang dalam memulai dan mengerjakan usahanya. Bila dia senang maka uang pun akan mengikuti. Demikian inti dari happynomic rules ala Chief Creative Officer of Oh My Goodness (OMG) Creative Consulting, Yoris Sebastian.

"Kalau kita happy, kita suka dengan karyanya, itu menurut saya the money will follow," ujar Yoris kepada Kompas.com, Kamis (12/7/2012).Yoris menjelaskan, dalam memulai usaha, pelaku usaha diharapkan bisa senang terlebih dahulu. Senang akan karyanya. Happy, kata Yoris, adalah dasar dalam berusaha.Happynomic sendiri, menurut Yoris, bukan sesuatu yang terlalu berstruktur.  

Happy bukan berarti passion. Pasalnya, pelaku usaha tetap harus bekerja secara realistis. Usaha harus bisa membiayai kebutuhan sehari-hari. "Tidak semua orang beruntung bisa bekerja dengan passion dia. Ini (usaha) harus ada nilai ekonominya," kata Yoris yang pernah memenangi Asia Pacific Entrepreneur Award tahun 2008.

Yoris pun memberikan nasihat agar pelaku usaha berhati-hati bila bekerja dengan dasar mewujudkan passion-nya. Usaha dengan passion itu harus diyakini terlebih dahulu. "Hati-hati kalau kita ngejar passion terus kita main lompat saja. Tiba-tiba keretanya salah kan gawat. Jadi jangan cabut dulu. Kerjain apa pun yang saat ini realistis kita dapat," tuturnya.

http://ukmindonesiasukses.blogspot.com/2013/04/margahayuland-42-tahun-membangun.html



Peluang Bisnis Ayam Goreng Rasa Oriental

Tawaran waralaba di bisnis makanan olahan ayam tak ada habisnya. Paling baru adalah tawaran dari PT Tatacipta Megapelangi yang mengusung brand Hungry Boy Indonesia.
Tawaran yang mulai dirilis Agustus 2011 ini menawarkan ayam goreng krispi tanpa tulang sebagai menu utama. Yenni Tantono, Franchise Manager Hungry Boy mengatakan, tren makanan ini sedang menjamur, terutama di kota besar. "Pemainnya juga tak terlalu banyak dibandingkan fried chicken," katanya. 

Yenni mengklaim, keunggulan gerainya terletak pada menu ayam tanpa tulang yang disajikan dengan bumbu oriental khas Taiwan, yang telah telah disesuaikan dengan lidah masyarakat Indonesia.Awalnya, menu ayam goreng krispi tanpa tulang ini memang populer di Taiwan. Dalam penyajiannya, menu ayam yang telah dilumuri bumbu dikemas dalam kantong dan bisa langsung dinikmati sambil jalan. "Praktis dan tak repot," jelasnya. 

Dalam kerjasama waralaba ini, Hungry Boy menawarkan dua paket investasi, yakni paket konter dan paket booth. Untuk paket konter nilai investasinya sekitar Rp 18,8 juta untuk konter di luar mal, dan Rp 28,8 juta untuk konter di dalam mal. 

Sedangkan untuk paket booth dihargai Rp 48,8 juta, baik di dalam atau di luar mal. "Kami sangat merekomendasikan agar setiap mitra memilih mal sebagai lokasi berjualan," ujar Yenni.Dengan harga jual Rp 12.000-Rp 15.000 per porsi, mitra bisa meraih omzet Rp 18 juta-Rp 23 juta per bulan paket konter, dan Rp 40 juta untuk paket booth. "Mitra bisa balik modal enam bulan," klaim dia.Saat ini Hungry Boy telah memiliki 15 cabang yang semuanya milik mitra. Gerai tersebut berada di berbagai daerah, seperti Jakarta, Surabaya, Makassar, Mataram, dan Manado. 

Hingga akhir tahun Yenni menargetkan jumlah gerainya bisa mencapai 50 di seluruh Indonesia. "Kami berupaya untuk mencapai target tersebut, dan sejauh ini masih on the track," tuturnya.Utomo Njoto, pengamat waralaba dari Franchise Technology mengatakan, menu ayam goreng krispi dengan bumbu oriental relatif masih baru di Indonesia. Selain itu, menu ini juga belum biasa dijadikan sebagai makanan camilan seperti ditawarkan oleh Hungry Boys. "Jadi masih harus dibuktikan keberadaannya di Indonesia," ujarnya. 

Ia menyarankan, kepada calon mitra yang tertarik untuk melakukan penelusuran secara mendalam mengenai tawaran kemitraan ini. Kajian itu penting karena segmen pasar untuk jajanan seperti ini belum terbentuk di Indonesia. "Bisa mendatangi langsung outlet yang sudah ada untuk melihat respon pasarnya," jelasnya.  

http://ukmindonesiasukses.blogspot.com/2013/04/margahayuland-42-tahun-membangun.html

Sumber : (Fahriyadi/Kontan)


Bermodalkan Rp 50.000, Produk Dewi Tanjung hingga ke Inggris

International Young Creative Entrepreneur (IYCE) Awards British Council 2012 akhirnya memilih Dewi Tanjung dan Diana Rikasari sebagai pemenang. Nama keduanya diumumkan pada Awarding Night IYCE Awards 2012, di Balairung Soesilo Soedarman, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sabtu (14/7/2012). Kedua pemenang berhasil menyisihkan 18 finalis lainnya dalam memperebutkan juara untuk Kategori Desain dan Fesyen serta Kategori Film dan Interaktif.  

"Pemilik CV De Tanjung Indonesia, Dewi Tanjung, terpilih menjadi pemenang IYCE Awards 2012 untuk Kategori Desain dan Fesyen, sementara penulis blog dan pemilik UP! Shoes Diana Rikasari menjadi pemenang untuk Kategori Film dan Interaktif," sebut siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (16/7/2012).  

Dewi Tanjung pertama kali mengembangkan usahanya hanya dengan bermodalkan Rp 50.000. Berdiri tahun 2003, bisnisnya bergerak dalam produksi kerajinan tradisional, kartu undangan pernikahan, dan suvenir. Dalam memproduksi kerajinan tradisional ini, Dewi mengkhususkan diri pada penggunaan barang daur ulang, seperti botol, kain perca, dan dedaunan kering.

Ia memberdayakan komunitas wanita di perkampungan Banjararum dan penjara wanita Sukun. Dewi juga sebelumnya merupakan pemenang Wirusaha Muda Mandiri 2010 kategori Industri Kreatif.
Saat ini, CV De Tanjung telah melayani lebih dari 1.200 klien dalam dan luar negeri, seperti  London, Paris, Adelaide, New York, Amsterdam, Arizona, dan Kuala Lumpur. Produk De Tanjung telah menjadi buah tangan Malang favorit selebriti dan tokoh terkemuka Indonesia.  

Sementara pemenang untuk Kategori Film dan Interaktif, Diana Rikasari, membuat terobosan dalam industri fashion e-commerce untuk lini sepatunya dengan menggunakan media digital dan internet.
Berpengalaman lima tahun sebagai penulis blog Indonesia terkenal bertajuk "Hot Chocolate and Mint" membuat Diana terlibat aktif dalam belajar memahami dan menginspirasi pembacanya. Ini pula yang mengantarkan bisnisnya menjadi salah satu Top 50 Usaha Kecil Menengah Go Online 2012 versi majalah Marketers.

Toko online UP! tidak hanya memberikan pengalaman berbelanja yang cepat dan menyenangkan, tetapi toko juga menyediakan ruang yang bisa dinikmati oleh pengunjungnya, seperti mengunduh wallpapers, ring tone, dan tema handphone gratis, penyediaan konsultasi mengenai ukuran, desain, dan bahkan kepemilikan halaman profil sendiri.

Lebih dari sekadar usaha sepatu, UP! sukses membangun sebuah komunitas. Kepeduliannya pada masyarakat, terutama anak-anak yang membutuhkan pendidikan, dibuktikan melalui program beasiswa Level UP!.  

Kedua pemenang pun berkesempatan mendapatkan pendanaan proyek dari Inggris dan/atau Indonesia. Mereka pun berkunjung ke Inggris selama tujuh hari. Di sana, mereka akan bertemu dengan wirausahawan kreatif muda lainnya dari 27 negara; berjejaring dengan pemuka industri di Inggris, berpartisipasi dalam kegiatan masterclass eksklusif, dan kesempatan untuk mempromosikan usaha kreatif mereka dalam festival internasional.

"British Council akan membuka akses seluas-luasnya kepada para pemenang untuk berkolaborasi secara internasional. Diharapkan, ini dapat mempercepat hubungan mereka dengan para pelaku industri, para agen di Inggris, mitra, dan penanam modal bersama YCE," demikian siaran pers tersebut.

http://ukmindonesiasukses.blogspot.com/2013/04/margahayuland-42-tahun-membangun.html


Entri Populer