" Status YM ""
ukm indonesia sukses

Yang Muda, Berjaya dan Kaya Raya

Di era teknologi informasi seperti sekarang ini, banyak “ditemukan” orang-orang yang mendulang kesuksesan dalam waktu yang sangat singkat. Orang-orang sukses ini bahkan mampu mencapainya di saat usianya masih sangat muda. Milyader-milyader ini adalah orang-orang kreatif yang mampu membangun usaha melalui startup bisnis di dunia IT.

Jangkauan bisnis teknologi informasi yang menjangkau seluruh dunia, 24 jam per hari, 7 hari seminggu, membuat kecepatan perkembangan usaha mereka dalam hitungan “kwadrat” dari bisnis normal pada umumnya. Momen yang tepat, kejelian dalam melihat kebutuhan serta peluang yang ada, ditambah kreativitas serta kemampuan dalam dunia IT yang sangat jenius, membuat penetrasi bisnis mereka tak terbendung.

Mereka pun, memulainya pada usia yang masih sangat belia. Kebanyakan, kesibukan kuliah di perguruan tinggi komputer dan IT, mengasah kemampuan membangun startup bisnis mereka. Tidak heran, memasuki tahun kedua perkuliahan, orang-orang ini sudah mulai merancang bisnis sendiri dan terus disempurnakan sembari mengikuti perkuliahan.

Hasilnya, ketika memasuki akhir perkuliahan sebagian besar dari mereka sudah disibukkan oleh urusan bisnis. Kadang, saking sibuknya mereka memilih untuk tidak melanjutkan pendidikan yang tinggal selangkah lagi meraih gelar akademik alias drop out (DO). Meskipun, tentu saja terdapat beberapa pengecualian sehingga seorang mahasiswa  yang sukses membangun startup bisnis tetapi bersikeras menyelesaikan kuiliah.

Tetapi konsekuensi dari pilihan mereka tersebut  tidak mengecewakan pada akhirnya.  Bisnis yang dibangun melejit dan sangat dikenal oleh masyarakat di seluruh dunia. Produk-produk yang dihasilkan  pun selalu mendapat sambutan hangat di pasar. Dampak positifnya, rekening mereka semakin gemuk dan perusahaannya semakin besar.

Pencapaian tersebut, membuat mereka menjadi miliuner di usia muda. Mereka sangat berjaya saat masih belia dan kaya raya sesudahnya. Nampaknya, ini sebuah contoh sekaligus trendsetter bagi generasi muda Indonesia untuk mengikuti jejak langkahnya, menjadi entrepreneur di usia muda. Apa kata mereka tentang kesuksesan yang dicapainya? Berikut ini jawabannya …………………..

5 Rahasia Entrepreneur Muda Terkaya Dunia

Berkat kemajuan teknologi, banyak anak muda dunia yang menjadi kaya raya karena inovasinya. Tapi ternyata, dalam daftar anak muda terkaya versi Forbes,  banyak juga anak muda kaya yang berbisnis di luar bidang IT. Berikut adalah beberapa kutipan yang bisa jadi pembelajaran, bagaimana mereka bisa sukses di usia 20 hingga 40 tahunan.

1. Dustin Moskovitz (27 tahun)

Ia adalah co-founderFacebook yang kemudian memilih untukmendirikan perusahaannya sendiri, Asana. Ia juga dikenal menjadi investor di berbagai perusahaan yang berbasis teknologi informasi.

MULAI SEGERA

“Karena kita mulai sejak usia 20-an, kita punya waktu beberapa dekade ke depan untuk mencari tahu apa kemungkinan yang punya dampak terbesar dari sumber (pengetahuan) yang kita miliki”

2. Yoshikazu Tanaka (34 tahun)

Ia adalah pendiri social media network terbesar asli dari Jepang, Gree.jp.

BERPIKIR GLOBAL

“Platform Gree terbaru yang kami kembangkan ini menunjukkan komitmen bahwa kami akan terus membangun ekosistem global untuk mobile developers yang gratis untuk dimainkan. Tujuan kami adalah menawarkan pengalaman bermain game berbasis sosial network terbaik untuk semua pemain di dunia”

3. Oleg Bakhmatyuk (37 tahun)

Pria dari Ukraina ini usahanya cukup unik. Ia berhasil jadi triliuner dari bisnis telur yang berada di bawah grup usaha Avangard dan Ukrlan farming. Dari pengusaha gas, ia berpindah ke bisnis telur karena menganggap bahwa memberi makan pada banyak orang agar tidak kelaparan adalah bisnis masa depan.

KERJA SAMA

“Perjanjian ini akan memberikan keuntungan tambahan bagi semua pemangku kepentingan Avangard, yakni dengan memberikan kepastian jaminan keamanan, persediaan, serta meningkatkan kemampuan penjualan dan pemasaran yang saling terintegrasi”

4. Chen Tianqiao (39 tahun)

Ia adalah pengusaha hiburan berbasis game terbesar di China, yakni Shanda Interactive Entertainment. Ia membesarkan usaha ini bersama istrinya, Qianqian Luo dan saudaranya, Danian.

SUKSES BUTUH DUKUNGAN ORANG TERDEKAT

“Kebahagiaan keluarga lebih penting daripada kesuksesan sebuah bisnis”

5. Mikhail Abyzov (38 tahun)

Merupakan salah satu triliuner dari Moskow, Rusia, yang menjulang namanya berkat perusahaannya, E4 Group, yang bergerak di bidang penyediaan energi.

BERPIKIR UNTUK KEPENTINGAN YANG LEBIH BESAR

“Kami ingin menciptakan pusat materi dan teknologi ketenagaan baru serta mengujinya sebagai energi yang lebih efisien. Tujuan dari proyek ini bukan hanya sebagai ajang ujicoba teknologi abad 21 yang memungkinkan keuntungan dalam periode singkat, tapi menciptakan kondisi yang penting untuk kebutuhan di Rusia, karena masyarakat kita sangat butuh hal ini”.

 http://ukmindonesiasukses.blogspot.com/2013/04/margahayuland-42-tahun-membangun.html

Menjajal Hoki Bisnis di 11 Merek Kuliner

Hokky Group menawarkan kemitraan bisnis kuliner. Ada 11 merek makanan dan minuman yang ditawarkan. Paket investasinya mulai Rp 18 juta-Rp 95 juta. Omzet ditargetkan Rp 700.000-Rp 1,5 juta per hari.

Bisnis kuliner terus berkembang. Dari waktu ke waktu ada saja pemain baru di bisnis ini. Aneka makanan seperti piza, steik, bento, pasta, burger, martabak, dan donat adalah beberapa jenis makanan yang paling banyak dijajakan para pengusaha kuliner. 

Nah, di Bandung, Jawa Barat, ada seorang pemain yang langsung menggabungkan beberapa jenis makanan tersebut dalam satu bendera usaha. Dia adalah Hokky Carnegie, yang mengelola bisnis kuliner di bawah bendera usaha bernama Hokky Group. 

Selain beberapa menu tadi, ia juga menawarkan menu lain, seperti chicken dan sup. Di minuman, ia menawarkan kopi, jus dan es krim. Masing-masing menu tersebut dikemasnya dalam brand yang terpisah-pisah. Di antaranya Hokky Pizza, Hokky Steak, Hokky Bento, Hokky Pasta, Hokky Burger, Hokky Martabak, Hokky Chicken, Hokky Donat, dan Hokky Zuppa Soup. Untuk minuman ada Hokky Coffee dan Hokky Juice & Ice Cream. 

Jadi, total ada 11 merek makanan dan minuman. Harga makanan dan minuman di tiap brand rata-rata berkisar Rp 6.000-Rp 8.000 per porsi.Memulai bisnis sejak 2011, pada Maret 2012, Hokky, menawarkan kemitraan dengan konsep booth dan resto. Untuk tipe booth, ia mematok biaya investasi sebesar Rp 18 juta. Investasi itu sudah meliputi peralatan lengkap, pelatihan, dan bahan baku awal. Mitra yang mengambil paket ini hanya boleh memilih satu brand usaha. 

Omzet mitra diperkirakan Rp 400.000-Rp 700.000 per hari. Dengan laba 15 persen, mitra bisa balik modal dalam waktu empat bulan. "Kami tak ada franchise fee," katanya.Khusus untuk paket resto, mitra bisa memilih dua brand yang diinginkan dan dianggap cocok dengan karakteristik lokasi yang dipilih oleh mitra. Bila nantinya kurang menguntungkan, mitra bisa saja mengubah pilihan brand-nya. "Jadi lebih fleksibel," ucap Hokky.

Paket resto ini dibanderol Rp 95 juta yang mencakup peralatan lengkap, pelatihan, bahan baku awal, meja kursi serta dekorasi tempat. Untuk paket ini, omzet mitra ditargetkan mencapai Rp 1 juta-Rp 1,5 juta per hari. Dengan laba sebesar 15 persen dari omzet, mitra yang mengambil paket resto bisa balik modal dalam setahun.

Saat ini, Hokky Group telah memiliki enam mitra yang semuanya mengambil paket booth. Para mitra ini tersebar di Palembang, Surabaya, Denpasar, dan Balikpapan.Dari enam mitra itu, ia baru berhasil menjual empat brand, yakni Hokky Pizza, Hokky Coffee, Hokky Bento, dan Hokky Pasta. "Tapi beberapa brand sudah ada peminatnya," ujarnya.

Erwin Halim, konsultan dan pengamat waralaba dari Proverb Consulting, menilai, konsep kemitraan Hokky Group yang menawarkan banyak brand justru akan membingungkan calon mitra usaha. Soalnya, dengan banyak brand, Hokky Group tidak memiliki fokus. 

Padahal, brand-brand itu semuanya sudah banyak di pasaran. "Tawaran kemitraan tanpa brand tak punya kekuatan," jelas Erwin.Ia menyarankan, Hokky Group fokus membangun produk unggulannya dulu. Setelah memiliki produk unggulan, barulah Hokky Group dapat meluaskan usahanya. 

http://ukmindonesiasukses.blogspot.com/2013/04/margahayuland-42-tahun-membangun.html

Sumber : kompas
 (Fahriyadi, Noverius Laol/Kontan)

Dulu Tukang Becak, Kini Punya 10 Mobil dan 2 Pabrik

Bertahun-tahun lamanya Sanim menggantungkan nasib pada sebuah becak yang dimilikinya. Kini nasibnya berubah, ia menjadi jutawan dengan dua pabrik, tiga rumah, 10 mobil, dan dua kali haji dari usahanya itu.

Sanim (60) merupakan seorang pengusaha asal Desa Rawa Urip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Ia menjadi salah satu contoh warga yang berhasil keluar dari garis kemiskinan.
Dua usaha yang ia jalani saat ini ialah pabrik pembuatan garam dan pupuk organik. Namun, nama Sanim lebih dikenal sebagai pengusaha garam ketimbang pengusaha pupuk organik.

"Sekarang saya punya 10 mobil, tiga di antaranya mobil pribadi tipe Daihatsu Taruna, Honda Jazz, dan mobil pertama ketika saya beli tahun 1997, yaitu Daihatsu Espass, bangga sekali saya saat itu. Sisanya mobil angkut produksi, seperti Fuso," ujar bapak empat anak ini, saat ditemui Kompas.com di acara peluncuran buku kewirausahaan Rhenald Kasali di Gedung WTC, Jakarta Kamis (5/7/2012).

Adapun beberapa jenis garam yang diproduksi ialah jenis garam grosok (garam non-yodium masih berbentuk butiran besar dan kasar, biasanya dipakai untuk budidaya dan pengawetan ikan), garam dapur (konsumsi), dan garam industri untuk pabrik tekstil.

Sementara jenis pupuknya, yakni organik tipe KCL (kalium clorida), fungsinya meningkatkan unsur hara kalium di dalam tanah budidaya.Kemampuan produksi kedua pabriknya, Samin mengaku, dalam setahun mampu memproduksi masing-masing 2.000 ton baik garam maupun pupuk organik.
"Oh kalau barang jadinya, itu mah (harga jual) rahasia perusahaan, Mas. Yang penting perhitungan saya ini ada lebihnya gitu. Saya tidak tahu kiranya berapa, tapi tahun kemarin bersih minimal mencapai Rp 400 juta per tahun," tuturnya sambil tertawa.

Menimba ilmu dari pabrik garam

Sanim menceritakan, pada awalnya ketika masih sebagai tukang becak, ia sering mangkal di persimpangan Jalan Cirebon. Di tempatnya mangkal, berdiri sebuah pabrik garam yang cukup besar.
Sanim pun tertarik untuk melamar kerja di pabrik tersebut, dengan harapan nasibnya bisa lebih baik. Beruntung, Ia diterima bekerja di situ.

"Setelah dua bulan bekerja, saya pun berpikir, daerah kita kan punya potensi garam, loh kenapa saya tidak bisa membuat garam sendiri," ungkapnya.Akhirnya, Sanim berhenti kerja dari pabrik garam tersebut. Di situlah ia mulai berpikir, usaha garam ternyata mampu mengeruk keuntungan yang lebih besar dari buruh pabrik, apalagi tukang becak.

Baginya, garam bukan hanya sebagai bumbu penyedap makanan, melainkan juga dibutuhkan untuk keperluan industri, pertanian, dan perikanan. Ternyata, tidak sia-sia pernah bekerja di pabrik garam. "Jadi bisa dikatakan cuma menimba ilmu di pabrik tersebut," tuturnya.

Ilmu yang diperolehnya ialah cara membuat garam krosok. Sanim pun menggarap empang peninggalan orang tuanya yang berada di belakang rumahnya untuk mencoba membuat garam."Alhamdulillah, lama-lama usaha saya berkembang, sampai yang awalnya usaha di halaman belakang rumah, lalu berkembang dan kita bisa membeli tanah untuk tempat produksi yang lebih luas lagi," ujar Sanim, yang mampu mengantarkan keempat anaknya meraih gelar sarjana ini.

Petani garam umumnya memanfatkan empang atau kolam di dekat pantai. Caranya, dengan mengumpulkan air laut ke dalam empang. Lalu, dengan bantuan sinar matahari, air laut yang terkumpul tersebut akan menguap dan menghasilkan kristal-kristal bersenyawa Natrium clorida (NaCl).
Kristal NaCL itu dikumpulkan oleh petani, lalu dibersihkan berulang kali dari kotoran yang melekat hingga menjadi butiran halus dan kecil, tetapi non-yodium.

Itu dulu, tetapi kini, selain memproduksi sendiri garam krosok, ia juga membelinya dari petani garam di sekitar Cirebon. Dengan kisaran harga beli sekitar Rp 400 per kilogram.Harga belinya murah disebabkan garam yang diterima masih sangat kotor dan berwarna hitam. Kemudian ia cuci kembali dengan alat seadanya.

Akhirnya, Ia memutuskan untuk membeli alat pencuci khusus garam krosok seharga Rp 20 juta-an. Lebih efisien, dan garam krosok bisa dibersihkan dengan cepat. Ia pun menjual garam itu ke industri, pertanian, dan perikanan.

Namun, Sanim enggan menyebut berapa harga jual garamnya. Di beberapa iklan promosi yang beredar di internet, harga jual garam krosok bersih bisa mencapai Rp 810.Peralatan produksi garamnya pun masih menggunakan mesin tradisional. Menurutnya, ini warisan budaya setempat. Lagi pula, ia menganggap mesin tradisional lebih tahan lama dan tidak menimbulkan suara bising ketimbang mesin modern berbahan besi.

Mesin tradisional inilah yang digunakan Sanim untuk mengolah garam krosoknya menjadi garam beryodium dan bisa dikonsumsi oleh masyarakat.
"Kalau barang, jualnya habis-habis terus, tak pernah berkurang. Karena pemasaran banyak sekali setelah garam beredar," ungkapnya.

Memanfaatkan KUR

Lambat laun, Sanim pun mulai berpikir untuk mengembangkan usaha lebih besar lagi dari yang ia jalani sekarang. Pada 2010, ia memutuskan untuk menggunakan fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang disediakan perbankan BUMD Jawa Barat, yakni Bank Jabar Banten (BJB).

Sebelumnya, ia hanya memanfaatkan jasa bilyet giro Bank BJB untuk bertransaksi dengan pembeli luar kota. "Kita pernah mengajukan utang pinjaman ke Bank BCA, tapi waktu itu ditolak. Setelah itu akhirnya kita ke bank BJB. setelah diproses dan melihat prospek perkembangan usaha kita, akhirnya kita dapat dana," katanya bercerita saat kesulitan memperoleh dana usaha.

Untuk menghasilkan 2.000 ton garam, paling tidak Sanim harus mengeluarkan biaya produksi sebesar Rp 1 miliar. Untuk itu, ia sangat membutuhkan suntikan dana bank untuk memperlancar arus produksinya.

Ia mengaku tidak pernah mengalami kredit macet selama meminjam ke bank. "Ke depannya nanti saya akan meminjam kembali ke Bank BJB sebesar Rp 500 juta. Kepenginnya saya balikin sekitar 1 tahun," katanya.

Sementara itu, ditemui Kompas.com di tempat yang sama, Dirut Bank BJB Bien Subiantoro mengatakan, bank yang dipimpinnya itu memberikan akses kemudahan bagi para pengusaha mikro melalui jalur KUR.

Salah satu langkah BJB ialah meluncurkan suatu program bernama "Warung BJB". Warung tersebut semacam bank keliling khusus untuk menyalurkan pembiayaan usaha mikro.Kini, 430 Warung BJB tersebar di pasar-pasar tradional di beberapa wilayah Jawa Barat dan Banten."Khusus kredit (KUR) kita masih fokus di Jawa Barat dan Banten. Ini karena untuk menyalurkan kredit, kita harus tahu dulu customer-nya," tutur Bien.

Dirinya mengklaim, pengusaha mikro tidak perlu lagi berpikir ribetnya proses birokrasi pengajuan dana KUR.Biasanya, lanjut Bien, pengusaha mikro yang datang ke BJB untuk mengajukan KUR didiskusikan terlebih dahulu, bank pun bisa langsung mencairkan dananya. Asalkan pengusaha punya tempat usaha tetap.

"Kita memberi dana mulai paling kecil yakni Rp 2 juta hingga yang paling besar sampai Rp 50 juta. Begitu tumbuh, lalu kita naikkan kembali levelnya sampai RP 100 juta. Lalu begitu tumbuh lagi, kita naikkan kembali level pinjamannya. NPL-nya (kredit bermasalah) pun kecil, hanya empat persen (maksimal lima persen) untuk mikro," kata Bien, yang pernah menjabat Direktur Treasury dan Internasional Bank BNI ini.

Rhenald Kasali tentang Sanim
Guru Besar FEUI sekaligus penggiat Rumah Perubahan kewirausahaan Rhenald Kasali mengatakan, banyak sekali orang yang menjadi tukang becak selama 20 tahun dan bahkan hingga akhir hayatnya.
"Tapi Pak Sanim berubah, justru Pak Sanim melihat dirinya ada potensi. Dan sekarang Pak Salim menjadi pengusaha besar di bidang garam. Ketika sebagian besar orang justru ingin impor garam. Pak Sanim berkutat untuk menyelamatkan garam Indonesia. Jadi ini salah satu contoh," ungkapnya pada sambutannya di peluncuran buku terbarunya tentang kewirausahaan.

Rhenald menyebut Sanim dan pengusaha mikro sejenis adalah para "pengusaha cracking". Para pengusaha yang awalnya bukan dari kalangan keluarga pengusaha, tetapi mereka nekat keluar dari kebiasaan-kebiasaan masyarakat pada umumnya.

Sumber : Kompas

Entri Populer