Produk kerajinan Wayang Suket atau Wayang Rumput asal Desa Wlahar,
Kecamatan Rembang, Purbalingga, Jawa Tengah, banyak diburu dan dibeli
oleh para kolektor wayang asing seperti Jerman, Belanda dan Jepang.
Bahkan
wayang suket asal Purbalingga ini telah menjelajah hingga ke Amerika
Serikat untuk mengikuti pameran National Day of Puppetry di California,
Amerika Serikat, akhir April lalu."Saya tidak tahu wayang apa
saja yang dipamerkan di sana. Saya hanya mengirimkan tokoh Arjuna dan
Kresna," kata Badriyanto (35) perajin wayang suket saat ditemui di
rumahnya, Purbalingga, Minggu (4/6/2012).
Menurut dia, seni keterampilan membuat wayang suket ini, telah ditekuni sejak tahun 1995 melalui almarhum kakeknya."Saya
belajar dari kakek, Mbah Kasan Wikrama, yang biasa dipanggil dengan
sebutan Mbah Gepuk. Awalnya, saya membutuhkan waktu lebih dari seminggu
untuk menyelesaikan sebuah wayang. Namun sekarang hanya tiga hari untuk
wayang berukuran kecil dan empat sampai lima hari untuk ukuran standar,"
katanya.
Namun ia mengakui hingga saat ini dirinya masih belum
bisa membuat sosok wayang Batara Guru karena memiliki tingkat kesulitan
yang sangat tinggi."Batara Guru memiliki banyak tangan dan
bagian bawahnya terdapat bentuk semacam binatang. Saya sampai sekarang
belum bisa membuatnya sehingga selalu menolak jika ada yang pesan tokoh
ini," jelasnya.
Tingkat kesulitan dan kerumitan dalam membuat
wayang suket ini membuat sedikit orang yang mampu mempunyai keterampilan
ini. Di Purbalingga hanya Badriyanto dan Aksanudin yang mampu membuat
wayang suket. Hal itu tidak semua tokoh wayang yang dapat dibuat oleh
mereka.
"Masih jarang pemuda yang menguasai pembuatan wayang suket, di sini hanya 2 orang yang bisa," kata Aksanudin Guru SMA Rembang.Ia
memasukkan kerajinan membuat wayang suket ke dalam kurikulum di SMA
Rembang sebagai seni ria lokal. Hal ini karena jarangnya pemuda yang
dapat meneruskan seni kerajinan ini.
"Saya pernah membongkar wayang itu. Anyamannya rumit, karena harus menganyam sambil membentuk," jelasnya.Untuk
membuat wayang suket ini juga sangat unik, karena menggunakan bahan
dari rumput liar yang dinamakan rumput kasuran yang biasa tumbuh hanya
bulan suro. "Rumput ini lebih lentur, 50-70 cm. Biasa dipakai makanan
ternak juga, untuk membuat wayang yang dipakai itu batangnya," ujarnya.
Menurut dia, hingga saat ini pun dirinya masih belum paham kenapa rumput kasuran ini hanya ada dibulan suro."Ini
yang saya tidak tahu dan harus dikaji lagi, kenapa bisa begitu, itu
banyaknya kalau dibulan suro. Ini rumput liar, pernah dibudidayakan tapi
tidak bisa sesubur saat bulan suro nya," tambahnya
Dia
mengungkapkan setelah rumput kasuran dipanen lalu rumput tersebut
dikeringkan dengan dijemur. Untuk membentuknya harus direndam 1,5 jam
agar lemas dan dibuat hanya dengan menggunakan alat seperti gunting,
palu dan tusuk (alat untuk menganyam wayang). Wayang suket ini sendiri
mampu bertahan hingga 20 tahun.
"Wayang yang terbuat dari rumput
kasuran ini dijual dengan harga Rp 250.000 hingga Rp 450.000 per buah.
Sementara jika satu set tokoh Pandawa Lima atau satu set tokoh Punakawan
dijual dengan harga Rp 1,7 juta," ungkapnya.
http://ukmindonesiasukses.blogspot.com/2013/04/margahayuland-42-tahun-membangun.html
Badriyanto
Pengrajin Wayang Suket Wisanggeni. Jalan Raya Kemanggunan RT 2 RW 2 Wlahar, Rembang, Purbalingga, Jawa Tengah.
Bisa Hubungi 081391333053