11/03/2012
Menjadikan investasi gaya hidup
Menjadikan investasi gaya hidup
Investasi mengajarkan orang untuk merencanakan tujuan keuangan yanglebih jelas bagi kebutuhan ke depan.Pendidikan sering kali (idak linier dengan karier yang ditekuni seseorang. Begitulah yang dialami oleh Direktur PT Indo Premier Investment Management Diah Sofiyanti.
Menamatkan pendidikan strata-1 di jurusan hukum, tetapi wanita yang biasa disapa Ofie ini tidak pernah berkarier di bidang hukum. Justru, dia bekerja di sektor keuangan yang mengantar namanya menempati berbagai posisi kunci di sejumlah perusahaan papan atas.
Mengaku kiprah yang dicapai sebagai hal biasa, Ofie menemukan kedekatan hati selama berkarier di sektor keuangan. Sejak lulus dari bangku kuliah pada 1994, dia memang langsung bersentuhan dengan urusan finansial. "Selesai kuliah saya bekerja di Lippo Finance. Dari situ saya belajar tentang berbagai produk keuangan. Saya merasa punya ketertarikan di bidang ini, terutama saat sudah tahu produk keuangan dapat membantu kita mempersiapkan apa yang kita butuhkan pada masa depan," ujarnya saat ditemui Bisnis di kantornya pekan ini.
Minatnya pada jasa keuangan tak bisa ditawar lagi. Ibu dua orang putri ini menimba ilmu secara serius di bidang keuangan pada 1999. Dia mengambil gelar master di Oklahoma City University di Amerika Serikat. Keseriusan Ofie mendalami ilmu keuangan berangkat dari kepeduliannya terhadap perilaku masyarakat Mdonesia
yang belum sepenuhnya sadar tentang pengelolaan keuangan dan nmerencanakan kebutuhannya secara baik."Banyak orang Indonesia yang bekerja, tetapi tidak menyisihkan uangnya. Dari situ saya kian tertarik, sampai akhirnya melanjutkan kuliah di Oklahoma," tuturnya.
Selepas dari Negeri Paman Sam, Ofie kembali ke Indonesia. Dia sempat bergabung selama 1 tahun dengan perusahaan asuransi Astra CMG Life. Mulai Mei 2004, dia mantap berkarier di pasar modal sebagai Senior Relationship Manager di First State Investments Indonesia.
Dari sinilah disiplin ilmu yang digelutinya bermuara. Dia bertugas membangun keyakinan investor pada produk yang dimiliki perusahaan tersebut-selain menjalin komunikasi dengan investor mengenai produk baru yang ditawarkan. elama 4 tahun berkarier di First State, Ofie kemudian bergabung dengan perusahaan investasi milik pemerintah, PT Danareksa Investment Management. Jabatan terakhir yang disandang di Danareksa cukup mentereng, Vice President Head of Marketing Sales.
Memasuki kuartal terakhir 2011, kariernya di jasa keuangan dilanjutkan bergabung dengan PT Indo Premier Investment Management.Di perusahaan yang usianya belum genap 1 tahun ini, Ofie berada di jajaran board of director (BoD) bersama John D. Item dan Ernawan R. Salimsyah.
"Mengapa saya mau pindah dari perusahaan besar ke perusahaan yang lebih kecil, karena saya percaya di siniada value. Ada sesuatu yang bisa saya berikan kepada investor," ungkapnya. Sejak awal mengenal bisnis keuangan, Ofie memang ingin berbagi ilmu perencanaan keuangan kepada semua kalangan. Investor besar, investor kecil, sampai mereka yang pemula dan baru belajar mengenal investasi.
Dia ingin investasi di kalangan masyarakat dapat dijadikan sebagai gaya hidup. Tantangannya memang berat, karena tak mudah mengubah paradigma investasi, terutama investasi pasar modal kepada masyarakat awam.
Sampai sekarang pun, cara pandang masyarakat terhadap ragam instrumen investasi belum banyak berubah. Masyarakat masih percaya, bahwa investasi hanya bagi mereka yang punya berkantong tebal dan memiliki modal besar.
Sejatinya, menurut dia, investasi bukan sekadar menanamkan modal yang kita miliki agar berlipat pada kemudian hari. Investasi mengajarkan orang untuk merencanakan tujuan keuangan yang lebih jelas bagi kebutuhan ke depan.
Misalnya, dia mencontohkan seseorang mempunyai rencana menyekolahkan anak 2 tahun lagi, maka sejak sekarang harus disiapkan. Pilihan instrumen investasinya juga harus tepat untuk memenuhi target keuangan 2 tahun tersebut.
"Merencanakan keuangan itu penting. Bukan sekadar kelebihan uang terus diinvestasikan, bukan itu. Investasi harus disesuaikan dengan tujuan keuangannya," jelas pengagum Oprah Winfrey ini. Sejalan dengan perkembangan pasar modal di Indonesia, tak sedikit perusahaan investasi keuangan yang menerbitkan berbagai produk investasi yang terjangkau.
Berapa pun dana yang dimiliki, sesungguhnya dapat dijadikan sebagai modal awal investasi. "Sekarang siapa pun bisa jadi investor. Kalau ingin kaya ya harusinvestasi. Maka kita ajak, investor memulai dari yang kecil agar mereka mau mencoba."
Sejak dini
Ke depan, Ofie berharap investasi tak sekadar dikenal kalangan menengah atas atau kalau di klasifikasi golongan umur hanya dipahami mereka yang berusia mapan 30 tahun-50 tahun. Investasi memang harus dikenalkan sejak dini, agar remaja mulai memahami cara mengembangkan dana yang dimiliknya, tanpa harus terjebak pada kebutuhan konsumtif.
Tak heran, jika Ofie juga kerap melakukan sosialisasi dan mengisi berbagai kegiatan seminar terutama di perguruan tinggi untuk mendekatkan produk investasi di kalangan mahasiswa. "Ada satu yang perlu kita didik, next generation kita perlu mengenal investasi," imbuhnya singkat.
Ofie yang gemar melahap berbagai bahan bacaan ini kerap menekankan kepada tim yang dipimpinnya untuk melakukan segala hal secara kreatif. Oleh karena itu, dia yakin kreativitas dapat melahirkan ide-ide baru yang dapat dioptimalkan perusahaan.
Ide dipercaya memiliki kekuatan membangun semangat. Oleh sebab itu, baik tim yang berada langsung di bawah kendalinya maupun karyawan di perusahaan itu diajak memberikan kontribusi positif. Meski perusahaan relatif baru, dia meminta karyawan tidak khawatir bersaing dengan sejumlah perusahaan investasi yang mapan.
"Saya selalu meyakinkan kepada tim bahwa kita akan besar. Kalau kita ingin besar, kita juga harus berpikir besar," kata istri Erick Jazier Adriansyah ini. Lewat terobosan baru dengan menerbitkan produk yang variatif melalui per-usahannya, dia berharap ada warna baru dan pilihan bagi investor yang ingin melirik pasar modal sebagai instrumen investasi masa depan.
"Memang kita masih kecil, tetapi produk yang kita tawarkan bukan hal kecil," tutupnya. Untuk menjadi besar, memang sesuatu dimulai dari kecil, (arief.setiaji@bisnis.co.id)
Sumber : Bisnis Indonesia
Diah Sofiyanti,Stefanus Arief Setiaji