14/03/2012
Budidaya Melon Ladika
Hindari Pupuk Kimia, Panen Melon Ladika Berlimpah
Budidaya melon ladika butuh perawatan yang baik agar dapat menghasilkan buah secara maksimal. Hal utama yang harus diperhatikan adalah pemilihan lahan, pemupukan, pengairan, dan penyiangan. Agar menghasilkan buah yang bermutu disarankan menggunakan pupuk organik.
BUDIDAYA melon ladika kini semakin diminati. Terlebih permintaan melon ini cukup tinggi di pasaran. Namun, bagi Anda yang ingin membu-dudayakan melon ladika ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
Amin, petani melon ladika dari Serdang, Medan bilang, tanaman ini dapat dibudida-yakan di ketinggian tanah antara 300 meter-900 meter di atas permukaan laut (dpl). Melon juga tumbuh baik di suhu optimal 25 derajat celcius-30 derajat celcius. Adapun jenis tanah cocok untuk tanaman ini adalah tanah liat berpasir. Sebab, tanah ini mengandung banyak bahan organik, seperti andosol, latosol, regosol, dan gruniosol.
Namun, jika tanah tidak memiliki unsur-unsur tersebut, petani dapat mengakalinya dengan menambahkan bahan organik dan pemupukan. Jauh lebih baik jika menggunakan pupuk alami. Tanah yang terlalu basah dan memiliki tingkat curah hujan yang tinggi tidak disarankan. Sebab, tanaman ini membutuhkan panas matahari yang cukup dari pagi sampai sore.
Nail, untuk bibitnya bisa didapat dari para petani di Jawa Tengah. Amin membeli bibit dalam kemasan kiloan. "Harga bibitnya Rp 150.000 per kilogram," ujar Amin. Sebelum ditanam di lahan, bibit disemai dulu di polybag selama enam hari. Setelah itu akan tumbuh kecambah seukuran 10 senti meter (cm). Bila kecambah telah tumbuh, bibit siap ditanam di lahan perkebunan dengan jarak tanam sekitar 40 cm.
Tanaman melon ini harus rajin disiram minimal sekali dalam sehari. "Bisa pagi atau sore," ujar Amin.Petani lain, Aenuddin asal Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) menambahkan, budidaya melon tidak bisa sembarangan. Menurutnya, butuh perhatian khusus, terutama dalam hal pemupukan, pengairan, dan penyiangan. "Setiap 200 meterpersegi bagusnya dijaga dua orang. Baru hasilnya bisa maksimal," ujar Aenuddin.
Terkait dengan pilihan tanah, ia menyarankan untuk menggunakan lahan bekas *. tanaman padi. Aenuddin juga menyarankan untuk tidak menggunakan pupuk kimia, seperti NPK (nilivgen plwspate kalium). Soalnya, penggunaan pupuk ini tidak menjamin tanaman melon bisa berbuah banyak.
Ia justru menyarankan petani menggunakan pupuk organik, seperti pupuk kandang atau kompos. Dari pengalamannya, dengan menggunakan pupuk organik, tanaman melon sudah berbuah sekitar 60 hari-70 hari sejak ditanam, dengan hasil lumayan banyak.
Aenuddin membenarkan melon ladika membutuhkan penyinaran cukup. Makanya, kalau musim hujan ia hanya menanam melon di lahan seluas 2 hektar. Terlalu banyak air tidak bagus. Bunganya banyak pecah dan tak jadi buah," ujarnyaB
Budidaya melon ladika butuh perawatan yang baik agar dapat menghasilkan buah secara maksimal. Hal utama yang harus diperhatikan adalah pemilihan lahan, pemupukan, pengairan, dan penyiangan. Agar menghasilkan buah yang bermutu disarankan menggunakan pupuk organik.
BUDIDAYA melon ladika kini semakin diminati. Terlebih permintaan melon ini cukup tinggi di pasaran. Namun, bagi Anda yang ingin membu-dudayakan melon ladika ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
Amin, petani melon ladika dari Serdang, Medan bilang, tanaman ini dapat dibudida-yakan di ketinggian tanah antara 300 meter-900 meter di atas permukaan laut (dpl). Melon juga tumbuh baik di suhu optimal 25 derajat celcius-30 derajat celcius. Adapun jenis tanah cocok untuk tanaman ini adalah tanah liat berpasir. Sebab, tanah ini mengandung banyak bahan organik, seperti andosol, latosol, regosol, dan gruniosol.
Namun, jika tanah tidak memiliki unsur-unsur tersebut, petani dapat mengakalinya dengan menambahkan bahan organik dan pemupukan. Jauh lebih baik jika menggunakan pupuk alami. Tanah yang terlalu basah dan memiliki tingkat curah hujan yang tinggi tidak disarankan. Sebab, tanaman ini membutuhkan panas matahari yang cukup dari pagi sampai sore.
Nail, untuk bibitnya bisa didapat dari para petani di Jawa Tengah. Amin membeli bibit dalam kemasan kiloan. "Harga bibitnya Rp 150.000 per kilogram," ujar Amin. Sebelum ditanam di lahan, bibit disemai dulu di polybag selama enam hari. Setelah itu akan tumbuh kecambah seukuran 10 senti meter (cm). Bila kecambah telah tumbuh, bibit siap ditanam di lahan perkebunan dengan jarak tanam sekitar 40 cm.
Tanaman melon ini harus rajin disiram minimal sekali dalam sehari. "Bisa pagi atau sore," ujar Amin.Petani lain, Aenuddin asal Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) menambahkan, budidaya melon tidak bisa sembarangan. Menurutnya, butuh perhatian khusus, terutama dalam hal pemupukan, pengairan, dan penyiangan. "Setiap 200 meterpersegi bagusnya dijaga dua orang. Baru hasilnya bisa maksimal," ujar Aenuddin.
Terkait dengan pilihan tanah, ia menyarankan untuk menggunakan lahan bekas *. tanaman padi. Aenuddin juga menyarankan untuk tidak menggunakan pupuk kimia, seperti NPK (nilivgen plwspate kalium). Soalnya, penggunaan pupuk ini tidak menjamin tanaman melon bisa berbuah banyak.
Ia justru menyarankan petani menggunakan pupuk organik, seperti pupuk kandang atau kompos. Dari pengalamannya, dengan menggunakan pupuk organik, tanaman melon sudah berbuah sekitar 60 hari-70 hari sejak ditanam, dengan hasil lumayan banyak.
Aenuddin membenarkan melon ladika membutuhkan penyinaran cukup. Makanya, kalau musim hujan ia hanya menanam melon di lahan seluas 2 hektar. Terlalu banyak air tidak bagus. Bunganya banyak pecah dan tak jadi buah," ujarnyaB
Sumber: Harian Kontan
Noverius Laoli, Eka Saputra