Halaman

Bisnis Sekaligus Melestarikan Budaya

14/03/2012
Bisnis Sekaligus Melestarikan Budaya


Bagi para pedagang di sentra barang antik di Ciputat, Tangerang, berbisnis tak hanya mengejar keuntungan semata. Tetapi juga menjaga dan melestarikan warisan budaya. Semangat itu yang mendorong mereka mendirikan bengkel pembuatan furnitur. Selain berdesain kuno, mebel yang mereka buat juga memakai kayu sisa.

SENTRA barang antik di Ciputat, Tangerang, menyediakan koleksi barang antik yang cukup lengkap. Salah satu kelebihan sentra ini adalah koleksi mebel antiknya. Selain jenisnya yang beragam, tempat ini menyediakan pilihan mebel antik khas berbagai daerah, seperti Jawa, Lampung, Palembang, dan Balikpapan.

Bagi para pedagang barang antik di tempat ini, menjajakan mebel antik bukan sekadar berjualan. Tetapi juga menjaga dan melestarikan warisan budaya. Semangat itu pula yang mendorong mereka mendirikan bengkel pembuatan furnitur.

Namun, bengkel tersebut tidak berada di sentra tersebut. Lokasinya berada di Bengkel pembuatan furnitur biasanya berlokasi di daerah asal para pemilik toko.daerah asal para pemilik toko. Agus Hasan, pemilik Jowo Antique, misalnya, mendirikan bengkel funitur di daerah asalnya di Pati, Jawa Tengah. "Jadi toko di Ciputat ini hanya tempat display barang saja," ujarnya

Berbeda dengan bengkel furnitur pada umumnya, bengkel milik Agus fokus menggunakan kayu jati yang sudah berusia ratusan tahun. Kayu itu kebanyakan didapat dari orang yang membongkar atau menjual rumah joglo di sekitar Jawa

Oleh Agus, kayu itu diolah menjadi aneka produk mebel. Model atau desain mebelnya dibuat menyenipai mebel kuno, seperti meja kumpeni, gebyok, bangku kuno, dan lainnya "Saya itu ingin melestarikan saja warisan nenek moyang. Toh, ternyata barang itu banyak dicari untuk penginapan, vila, ataurestoran," ujarnya

Agus sendiri mengaku prihatin atas maraknya pembongkaran rumah joglo di Jawa. Padahal, sebagai warisan kerajaan Majapahit, rumah joglo sangat kaya nilai sejarah. "Nah, dari pada kayunya disia-siakan, lebih baik saya beli," ujarnya.

Semangat untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya juga dimiliki oleh Heriyadi, pengelola Borneo Art Shop. Pria asal Kalimantan ini fokus menjual mebel antik khas daeraluiya "Selain bisnis, ini juga buat mempertahankan warisan budaya daerah kami," ujarnya

Sama halnya Agus, Borneo Art Shop juga memiliki bengkel di Balikpapan. Beberapa produk yang dihasilkan, seperti meja ukir, patung, dan topeng. Semua desainnya dibuat klasik. Sementara balian -bakunyamenggunakan kayu ulin hasil limbah perusahaan kayu atau pembangunan rumah. "Jadi selain merawat tradisi juga ramah lingkungan," ujarnya

Untuk penjualan, Borneo Art Shop lebih fokus membidik membidik turis asing sebagai pelanggan. Demi menjangkau turis asing itu sekitar lima tahun silam Borneo Art Shop membuka cabang di Bali. "Karena ini kerajinan khas Indonesia, yang beli ya banyak orang luar Indonesia," ujarnya

Hanya saja, baik Agus maupun Heriyadi meminta pemerintah daerali lebih aktif membantu pemasaran. Caranya, dengan memfasilitasi wadah pameran yang dapat mengakomodir para perajin. "Terutama pameran di luar negeri itu cukup membantu kami," kata Heriyadi.

Sumber: Harian Kontan
Eka Saputra