06/03/2012
2% Wirausahawan Segera Terpenuhi
Modal dan akses teknologi yang terbatas jadi penghambat
Indonesia sempat diprediksi butuh waktu 25 tahun untuk mencetak wirausahawan sekitar 2% dari jumlah penduduk.Namun, pemerintah yakin mampu mematahkan perkiraan itu. Persentase jumlah pengusaha yang mampu menciptakan lapangan kerja di Indonesia yaitu 2% dari jumlah penduduk diyakini terealisasi pada 2014.
Optimisme itu dipicu oleh peningkaian jumlah entrepreneur pada Januari 2012 yang mencapai 1,56% lebih tinggi dari posisi 3 tahun lalu 0,24% dari total populasi. Level 2% dari jumlah penduduk merupakan posisi ideal yang dipercaya sanggup memperkokoh perekonomian.
"Awalnya data yang kami miliki hanya 0,18% pengusaha yang ada lalu. Tiga tahun lalu dapat angka 0,24 % dan terakhir Januari 2012 jumlahnya sudah menjadi 1,56% penduduk lndo-nesia menjadi wirausaha," kata Agus Muharram, Deputi Menkop dan UKM bidang Pengembangan SDM, Kemenkop UKM, kemarin.
Dia menuturkan hal itu seusai peluncuran program pengembangan kewirausahaan HSBC Young Entrepreneur Challenge 2012. Menurutnya, data tersebut merupakan hasil kajian Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.
Pertumbuhan 1,56% itii merupakan hasil dari perhitungan Kedeputian Bidang Pengkajian Kemenkop UKM berdasarkan data dan kriteria yang ditetapkan oleh BPS. Kondisi itulah yang mendorong Agus optimistis pada 2014 jumlah pengusaha pencipta lapangan kerja akan mencapai lebih dari 2%.
Padahal sebelumnya diperkirakan butuh 25 tahun untuk mendapatkan 2% pengusaha dari jumlah penduduk atau sekitar 4 juta pengusaha karena Indonesia baru memiliki 400.000 wirausaha. Perkembangan itu tentu saja menggembirakan karena dukungan swasta yang kuat sejak gerakan wirausaha di luncurkan tahun lalu.
"Jumlah pegawai negeri kita hanya 4 juta orang sehingga pencapaian pertumbuhan yang ada sekarang faktanya memang merupakan kontribusi dari masyarakat dan kalangan swasta," katanya. Agus optimistis usaha mencapai tingkat ideal itu cepat tercapai jika masalah-masalah dalam pengembangan kewirausahaan di Tanah Air cepat teratasi.
Indonesia masih tertinggal jauh dari negara Asia lainnya seperti China dan Jepang dengan jumlah wirausahawan 10% dari total populasi, Malaysia 5%, dan Singapura 7%. Amerika Serikat bahkan memiliki 12% entrepreneur. Ciputra, pendiri Universitas Ciputra Entrepreneurship Center (UCEC), beberapa waktu lalu mengatakan untuk membangun perekonomian dibutuhkan minimal 2% wirausahawan dari keseluruhan populasi.
Agus mengatakan kalangan pemuda di Indonesia terbiasa hidup di zona nyaman Karena berkah yang dimiliki dengan sumber daya alam yang berlimpah. Sementara SDA itu harus diolah agar memiliki manfaat dan nilai tambah yang tinggi.
Adapun negara lain yang memiliki SDA terbatas mendo-rang kalangan pemudanya untuk berkreasi mengatasi keter-bata sannya. Masalah yang dihadapi dalam pengembangan kewirausahaan di Tanah Air di antaranya mental wirausaha yang minim, jumlah penduduk yang besar, kondisi geografis, akses modal dan penguasaan teknologi yang terbatas, serta pemasaran.
Pada saat ini, pemerintah melakukan moratorium penerimaan pegawai negri sipil dan baru setelah 2013 ada penerimaan pegawai lagi. Kebijakan itu berarti menutup sementara kemungkinan menjadi PNS.Menurut Agus, upaya sema- ngat kewirausahaan seperti yang dilakukan lewat kompetisi membuat business plan antarmahasis-wa se-Indonesia dalam HSBC Young Entrepreneur Challenge (YEC) 2012 dinilai tepat.
Maya Rizano, Head of Communications Corporate Sustainability HSBC Indonesia, mengatakan kompetisi itu merupakan salah satu program corporate sustainability yang fokus pada kewirausahaan melalui pilar pendidikan. "Kami juga ada program lainnya yang mendorong siswa SMP untuk menyalurkan bakat wirausaha dengan membuataneka makanan, minuman, kerajinan dan dipasarkan melalui bazar sekolah," katanya.
Peran perbankan
Dalam hal kompetisi untuk para mahasiswa ini, pihaknya ingin mendorong mereka berkontribusi lewat kewirausahaan sebagai katalisator perekonomian bangsa.Pengembangan usaha, menurutnya, dapal mendorong mahasiswa untuk menghasilkan efek berganda yang positif, kreativitas, mental positif, dan pola pikir maju yang menjadi unsur utama bagi penciptaan karakter generasi muda yang andal.
Pemenang utama kompetisi HSBC itu akan menerima hadiah Rp50 juta dan berhak untuk mewakili Indonesia di kompetisi serupa untuk berhadapan dengan pemenang dari negara lain seperti Filipina, Bangladesh, Thailand, Brunei Darussalam, Malaysia, China, dan Hong Kong.
Maya optimistis harapan KemenkopUKM agar perbankan mendorong lahirnya pengusaha baru dapat tercapai. "Seperti yang telah dibuktikan oleh banyak negara maju, pengusaha muda memiliki peranan besar dalam menggerakkan ekonominegara."
Hal yang sama juga diyakini Adityo Wicaksono, salah satu pendiri Yayasan Saloe Indonesia yang kini membantu pelaksanaan Young Entrepreneur Challa-nge (YEC) dari Maret-Juli 2012.Pria yang aktif melakukan community building di perdesaan di Ciwidey, Jawa Barat dan mengelola dua rumah pintar ini mengatakan dibutuhkan lebih banyak kepedulian perusahaan dalam hal pengembangan kewirausahaan.
Adityo mengatakan semangat wirausaha memang sudah tumbuh dari tingkat desa hingga ke dunia kampus."Bagi kami yang biasa di lapangan, kenaikan jumlah entrepreneur yang diklaim telah mencapai 1,56% tentu kami sambut gembira. Meski faktanya masih sulit membangun mindset wirausaha di tengah masyarakat," ujarnya.
Adityo masih membimbing pemuda desa memulai bisnis dan menghasilkan uang. Melalui bantuan dari divisi Business Development Satoe Indonesia, penduduk desa dibina untuk membuat bisnis. Pada saat ini, di Desa Cambung telah berjalan bisnis peternakan kelinci, lele, dan ayam, serta bisnis pembuatan yoghurt asli Ciwidey dengan teknologi sederhana.
Adapun, di Desa Papakmang-gu memiliki bisnis vegerium atau sayuran organik yang saat ini telah masuk di delapan cabang waralaba sebuah peritel modern dan dalam tahap ekspor ke Malaysia dan Singapura.
"Untuk memiliki entrepreneur 2% dari jumlah penduduk masih butuh proses panjang. Lebih banyak kompetisi bisnis dan perusahaan yang mau terlibat menggerakkan wirausaha maka makin cepat bangsa ini memiliki 4 juta pengusaha," tegasnya, (hiida.sabri@bisnis.co.id)
Modal dan akses teknologi yang terbatas jadi penghambat
Indonesia sempat diprediksi butuh waktu 25 tahun untuk mencetak wirausahawan sekitar 2% dari jumlah penduduk.Namun, pemerintah yakin mampu mematahkan perkiraan itu. Persentase jumlah pengusaha yang mampu menciptakan lapangan kerja di Indonesia yaitu 2% dari jumlah penduduk diyakini terealisasi pada 2014.
Optimisme itu dipicu oleh peningkaian jumlah entrepreneur pada Januari 2012 yang mencapai 1,56% lebih tinggi dari posisi 3 tahun lalu 0,24% dari total populasi. Level 2% dari jumlah penduduk merupakan posisi ideal yang dipercaya sanggup memperkokoh perekonomian.
"Awalnya data yang kami miliki hanya 0,18% pengusaha yang ada lalu. Tiga tahun lalu dapat angka 0,24 % dan terakhir Januari 2012 jumlahnya sudah menjadi 1,56% penduduk lndo-nesia menjadi wirausaha," kata Agus Muharram, Deputi Menkop dan UKM bidang Pengembangan SDM, Kemenkop UKM, kemarin.
Dia menuturkan hal itu seusai peluncuran program pengembangan kewirausahaan HSBC Young Entrepreneur Challenge 2012. Menurutnya, data tersebut merupakan hasil kajian Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.
Pertumbuhan 1,56% itii merupakan hasil dari perhitungan Kedeputian Bidang Pengkajian Kemenkop UKM berdasarkan data dan kriteria yang ditetapkan oleh BPS. Kondisi itulah yang mendorong Agus optimistis pada 2014 jumlah pengusaha pencipta lapangan kerja akan mencapai lebih dari 2%.
Padahal sebelumnya diperkirakan butuh 25 tahun untuk mendapatkan 2% pengusaha dari jumlah penduduk atau sekitar 4 juta pengusaha karena Indonesia baru memiliki 400.000 wirausaha. Perkembangan itu tentu saja menggembirakan karena dukungan swasta yang kuat sejak gerakan wirausaha di luncurkan tahun lalu.
"Jumlah pegawai negeri kita hanya 4 juta orang sehingga pencapaian pertumbuhan yang ada sekarang faktanya memang merupakan kontribusi dari masyarakat dan kalangan swasta," katanya. Agus optimistis usaha mencapai tingkat ideal itu cepat tercapai jika masalah-masalah dalam pengembangan kewirausahaan di Tanah Air cepat teratasi.
Indonesia masih tertinggal jauh dari negara Asia lainnya seperti China dan Jepang dengan jumlah wirausahawan 10% dari total populasi, Malaysia 5%, dan Singapura 7%. Amerika Serikat bahkan memiliki 12% entrepreneur. Ciputra, pendiri Universitas Ciputra Entrepreneurship Center (UCEC), beberapa waktu lalu mengatakan untuk membangun perekonomian dibutuhkan minimal 2% wirausahawan dari keseluruhan populasi.
Agus mengatakan kalangan pemuda di Indonesia terbiasa hidup di zona nyaman Karena berkah yang dimiliki dengan sumber daya alam yang berlimpah. Sementara SDA itu harus diolah agar memiliki manfaat dan nilai tambah yang tinggi.
Adapun negara lain yang memiliki SDA terbatas mendo-rang kalangan pemudanya untuk berkreasi mengatasi keter-bata sannya. Masalah yang dihadapi dalam pengembangan kewirausahaan di Tanah Air di antaranya mental wirausaha yang minim, jumlah penduduk yang besar, kondisi geografis, akses modal dan penguasaan teknologi yang terbatas, serta pemasaran.
Pada saat ini, pemerintah melakukan moratorium penerimaan pegawai negri sipil dan baru setelah 2013 ada penerimaan pegawai lagi. Kebijakan itu berarti menutup sementara kemungkinan menjadi PNS.Menurut Agus, upaya sema- ngat kewirausahaan seperti yang dilakukan lewat kompetisi membuat business plan antarmahasis-wa se-Indonesia dalam HSBC Young Entrepreneur Challenge (YEC) 2012 dinilai tepat.
Maya Rizano, Head of Communications Corporate Sustainability HSBC Indonesia, mengatakan kompetisi itu merupakan salah satu program corporate sustainability yang fokus pada kewirausahaan melalui pilar pendidikan. "Kami juga ada program lainnya yang mendorong siswa SMP untuk menyalurkan bakat wirausaha dengan membuataneka makanan, minuman, kerajinan dan dipasarkan melalui bazar sekolah," katanya.
Peran perbankan
Dalam hal kompetisi untuk para mahasiswa ini, pihaknya ingin mendorong mereka berkontribusi lewat kewirausahaan sebagai katalisator perekonomian bangsa.Pengembangan usaha, menurutnya, dapal mendorong mahasiswa untuk menghasilkan efek berganda yang positif, kreativitas, mental positif, dan pola pikir maju yang menjadi unsur utama bagi penciptaan karakter generasi muda yang andal.
Pemenang utama kompetisi HSBC itu akan menerima hadiah Rp50 juta dan berhak untuk mewakili Indonesia di kompetisi serupa untuk berhadapan dengan pemenang dari negara lain seperti Filipina, Bangladesh, Thailand, Brunei Darussalam, Malaysia, China, dan Hong Kong.
Maya optimistis harapan KemenkopUKM agar perbankan mendorong lahirnya pengusaha baru dapat tercapai. "Seperti yang telah dibuktikan oleh banyak negara maju, pengusaha muda memiliki peranan besar dalam menggerakkan ekonominegara."
Hal yang sama juga diyakini Adityo Wicaksono, salah satu pendiri Yayasan Saloe Indonesia yang kini membantu pelaksanaan Young Entrepreneur Challa-nge (YEC) dari Maret-Juli 2012.Pria yang aktif melakukan community building di perdesaan di Ciwidey, Jawa Barat dan mengelola dua rumah pintar ini mengatakan dibutuhkan lebih banyak kepedulian perusahaan dalam hal pengembangan kewirausahaan.
Adityo mengatakan semangat wirausaha memang sudah tumbuh dari tingkat desa hingga ke dunia kampus."Bagi kami yang biasa di lapangan, kenaikan jumlah entrepreneur yang diklaim telah mencapai 1,56% tentu kami sambut gembira. Meski faktanya masih sulit membangun mindset wirausaha di tengah masyarakat," ujarnya.
Adityo masih membimbing pemuda desa memulai bisnis dan menghasilkan uang. Melalui bantuan dari divisi Business Development Satoe Indonesia, penduduk desa dibina untuk membuat bisnis. Pada saat ini, di Desa Cambung telah berjalan bisnis peternakan kelinci, lele, dan ayam, serta bisnis pembuatan yoghurt asli Ciwidey dengan teknologi sederhana.
Adapun, di Desa Papakmang-gu memiliki bisnis vegerium atau sayuran organik yang saat ini telah masuk di delapan cabang waralaba sebuah peritel modern dan dalam tahap ekspor ke Malaysia dan Singapura.
"Untuk memiliki entrepreneur 2% dari jumlah penduduk masih butuh proses panjang. Lebih banyak kompetisi bisnis dan perusahaan yang mau terlibat menggerakkan wirausaha maka makin cepat bangsa ini memiliki 4 juta pengusaha," tegasnya, (hiida.sabri@bisnis.co.id)
Sumber: Bisnis Indonesia
HILDA SABRI SULISTYO