23/02/2012
Pebisnis Ayam Suka Kapasitas Angkut Besar
MENGGUNAKAN mobil pikap berkapasitas angkut banyak menjadi pilihan bagi pebisnis jual beli ayam. Sebab, untuk mengangkut dari lokasi peternak ke pasar unggas hingga mengantarkan ke tempat pembeli dibutuhkan mobil niaga berdaya kuat. Deknya juga diharapkan mampu menampung lebih banyak muatan
Karena itu. Djoko Sugiono (37). warga Kelud Selatan Semarang, menjatuhkan pilihannya pada Daihatsu Gran Max PU 1,3 keluaran 2011. "Gran Max inilah kendaraan angkutan barang sesuai keinginan saya. Di samping kapasitas dek besar, nyaman, dan aman dikendarai, juga sangat efisien dalam konsumsi bahan bakar." kata dia, saat ditemui di tempat kerjanya di Pasar Unggas Penggaron Semarang. (14/2).
Menurut dia. pikap ini memiliki kapasitas angkut terluas di kelasnya dan dapat digunakan untuk mengangkut barang-barang berukuran besar atau dalam jumlah banyak. Untuk sekali angkut, mobil bisa membawa 700 ekor, dengan bobot I kg-2 kg per ekor.
Untuk bisa berjualan di pasar unggas, setiap hari Djoko harus kulakan dan mengambil dagangan dari peternak ayam petelur di berbagai daerah, seperti Boja Kendal dan Salatiga. Bahkan kalau ayam sulit dicari, ia harus rela mencari ke daerah yang lebih jauh, sehingga dibutuhkan anggaran operasional lebih. Belum lagi jika harus mengambil sendiri ke kandang atau tempat pembudidayaan ayam yang jauh dari pemukiman. Kadang medannya cukup berat.
Setelah itu, ayam ia jojakan di pasar. Untungnya, di pasar ia sudah memiliki pelanggan tetap, sehingga bisa dipastikan ayamnya laku. Untuk saat ini, ia menilai prospek agribisnis ternak ayam broiler cukup baik. Permintaan pasarnya selalu meningkat.
Meski demikian, agar ayam laku semua, ia menawarkan yang berkualitas. Menurut dia, ayam petelur yang bagus atau masa produktif itu dipilih pada usia 16-90 minggu. Namun, lanjut Djoko, produktivitas ayam tersebut juga menyesuaikan jenisnya. Di pasar ada beberapa jenis. Ayam yang masuk petelur tersebut berjenis medium dan ringan.
Ciri ayam petelur medium adalah bobotnya berat dan dapat memroduksi telur cukup tinggi. Dagingnya juga banyak, sebab bentuk badannya besar. Ayam ini disebut pula sebagai dwiguna, artinya memiliki manfaat ganda, yaitu dapat menghasilkan telur dan daging.
Ayam petelur medium umumnya berbulu cokelat. Telurnya juga cokelat. Harganya lebih mahal dibanding telur berwarna pulih, sebab bobotnya lebih berat. Sedangkan ayam petelur ringan atau putih memiliki ciri bulu berwarna putih, badan ramping, mata bersinar, dan jengger merah. Ayam ini menghasilkan lebih dari 260 butir telur per tahun.
Meski produksi telurnya banyak, ayam petelur ringan mempunyai kelemahan, yaitu sangat peka terhadap keributan dan cuaca panas. Ayam ini juga mudah kaget. Jika kaget maka produksi telurnya menurun. Maka, jika dagangannya tidak habis dalam sehari, ia pun harus menjaga ayam-ayamnya itu dengan hati-hati. Di samping itu pemberian pakan dan minuman harus teratur untuk menjaga kondisi ayam tetap Tit dan selalu siap jual.
Cara itu ia lakukan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada para pelanggannya. Di samping itu, kini persaingan bisnis pun kian ketat, sehingga ia pun perlu melakukan strategi bisnis untuk menghadapi kompetitor. Tapi, karena hal itu sudah menjadi aktivitasnya, hal tersebut dirasakannya sebagai sesuatu yang biasa. Meski demikian, ia pun berpikir bisa melayani konsumen lebih baik, terutama dalam hal tranportsi untuk pengambilan ayam maupun pengirimannya.
Untuk itu, saat keluar kota, Gran Max dia rasakan nyaman sebagai sarana transportasi. Meski mobilnya hanya berkapasitas 1.300 cc. namun mesinnya (etap bertenaga. Terlebih konsumsi bahan bakarnya irit, yakni satu liter bensin bisa menempuh sekitar 15 km."Sejak menggunakan Gran Max pertengahan tahun lalu, bisnis saya makin lancar dan lebih hemat biaya operasional." tegasnya.
Mesinnya bandel dan tidak ada masalah berarti, cukup dibutuhkan perawatan rutin, seperti ganti oli dan tune up ringan. Yang pasti, mobil tersebut memiliki efisiensi tinggi, baik dari segi harga beli, perawatan, jaminan garansi, konsumsi bahan bakar, maupun biaya operasional, (adv)
MENGGUNAKAN mobil pikap berkapasitas angkut banyak menjadi pilihan bagi pebisnis jual beli ayam. Sebab, untuk mengangkut dari lokasi peternak ke pasar unggas hingga mengantarkan ke tempat pembeli dibutuhkan mobil niaga berdaya kuat. Deknya juga diharapkan mampu menampung lebih banyak muatan
Karena itu. Djoko Sugiono (37). warga Kelud Selatan Semarang, menjatuhkan pilihannya pada Daihatsu Gran Max PU 1,3 keluaran 2011. "Gran Max inilah kendaraan angkutan barang sesuai keinginan saya. Di samping kapasitas dek besar, nyaman, dan aman dikendarai, juga sangat efisien dalam konsumsi bahan bakar." kata dia, saat ditemui di tempat kerjanya di Pasar Unggas Penggaron Semarang. (14/2).
Menurut dia. pikap ini memiliki kapasitas angkut terluas di kelasnya dan dapat digunakan untuk mengangkut barang-barang berukuran besar atau dalam jumlah banyak. Untuk sekali angkut, mobil bisa membawa 700 ekor, dengan bobot I kg-2 kg per ekor.
Untuk bisa berjualan di pasar unggas, setiap hari Djoko harus kulakan dan mengambil dagangan dari peternak ayam petelur di berbagai daerah, seperti Boja Kendal dan Salatiga. Bahkan kalau ayam sulit dicari, ia harus rela mencari ke daerah yang lebih jauh, sehingga dibutuhkan anggaran operasional lebih. Belum lagi jika harus mengambil sendiri ke kandang atau tempat pembudidayaan ayam yang jauh dari pemukiman. Kadang medannya cukup berat.
Setelah itu, ayam ia jojakan di pasar. Untungnya, di pasar ia sudah memiliki pelanggan tetap, sehingga bisa dipastikan ayamnya laku. Untuk saat ini, ia menilai prospek agribisnis ternak ayam broiler cukup baik. Permintaan pasarnya selalu meningkat.
Meski demikian, agar ayam laku semua, ia menawarkan yang berkualitas. Menurut dia, ayam petelur yang bagus atau masa produktif itu dipilih pada usia 16-90 minggu. Namun, lanjut Djoko, produktivitas ayam tersebut juga menyesuaikan jenisnya. Di pasar ada beberapa jenis. Ayam yang masuk petelur tersebut berjenis medium dan ringan.
Ciri ayam petelur medium adalah bobotnya berat dan dapat memroduksi telur cukup tinggi. Dagingnya juga banyak, sebab bentuk badannya besar. Ayam ini disebut pula sebagai dwiguna, artinya memiliki manfaat ganda, yaitu dapat menghasilkan telur dan daging.
Ayam petelur medium umumnya berbulu cokelat. Telurnya juga cokelat. Harganya lebih mahal dibanding telur berwarna pulih, sebab bobotnya lebih berat. Sedangkan ayam petelur ringan atau putih memiliki ciri bulu berwarna putih, badan ramping, mata bersinar, dan jengger merah. Ayam ini menghasilkan lebih dari 260 butir telur per tahun.
Meski produksi telurnya banyak, ayam petelur ringan mempunyai kelemahan, yaitu sangat peka terhadap keributan dan cuaca panas. Ayam ini juga mudah kaget. Jika kaget maka produksi telurnya menurun. Maka, jika dagangannya tidak habis dalam sehari, ia pun harus menjaga ayam-ayamnya itu dengan hati-hati. Di samping itu pemberian pakan dan minuman harus teratur untuk menjaga kondisi ayam tetap Tit dan selalu siap jual.
Cara itu ia lakukan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada para pelanggannya. Di samping itu, kini persaingan bisnis pun kian ketat, sehingga ia pun perlu melakukan strategi bisnis untuk menghadapi kompetitor. Tapi, karena hal itu sudah menjadi aktivitasnya, hal tersebut dirasakannya sebagai sesuatu yang biasa. Meski demikian, ia pun berpikir bisa melayani konsumen lebih baik, terutama dalam hal tranportsi untuk pengambilan ayam maupun pengirimannya.
Untuk itu, saat keluar kota, Gran Max dia rasakan nyaman sebagai sarana transportasi. Meski mobilnya hanya berkapasitas 1.300 cc. namun mesinnya (etap bertenaga. Terlebih konsumsi bahan bakarnya irit, yakni satu liter bensin bisa menempuh sekitar 15 km."Sejak menggunakan Gran Max pertengahan tahun lalu, bisnis saya makin lancar dan lebih hemat biaya operasional." tegasnya.
Mesinnya bandel dan tidak ada masalah berarti, cukup dibutuhkan perawatan rutin, seperti ganti oli dan tune up ringan. Yang pasti, mobil tersebut memiliki efisiensi tinggi, baik dari segi harga beli, perawatan, jaminan garansi, konsumsi bahan bakar, maupun biaya operasional, (adv)
Sumber: Suara Merdeka