25/02/2012
Meraup Untun, Dengan Ternak Lele
Dibandingkan ikan air tawar, ikan lele dapat tumbuh lebih cepat. Pangsa pasar pun tak kunjung sepi. Kualitas benih, air, dan pakan, menjadi kunci menjaring untung dari ternak lele. Neraca. Usaha budidaya lele ini sangat menguntungkan. Ikan yang dipelihara lebih cepat besar lainnya. Hanya dalam waktu tiga bulan, ikan lele sudah dapat dipasarkan. Pangsa pun tidak pernah sepi.
Dengan harga yang cenderung stabil, berkisar Rp 8 ribu hingga Rp 10 ribu rupiah per kilogram. Membudidayakan ikan lele, memang cukup menjanjikan. Dalam beternak lele, media bukanlah suatu hai yang utama. Anda dapat lakukan baik dikolam tembok atau tanah, karena faktor yang menentukan keberhasilan membudidayakan lele adalah kualitas benih, air, dan pakan yang seimbang.
Dalam memilih benih yang baik, anda dapat membelinya dari pembenih lele secara langsung, sehingga kita dapat mengetahui kualitas dari benih yang ditawarkan. Sedangkan dalam hal kualitas air, sebenarnya dapat digunakan air dari sungai yang dijamin tidak tercemar, sumur, atau PAM yang sudah diendapkan.
Begitu pula dengan pakan. Utamanya para peternak ikan lele menggunakan pakan dari pabrik (pellet) dengan kandungan protein lebih dari 32%. Ada pula pakan tambahan berupa limbah peternakan ayam, seperti bangkai ayam, usus, telur yang gagal tetas dengan terlebih dahulu dibakar atau direbus.
Bila kita ilustrasikan. Untuk sebuah lahan seluas 100 m2, maka dibutuhkan bibit sebanyak 10.000 ekor dengan ukuran 10-12 cm. Harga bibit dipasar sekitar Rp 250-300 per ekor berukuran 2-3 cm dan kapadatan 100-150 ekor per m2.
Untukjumlah pakannya berupa pellet, dibutuhkansekitar satu ton. Dengan masa pemeliharaan 60-80 hari, maka diperkirakan anda akan dapat memanen hingga 900 kg ikan lele. Dan sebaiknya, pada saat 30-40 hari setelah tebar benih, lakukanlah penyortiran, karena umumnya lele yang lebih besar akan memangsa lele yang lebih kecil.
Kolam dan Pakan
Bila anda menggunakan media kolam dari terpal atau beton, maka kita bisa menggunakan teknologi probiotik dan pemupukan untuk air pada kolam. Ubahlah warna air menjadi hijau daun untuk menyuplai oksigen. Dengan teknologi tersebut, maka k pada umur 90 hari, anda sudah dapat memanen sekitar 140 gr per ekor atau sekitar tujuh ekor / perkg. Namun f sekali lagi, Bkepiawaian / dalam manajemen pengelolaan kualitas air menjadi hal yang sangat penting.
Idealnya kolam sebelumnya telah diberi pupuk kandang, urea, TSP lalu didiamkan minimal satu minggu, sehingga akan terbentuk pakan alami berupa plankton. Saatpengkondisian tersebut, kondisi air kolam harus dalam keadaan tidak jalan karena lele rentan terhadap perubahan air yang terus-menerus, terlebih lele akan selalu meloncat ke arah sumber air mengalir.
Lele tergolong ikan dengan konsumsi pakan cukup besar, jika pakan kurang, maka sesama lele akan saling memangsa. Untuk itu pemberian pakan jangan sampai telat. Untuk mengirit biaya pakan, limbah telur atau ayam sebagai pengganti pakan pelet yang harganya sangat mahal, padahal Kebutuhantotal pakan lele mencapai 80% dari total biaya operasional.
Dalam perawatan air kolam, selain menggunakan cara-cara yang sudah biasa dilakukan, cukup memberi tambahan larutan Probiotik. Probiotik yang digunakan adalah Marine Bioaquatic yang disebarkan ke air kolam dua kali seminggu.larutan yang mengandung Marine Bioaquatic dan kaya dengan bakteri penetralisir air kolam sehingga akan melindungi ikan dari racundan bakteri-bakteri penyebab penyakit. Lain halnya dengan pemberian Biostimulan, yang akan berpengaruh pada percepatan pertumbuhan ikan lele.
Ikan lele memiliki daya tahan yang cukup baik terhadap kondisi air yang kurang mendukung. Tetapi pada ukuran lele kecil, seringkali terjadi kematian secara massal yang mengakibatkan kerugian pada budidaya ikan lele.
Pada ukuran kecil, ikan lele memang terhitung masih rentan terhadap perubahan lingkungan dan penyakit. Kondisi lingkungan yang buruk semakin mendukung kematian ikan lele. Kematian pada ikan lele disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Yang penting diperhatikan adalah memilih bibit yang baik dan sehat.
Ikan lele yang baru dipindah dari satu lokasi ke lokasi yang lain mengalami stress dan menurun vitalitasnya, dalam kondisi demikian ikan lele menjadi lemah dan mudah terserang penyakit. Hal inilah yang sering dialami petani ikan lele, karena Itu sebelum ditebar ke kolam budidaya perlu dipulihkan terlebih dahulu kondisi ikan.
Langkah paling sederhana adalah memuaskan ikan lele dengan tidak memberi makan terlebih dahulu, (ade)
Dibandingkan ikan air tawar, ikan lele dapat tumbuh lebih cepat. Pangsa pasar pun tak kunjung sepi. Kualitas benih, air, dan pakan, menjadi kunci menjaring untung dari ternak lele. Neraca. Usaha budidaya lele ini sangat menguntungkan. Ikan yang dipelihara lebih cepat besar lainnya. Hanya dalam waktu tiga bulan, ikan lele sudah dapat dipasarkan. Pangsa pun tidak pernah sepi.
Dengan harga yang cenderung stabil, berkisar Rp 8 ribu hingga Rp 10 ribu rupiah per kilogram. Membudidayakan ikan lele, memang cukup menjanjikan. Dalam beternak lele, media bukanlah suatu hai yang utama. Anda dapat lakukan baik dikolam tembok atau tanah, karena faktor yang menentukan keberhasilan membudidayakan lele adalah kualitas benih, air, dan pakan yang seimbang.
Dalam memilih benih yang baik, anda dapat membelinya dari pembenih lele secara langsung, sehingga kita dapat mengetahui kualitas dari benih yang ditawarkan. Sedangkan dalam hal kualitas air, sebenarnya dapat digunakan air dari sungai yang dijamin tidak tercemar, sumur, atau PAM yang sudah diendapkan.
Begitu pula dengan pakan. Utamanya para peternak ikan lele menggunakan pakan dari pabrik (pellet) dengan kandungan protein lebih dari 32%. Ada pula pakan tambahan berupa limbah peternakan ayam, seperti bangkai ayam, usus, telur yang gagal tetas dengan terlebih dahulu dibakar atau direbus.
Bila kita ilustrasikan. Untuk sebuah lahan seluas 100 m2, maka dibutuhkan bibit sebanyak 10.000 ekor dengan ukuran 10-12 cm. Harga bibit dipasar sekitar Rp 250-300 per ekor berukuran 2-3 cm dan kapadatan 100-150 ekor per m2.
Untukjumlah pakannya berupa pellet, dibutuhkansekitar satu ton. Dengan masa pemeliharaan 60-80 hari, maka diperkirakan anda akan dapat memanen hingga 900 kg ikan lele. Dan sebaiknya, pada saat 30-40 hari setelah tebar benih, lakukanlah penyortiran, karena umumnya lele yang lebih besar akan memangsa lele yang lebih kecil.
Kolam dan Pakan
Bila anda menggunakan media kolam dari terpal atau beton, maka kita bisa menggunakan teknologi probiotik dan pemupukan untuk air pada kolam. Ubahlah warna air menjadi hijau daun untuk menyuplai oksigen. Dengan teknologi tersebut, maka k pada umur 90 hari, anda sudah dapat memanen sekitar 140 gr per ekor atau sekitar tujuh ekor / perkg. Namun f sekali lagi, Bkepiawaian / dalam manajemen pengelolaan kualitas air menjadi hal yang sangat penting.
Idealnya kolam sebelumnya telah diberi pupuk kandang, urea, TSP lalu didiamkan minimal satu minggu, sehingga akan terbentuk pakan alami berupa plankton. Saatpengkondisian tersebut, kondisi air kolam harus dalam keadaan tidak jalan karena lele rentan terhadap perubahan air yang terus-menerus, terlebih lele akan selalu meloncat ke arah sumber air mengalir.
Lele tergolong ikan dengan konsumsi pakan cukup besar, jika pakan kurang, maka sesama lele akan saling memangsa. Untuk itu pemberian pakan jangan sampai telat. Untuk mengirit biaya pakan, limbah telur atau ayam sebagai pengganti pakan pelet yang harganya sangat mahal, padahal Kebutuhantotal pakan lele mencapai 80% dari total biaya operasional.
Dalam perawatan air kolam, selain menggunakan cara-cara yang sudah biasa dilakukan, cukup memberi tambahan larutan Probiotik. Probiotik yang digunakan adalah Marine Bioaquatic yang disebarkan ke air kolam dua kali seminggu.larutan yang mengandung Marine Bioaquatic dan kaya dengan bakteri penetralisir air kolam sehingga akan melindungi ikan dari racundan bakteri-bakteri penyebab penyakit. Lain halnya dengan pemberian Biostimulan, yang akan berpengaruh pada percepatan pertumbuhan ikan lele.
Ikan lele memiliki daya tahan yang cukup baik terhadap kondisi air yang kurang mendukung. Tetapi pada ukuran lele kecil, seringkali terjadi kematian secara massal yang mengakibatkan kerugian pada budidaya ikan lele.
Pada ukuran kecil, ikan lele memang terhitung masih rentan terhadap perubahan lingkungan dan penyakit. Kondisi lingkungan yang buruk semakin mendukung kematian ikan lele. Kematian pada ikan lele disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Yang penting diperhatikan adalah memilih bibit yang baik dan sehat.
Ikan lele yang baru dipindah dari satu lokasi ke lokasi yang lain mengalami stress dan menurun vitalitasnya, dalam kondisi demikian ikan lele menjadi lemah dan mudah terserang penyakit. Hal inilah yang sering dialami petani ikan lele, karena Itu sebelum ditebar ke kolam budidaya perlu dipulihkan terlebih dahulu kondisi ikan.
Langkah paling sederhana adalah memuaskan ikan lele dengan tidak memberi makan terlebih dahulu, (ade)
Sumber : Harian Neraca