08/02/2012
Dari Parung Menuju Mancanegara
Bukan hanya penggemar dan pedagang ikan hias, para eksportir ikan hias juga menjadi pelanggan setia di sentra ikan hias di Pasar Parung, Bogor. Mereka mencari pasokan ikan hias untuk diekspor ke sejumlah negara. Sekali kulakan, mereka memborong ratusan ekor ikan hias dari berbagai jenis di sentra yang buka tiga kali sepekan ini.
BUKAN cuma beraneka jenis, harga ikan hias di sentra ikan hias Pasar Parung, Bogor juga terbilang iniring. Tak heran, banyak pedagang yang berbelanja ikan hias ke sentra ini.Para pedagang ikan hias bisa menjual ikan dengan harga bersahabat karena umumnya mereka membudidayakan sendiri ikan hias tersebut Karena harga murah itu pula yang membuat para eksportir ikan hias juga berburu ke sentra ini.
Pedagang ikan hias di Pasar Parung asal Pamulang, Tangerang Selatan, Sudaryanto bilang, para eksportir biasanya memborong ikan hias dalam jumlah banyak. Ikan yang dicari umumnya berukuran mungil, misalnya ikan tetra, sumatra, gapi, barbir, cupang, koki, kardi-nal, dan rednus.
Dalam sekali transaksi, para eksportir bisa membeli 20 jenis ikan dan setiap jenisnya mereka bisa memborong hingga 100 ekor. Kata dia, ikan hias dari sentra Pasar Parung ini akan dijual ke Singapura, Jepang, Amerika, Inggris, Prancis dan sejumlah negara Eropa "Ikan tetra disukai pelanggan Prancis dan Singapura," imbuh Sudaryanto yang pernah bekerja di perusahaan ekspor dan impor ikan hias itu.
Namun belakangan, eksportir mengeluhkan, ekspor ikan hias ke Eropa berkurang drastis. Sudaryanto menduga, penurunan ini mungkin imbas krisis di kawasan Benua Biru itu.
Sudaryanto pun ikut kena getah. Penjualan ikan luasnya juga berkurang. Maklum, mayoritas pelanggannya adalah para eksportir ikan hias itu. "Biasanya saya bisa mendapat omzet Rp 1 juta setiap kali buka, sekarang ini di bawah Rp 1 juta," ujarnya.
Muhaimin, pedagang ikan hias Pasar Parung asal Bogor mengatakan, harga ikan hias di sini sangat murah.Sebagai perbandingan, harga ikan berukuran kecil jenis koki, sumatera, tetra misalnya dijual Rp 50 per ekor sampai Rp 500 per ekor. Di pasaran harga ikan itu bisa Rp 2.000 per ekor.
Namun, pembeli tak boleh membeli ketengan. Mereka harus membeli minimal 10 ekor sampai 50 ekor setiap jenis. "Eksportir bisa membe- li Rp 10 juta sampai Rp 12 juta setiap kali pasar ini buka," kata Muhaimin yang memiliki omzet Rp 15 juta per sekali buka lapak.
Berbeda dengan Sudaryan-to, pelanggan Muhaimin kebanyakan para pedagang dan penggemar ikan hias, bukan dari para eksportir ikan hias. Jadi omzetnya masih terbilang stabil. Bobi, pedagang ikan hias lain, bilang, ikan hias bisa diobral murah karena para penjual juga menjadi peternak ikan. Jadi, mereka tak merugi meski hargajual ikan luasnya rendah. Bahkan dengan menjual ikan sehargaitu saja, mereka sudah mendapat untung lumayan. "Saya punya dua kolam besar untuk membibitkan ikan yang akan saya jual," jelas Bobi yang hanya fokus menjual ikan koi dan ikan mas itu.
Begitu pula Muhaimin, tak membanderol mahal ikan luasnya karena mempunyai kolam budidaya sendiri.
Bukan hanya penggemar dan pedagang ikan hias, para eksportir ikan hias juga menjadi pelanggan setia di sentra ikan hias di Pasar Parung, Bogor. Mereka mencari pasokan ikan hias untuk diekspor ke sejumlah negara. Sekali kulakan, mereka memborong ratusan ekor ikan hias dari berbagai jenis di sentra yang buka tiga kali sepekan ini.
BUKAN cuma beraneka jenis, harga ikan hias di sentra ikan hias Pasar Parung, Bogor juga terbilang iniring. Tak heran, banyak pedagang yang berbelanja ikan hias ke sentra ini.Para pedagang ikan hias bisa menjual ikan dengan harga bersahabat karena umumnya mereka membudidayakan sendiri ikan hias tersebut Karena harga murah itu pula yang membuat para eksportir ikan hias juga berburu ke sentra ini.
Pedagang ikan hias di Pasar Parung asal Pamulang, Tangerang Selatan, Sudaryanto bilang, para eksportir biasanya memborong ikan hias dalam jumlah banyak. Ikan yang dicari umumnya berukuran mungil, misalnya ikan tetra, sumatra, gapi, barbir, cupang, koki, kardi-nal, dan rednus.
Dalam sekali transaksi, para eksportir bisa membeli 20 jenis ikan dan setiap jenisnya mereka bisa memborong hingga 100 ekor. Kata dia, ikan hias dari sentra Pasar Parung ini akan dijual ke Singapura, Jepang, Amerika, Inggris, Prancis dan sejumlah negara Eropa "Ikan tetra disukai pelanggan Prancis dan Singapura," imbuh Sudaryanto yang pernah bekerja di perusahaan ekspor dan impor ikan hias itu.
Namun belakangan, eksportir mengeluhkan, ekspor ikan hias ke Eropa berkurang drastis. Sudaryanto menduga, penurunan ini mungkin imbas krisis di kawasan Benua Biru itu.
Sudaryanto pun ikut kena getah. Penjualan ikan luasnya juga berkurang. Maklum, mayoritas pelanggannya adalah para eksportir ikan hias itu. "Biasanya saya bisa mendapat omzet Rp 1 juta setiap kali buka, sekarang ini di bawah Rp 1 juta," ujarnya.
Muhaimin, pedagang ikan hias Pasar Parung asal Bogor mengatakan, harga ikan hias di sini sangat murah.Sebagai perbandingan, harga ikan berukuran kecil jenis koki, sumatera, tetra misalnya dijual Rp 50 per ekor sampai Rp 500 per ekor. Di pasaran harga ikan itu bisa Rp 2.000 per ekor.
Namun, pembeli tak boleh membeli ketengan. Mereka harus membeli minimal 10 ekor sampai 50 ekor setiap jenis. "Eksportir bisa membe- li Rp 10 juta sampai Rp 12 juta setiap kali pasar ini buka," kata Muhaimin yang memiliki omzet Rp 15 juta per sekali buka lapak.
Berbeda dengan Sudaryan-to, pelanggan Muhaimin kebanyakan para pedagang dan penggemar ikan hias, bukan dari para eksportir ikan hias. Jadi omzetnya masih terbilang stabil. Bobi, pedagang ikan hias lain, bilang, ikan hias bisa diobral murah karena para penjual juga menjadi peternak ikan. Jadi, mereka tak merugi meski hargajual ikan luasnya rendah. Bahkan dengan menjual ikan sehargaitu saja, mereka sudah mendapat untung lumayan. "Saya punya dua kolam besar untuk membibitkan ikan yang akan saya jual," jelas Bobi yang hanya fokus menjual ikan koi dan ikan mas itu.
Begitu pula Muhaimin, tak membanderol mahal ikan luasnya karena mempunyai kolam budidaya sendiri.
Sumber : Harian Kontan
Eka Saputra.
Eka Saputra.