Anak Konglomerat Ritel Kanada yang Sukses Bangun Bisnis Ritel Sendiri
Bagi orang Kanada, nama Galen Weston bisa jadi sudah amat dikenal. Maklum, Forbes mencatat Weston sebagai pria terkaya di urutan nomor 2 di Kanada dengan kekayaan sebesar US$ 7,1 miliar. Weston memang lahir dari keluarga pebisnis ritel yang sukses di Kanada, namun ia tidak mau terus bergantung pada orangtua. Itulah sebabnya, dia berimigrasi ke Irlandia dan membangun bisnisnya sendiri dengan modal uang tabungan dari hasil kerja.
SEPERTI kata pepatah, buah jatuh tak jauh dari pohonnya Itulah Galen Weston, si raja ritel Kanada. Orangtua Weston juga pebisnis ritel yang sukses di Kanada. Bahkan, kini, Weston sudah melebihi sukses sang orangtua.
Bisa dibilang, bisnis ritel Amerika Utara tak lepas dari sepak terjang Weston. Lewat perusahaan ritel bernama Loblaw, Weston menjadi penguasa industri ritel di Amerika Utara.
Memang, Loblaw adalah jaringan supermarket terbesar di Amerika Utara. Selain Loblaw, Weston juga memiliki departement store terkemuka di sejumlah negara, antara lain, Holt Renfrew di Kanada, Brown Thomas di Irlandia, De Byenkorf di Belanda, dan Selfridges di Inggris. Bahkan Selfridges disebut-sebut sebagai salah satu departement store terbaik di dunia
Pria berusia 71 tahun ini juga memiliki perusahaan roti bernama Weston Foods. Itulah sebabnya, Weston juga kondang denganjulukan tukang roti dari Kanada
Namun, kesuksesan pria bernama lengkap Willard Goedon Galen Weston ini tidak didapat dengan mudah. Anak bungsu dari sembilan bersaudara dari pasangan Garfleld Weston dan Reta Iila Howard, ini bisa meraih kekayaannya sekarang melalui kerja keras.
Pria yang lahir pada 29 Oktober 1940 terbilang sebagai sosok mandiri. Ia tak mau bergantung pada orangtua yang kaya raya. Memang, pada tahun 1950-an, saat masih berusia belasan tahun, Weston pernah bekerja untuk perusahaan ritel milik keluarga. Ketika itu, Garfield Weston memang lagi gencar mengembangkan jaringan supermarket di Amerika Utara dan beberapa negara Eropa.
Karena seringnya dia berpindah-pindah tempat mengikuti perkembangan bisnis ritel sang ayah, Weston sempat menyebut dirinya Bag Boy, karena mampu berbicara dalam lima bahasa.
Namun, sesungguhnya perjalan-an karier Weston dimulai pada 1961. Ketika itu dia berhasil menyelesaikan pendidikan jurusan administrasi bisnis di Univesity of Western Ontario, Kanada.
Setelah lulus kuliah, Weston tak mau kembali bekerja untuk orangtua. Dia malah memilih hengkang dari Kanada dan menuju Dublin, Ibukota Irlandia. Berbekal uang tabungan hasil kerja bersama sang ayah dulu, Weston mendirikan toko kelontong kecil.
Weston menganggap, Irlandia iiuiuhcrikan kesempatan besar untuknya dalam mengembangkan usaha toko ritel. Apalagi di era 1960-an, perekonomian Irlandia memang sedang menggeliat. Meningkatnya populasi penduduk pendatang dari Eropa serta mulai banyaknya investor asing yang masuk Irlandia, membuat Weston makin optimis.
Pada 1965, kerja keras Weston mulai berhasil. Saat itu, toko kelontongnya telah berbiak menjadi enam cabang di Dublin. Bahkan, empat tahun kemudian,Weston sudah mampu membeli departement store yang nyaris bangkrut bernama Todd Burns.
Begitu membeli Todd Burns, Weston segera mengganti nama deparlemen store itu menjadi Penneys. Lagi-lagi melalui kerja keras dan strategi yang matang membuat Penneys terus dikembangkan dan menguntungkan.
Bahkan setahun setelah dikendalikan Weston, Penneys berhasil membuka empat cabang dengan format hargajual sama Pada 1971 Weston mulai membawa Penneys berekspansi keluar Dublin, hingga akhirnya berkembang lagi menjadi 11 toko di seluruh Irlandia
Tak puas hanya punya Penneys, Weston mengakuisisi Quinnsworth yang merupakan kompetitor utama Penneys kala itu. Dengan akuisisi Quiiinsworth, maka otomatis Weston hanya memiliki satu kompetitor lain yakni Brown Thomas. Toko itu akhirnya juga berhasil ia kuasai pada 1984.
Bagi orang Kanada, nama Galen Weston bisa jadi sudah amat dikenal. Maklum, Forbes mencatat Weston sebagai pria terkaya di urutan nomor 2 di Kanada dengan kekayaan sebesar US$ 7,1 miliar. Weston memang lahir dari keluarga pebisnis ritel yang sukses di Kanada, namun ia tidak mau terus bergantung pada orangtua. Itulah sebabnya, dia berimigrasi ke Irlandia dan membangun bisnisnya sendiri dengan modal uang tabungan dari hasil kerja.
SEPERTI kata pepatah, buah jatuh tak jauh dari pohonnya Itulah Galen Weston, si raja ritel Kanada. Orangtua Weston juga pebisnis ritel yang sukses di Kanada. Bahkan, kini, Weston sudah melebihi sukses sang orangtua.
Bisa dibilang, bisnis ritel Amerika Utara tak lepas dari sepak terjang Weston. Lewat perusahaan ritel bernama Loblaw, Weston menjadi penguasa industri ritel di Amerika Utara.
Memang, Loblaw adalah jaringan supermarket terbesar di Amerika Utara. Selain Loblaw, Weston juga memiliki departement store terkemuka di sejumlah negara, antara lain, Holt Renfrew di Kanada, Brown Thomas di Irlandia, De Byenkorf di Belanda, dan Selfridges di Inggris. Bahkan Selfridges disebut-sebut sebagai salah satu departement store terbaik di dunia
Pria berusia 71 tahun ini juga memiliki perusahaan roti bernama Weston Foods. Itulah sebabnya, Weston juga kondang denganjulukan tukang roti dari Kanada
Namun, kesuksesan pria bernama lengkap Willard Goedon Galen Weston ini tidak didapat dengan mudah. Anak bungsu dari sembilan bersaudara dari pasangan Garfleld Weston dan Reta Iila Howard, ini bisa meraih kekayaannya sekarang melalui kerja keras.
Pria yang lahir pada 29 Oktober 1940 terbilang sebagai sosok mandiri. Ia tak mau bergantung pada orangtua yang kaya raya. Memang, pada tahun 1950-an, saat masih berusia belasan tahun, Weston pernah bekerja untuk perusahaan ritel milik keluarga. Ketika itu, Garfield Weston memang lagi gencar mengembangkan jaringan supermarket di Amerika Utara dan beberapa negara Eropa.
Karena seringnya dia berpindah-pindah tempat mengikuti perkembangan bisnis ritel sang ayah, Weston sempat menyebut dirinya Bag Boy, karena mampu berbicara dalam lima bahasa.
Namun, sesungguhnya perjalan-an karier Weston dimulai pada 1961. Ketika itu dia berhasil menyelesaikan pendidikan jurusan administrasi bisnis di Univesity of Western Ontario, Kanada.
Setelah lulus kuliah, Weston tak mau kembali bekerja untuk orangtua. Dia malah memilih hengkang dari Kanada dan menuju Dublin, Ibukota Irlandia. Berbekal uang tabungan hasil kerja bersama sang ayah dulu, Weston mendirikan toko kelontong kecil.
Weston menganggap, Irlandia iiuiuhcrikan kesempatan besar untuknya dalam mengembangkan usaha toko ritel. Apalagi di era 1960-an, perekonomian Irlandia memang sedang menggeliat. Meningkatnya populasi penduduk pendatang dari Eropa serta mulai banyaknya investor asing yang masuk Irlandia, membuat Weston makin optimis.
Pada 1965, kerja keras Weston mulai berhasil. Saat itu, toko kelontongnya telah berbiak menjadi enam cabang di Dublin. Bahkan, empat tahun kemudian,Weston sudah mampu membeli departement store yang nyaris bangkrut bernama Todd Burns.
Begitu membeli Todd Burns, Weston segera mengganti nama deparlemen store itu menjadi Penneys. Lagi-lagi melalui kerja keras dan strategi yang matang membuat Penneys terus dikembangkan dan menguntungkan.
Bahkan setahun setelah dikendalikan Weston, Penneys berhasil membuka empat cabang dengan format hargajual sama Pada 1971 Weston mulai membawa Penneys berekspansi keluar Dublin, hingga akhirnya berkembang lagi menjadi 11 toko di seluruh Irlandia
Tak puas hanya punya Penneys, Weston mengakuisisi Quinnsworth yang merupakan kompetitor utama Penneys kala itu. Dengan akuisisi Quiiinsworth, maka otomatis Weston hanya memiliki satu kompetitor lain yakni Brown Thomas. Toko itu akhirnya juga berhasil ia kuasai pada 1984.
Sumber: Harian Kontan
Fahriyadi