11/11/2011
Banyak Penggemar, Bisnis Martabak Mini Masih Legit
Banyak Penggemar, Bisnis Martabak Mini Masih Legit
JAKARTA. Sebagian besar masyarakat pasti pernah menyantap martabak. Kudapan yang sering dyual pada malam hingga sore hari, bisa menemani waktu senggang Anda sembari menonton televisi atau bercengkerama bersama keluarga
Bahkan, martabak tetap bertahan di tengah derasnya serbuan berbagai macam camilan. Penggemarnya tak pernah bosan. Oleh karena itu, martabak seringkali menjadi pilihan buah tangan ketika hendak berkunjung ke teman atau kerabat.
Tak heran, meski sudah berjejal, penjual martabak baru terus bermunculan. Mulai dari yang membuka gerai dengan merek sendiri, hingga pemain baru yang membuka gerai kemitraan atau waralaba merek tertentu.
Salah satu pengusaha martabak yang menawarkan kemitraan gerainya adalah Buyung Harianto. Pria asa] Bandung ini telah menggeluti usaha martabak sejak 1967.
Namun, Buyung baru mulai menawarkan paket kemitraan Kue Bandung Mr Buyung sejak Oktober 2011. Sampai saat ini, ia baru membuka dua gerai Kue Bandung Mr Buyung milik sendiri.
Kue bandung ini memiliki tekstur yang sangat lembut. Harianto pun menyediakan bermacam rasa dengan konsep create your own cake. . "Jadi, konsumen bisa memilih bergam toping kue bandung-nya sendiri," ujarnya
Buyung menawarkan paket kemitraan Kue Bandung Mr Buyung ini senilai Rp 60 juta Investasi itu sudah termasukdengan franchise fee sebesar Rp 20 juta untuk lima tahun dan peralatan.
Dalam paket ini, Buyung akan menyediakan pelbagai peralatan seperti booth counter full stainless, kompor stainless, meja potong kayu jati, empat seragam dan topi, serta semua peralatan penunjang operasional. Ia juga menyiapkan bahan baku untuk operasional dua hari.
Bagi calon investor yang berminat, selain menyiapkan dana, mereka juga harus memiliki ruang usaha dengan luas minimal 2,6x2,5 m. Lokasi usaha sebaiknya berada di dekat keramaian.
Bila lokasi geraistrategis, omzetbisa mencapai Rp 15 juta hingga Rp 30 juta per bulan.
Selama masa kemitraan, Buyung akan menarik royalti fee sebesai 4% dari omzet. Namun, pembayaran royalti fee baru dimulai pada bulan kedua.Selain itu, mitra juga harus membeli bahan baku dari pusat supaya standar kualitas produk terjamin. Sebulan, belanja bahan baku mitra berkisar antara Rp 7,5 juta hingga Rp 15 juta.
Mengikuti tren yang berkembang saat ini, Buyung membual martabaknya berukuran mini. Kue Bandung Mr hm imn ini memiliki diameter sebesai 11 an. Namun, meski mini, soal rasa, Buyung men-jamin mampu membuat pelanggannya ketagihan dan datang kembali.
Apalagi, harga jual martabak ini sangat terjangkau oleh dompet siapapun. Buyung membandrol Rp 3.000 per buah.Sedangkan, toping martabak masing-masing akan dijual sebesar Rp 1.000 hingga Rp 6.000 per jenis. "Misalnya orang membeli dengan toping cokelat dan keju. Kue Martabaknya Rp 3.000, sedangkan tiap toping dihargai Rp 1.000 jadi total Rp 5.000," kata Buyung. Untuk memanjakan konsumen, Kue Bandung Mr Buyung menyediakan 50 toping dengan 50 variasi rasa.
Bila lokasi gerai cukup strategis, Buyung memperkirakan mitra bisa membawa pulang omzet dari Rp 15 juta hingga Rp 30 juta setiap bulan. Ia pun menghitung, balik modal bisa dicapai dalam waktu kurang dari setahun.
Menurut Amir Karamoy, Ketua Dewan Pengarah Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia, prospek bisnis martabak memang cukup mengkilap. Amir bilang, bisnis makanan masih akan menguntungkan kapanpun juga
Meski begitu, investor tetap harus berhati-hati. "Investor harus mengetahui informasi lengkap tentang waralaba itu dan kinerja keuangannya," ujar Amir. Kue Bandung Mr.Buyung Jln. Burangrang no.42 info@mrbuyung.com Telp. (022) 70796999 HP. 08170296999
Sumber: Harian Kontan
Fitri Nur ArHenle