" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Akar Bisnis Tembakau yang Menjalar

Akar Bisnis Tembakau yang Menjalar

14/11/2011
Akar Bisnis Tembakau yang Menjalar


Dari bisnis tembakau (rokok), kelompok Djarum mengembangkan sayap usahanya ke berbagaitini seperti agrobisnis, elektronik, perbankan,properti, kimia, sampai bisnis online.

Dalam daftar orang terkaya di dunia tahun 2011 yang dilansir majalah Forbes beberapa waktu lalu, keluarga Djarum yang dipimpin Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono berada di urutan teratas untuk Indonesia. Kekayaan berupa aset maupun uang tunai taipan bersaudara asal Kudus ini masing-masing diperkirakan mencapai USD5 miliar atau sekitar Rp44,6 triliun.

Bambang dan Budi Hartono menjalankan roda bisnis kelompok Djarum di usia masih cukup muda, yakni 34 tahun dan 22 tahun. Kakak beradik itu menerima warisan bisnis rokok dari ayahnya, Oei Wie Gwan, pada 1963. Saat itu perusahaan hampir tutup karena pabriknya terbakar. Hartono bersaudara bahu membahu untuk membangun kembali pabrik. Habisnya mesin lama, mereka gunakan sebagai momentum untuk melakukan modemisa-siperalatan.Hasilnya,Djarumkembali berkibar dan makin besar hingga sekarang.

Djarum kemudian tercatat sebagai perusahaan rokok pertama di Indonesia yang memproduksi keretek fi 1 -ter,yairuDjarumFilterpadal976.Mes-ki produksi rokok tersebut akhirnya harus terhenti, produk penggantinya, Djarum Super, muncul pada 1981 sebagai salah satu merek rokok paling digemari hingga saat ini.

Di industri rokok Indonesia, Djarum tercatat sebagai salah sa tu pemain terbesar. Salah satu faktor yang membuat perusahaan ini dapat terus bertahan di industri rokok karena Djarum rajin melakukan riset. Bahkan, sejak 1970, Djarum sudah mendirikan Research Developmen t Cen ter yang men-jadi pionir bagi riset industri rokok di Indonesia. Salah satu karyanya yakni mengembangkan rokok keretek ren-dah tar dan nikotin pertama di dunia.

Dari sekadar menggeluti industri rokok, gurita bisnis Grup Djarum kemudian menjalar ke berbagai Uni bisnis lain. Memasuki tahun 2000-an, Djarum mulai agresif melakukan diversifikasi usaha. Pada 2001 Djarum bersama konsorsium Grup Wings, membeli Salim Oleochemicals di Surabaya, produsen palm dan coconutoil untuk sampo.

Di sektor perbankan, Djarum membeli Bank Central Asia (BCA) yang dalam keadaan limbung pada 2002 melalui konsorsium Faralon Indonesia Investment Limited. Akuisisi itu kini terbukti memberi kontribusi sangat signifikan bagi Grup Djarum dengan tumbuhnya BCA menjadi bank terbesar di Indonesia. Per 30 Juni 2011 Faralon menguasai 47,15 % saham BCA.

Di tahun2002juga,Djarum melalui anak perusahaannya, PT Cipta Karya Bumi Indah (CKBI), menancapkan kukunya di sektor properti dengan meluncurkan kompleks niaga World Trade Center di Mangga Dua, Jakarta. Nilai proyek ini, menurut konsultan properti Pro Lease, diperkirakan sekitar Rp600 miliar.

Kemudian, pada 2004, CKBI me-menangi tender pengelolaan Hotel Indonesia dan Hotel Inna Wisata selama 30 tahun. Pola yang dipakai adalah build, operate, and transfer (BOT). Di proyek ini Djarum menyediakan dana sekitar Rpl,3 triliun guna peremajaan kedua hotel yang disulap menjadi satu hotel plus mal bernama Grand Indonesia.

Kelompok bisnis ini juga menjajaki bisnis kelapa sawit melalui anak usahanya, PT Hartono Plantations Indo-nesia, di Kalimantan dan Sumatera. Beberapa waktu lalu PT Hartono Plantations Indonesia membuka kebun sawit baru di Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, seluas 65.000 hektare.

PTHartonoPlantationsIndonesiajuga berencana membangun kilang (refinery) pengolahan minyak sawit mentah (crude palm oW CPO) menjadi minyak goreng yang diperkirakan menelan investasi Rp350 miliar. Kilang tersebut akan diintegrasikan dengan kebun sawit milik perseroan di Kalimantan Barat dan Sumatera.

Belakangan, Djarum tertarik untuk merambah pasar e-commerce atau situs belanja online. Juli lalu diluncurkan BIibli.com yang merupakan layanan e-commerce yang dimiliki PT Global Digital Niaga, anak perusahaan Grup Djarum.


Harian Seputar Indonesia



Entri Populer