25/08/2011
Mencari Karyawan dari Penjahit Pemula
Sukses menjadi pemasok perlengkapan bayi ke departement store membuat Aswan Nasser makin berambisi meluaskan usaha. Setelah membuka tiga gerai di Bandung, La Vindhy telah mempunyai empat terwaralaba. Kini Aswan juga sedang mempersiapkan pembukaan cabang baru di Solo dan Semarang.
TERAMPIL melakukan pejualan membuat usaha pakaian dan peralatan bayi milik Aswan Nasser berkembang pesat Hingga kini ia telah menjadi pemasok di 30 departement store yang tersebar di Pulau Jawa
Tidak hanya itu, Aswan juga mulai meninggalkan ketergantungan dari pemasok dan mulai serius membuat produk sendiri. Nah, begitu mempunyai produk sendiri, Aswan pun membuka gerai yang dia beri nama La Vindhy Children Baby Wear di Bandung. "Hingga sekarang saya sudah memiliki tiga gerai, seluruhnya ada di Bandung," kata Aswan.
Agar usahanya bisa berkembang. Aswan dalam waktu dekat berencana untuk mendirikan cabang di kota Solo dan kota kelahirannya. Semarang, Jawa Tengah.
Selain itu, tahun lalu. Aswan juga menawarkan usaha waralaba perlengkapan baji ini kepada khalayak, tak tanggung-tanggung, usaha waralaba yang ditawarkan tawan adalah waralaba konveksi dan waralaba toko.
Untuk waralaba konveksi Aswan sudah memiliki dua terwaralaba, semuanya dari Jawa Barat. Intuk waralaba konveksi itu. Aswan menawarkan paket investasi sebesar Rp 43 juta.Investor yang IxTinvestasi pada waralaba konveksi itu akan mendapatkan dua mesin jahit, mesin potong kain, bahan baku, serta pelatihan usaha.
Sedangkan hasil produksidari konveksi bisa dijual lewat gerai-gerai La Vindhy. Hitungan Aswan, setidaknya 60% produksi terwaralaba konveksi itu dijual lewat toko La Vindhy. Sedangkan, "40% sisanya dijual ke pasar umum," terang Aswan.
Namun, penambahan pasokan perlengkapan bayi dari terwaralaba konveksi itu tidak semerta-merta mampu melayani seluruh permintaan. "Kami baru bisa melayani 25% dari total permintaan," terang Aswan.
Untuk melayani semua permintaan, Aswan berencana menambah penjahit untuk konveksi miliknya sendiri. Namun, untuk menghemat biaya, Aswan tidak mencari penjahit profesional. Ia malah mencari pejahit pemula I ntuk mencari penjahit pemula, Aswan membuat program kursus menjahit gratis di sebuah perkampungan di pinggiran kota Bandung. "Program kursus menjahit gratis ini sedang berjalan," ungkap Aswan.
Peserta kursus menjahit yang dicari Aswan itu berasal i liun pengangguran yang ada ili perkampungan itu. Setelah diberi kursus dan mahir dalam menjahit, maka peserta itu bisa mendirikan usaha menjahit sendiri atau ikut bergabung dengan konveksi miliknya
Jika program itu berhasil, maka Aswan tidak hanya mampu menambah produksi dengan menambah tenaga kerja dari penjahit pemula itu Ia bisa berbangga hati karena ikut membantu tugas pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan dan
mengurangi pengangguran. "Seharusnya program ini mendapat dukungan dari
Kami hanya bisa melayani 25%dari total permintaan," kata Aswan.pemerintah," harap Aswan.
Dalam membuat perlengkapan bayi, Aswan mengaku membuat produk yang berkualitas. Sebab, pria asli Semarang itu membidik segmen pasar kelas menengah atas.Namun soal harga ia berani menjamin harga yang bersaing, la memberi contoh harga gendongan bayi dijual Rp Jl (HW hingga Rp 50.000 per potong. Untuk tas bayi dyual Rp 24.000 - Rp 75.000per potong, sedangkan baju bayi dyual Rp 60.000 per lusin. "Kami memberikan jaminan kualitas," klaim Aswan.
Sedangkan untuk paket waralaba toko perlengkapan bayi, Aswan mematok nilai investasi sebesar Rp 15 juta. Sejak ditawarkan tahun lalu, kini Aswan sudah mempunyai dua terwaralaba loko perlengkapan bayi. Kedua terwaralaba itu membuka gerai di Bandung
Walaupun Iwlum banyak yang menjadi terwaralaba, tapi Aswan mengaku tetap menjaga kondisi bisnis terwa-ralabanya Ia mengklaim, setelah satu tahun bisnis waralaba berjalan, ia tidak menemukan adanya kendala "Ini bukti usaha kami mengutungkan, karena tidak ada terwaralaba saya yang merugi," terang Aswan.
Sukses menjadi pemasok perlengkapan bayi ke departement store membuat Aswan Nasser makin berambisi meluaskan usaha. Setelah membuka tiga gerai di Bandung, La Vindhy telah mempunyai empat terwaralaba. Kini Aswan juga sedang mempersiapkan pembukaan cabang baru di Solo dan Semarang.
TERAMPIL melakukan pejualan membuat usaha pakaian dan peralatan bayi milik Aswan Nasser berkembang pesat Hingga kini ia telah menjadi pemasok di 30 departement store yang tersebar di Pulau Jawa
Tidak hanya itu, Aswan juga mulai meninggalkan ketergantungan dari pemasok dan mulai serius membuat produk sendiri. Nah, begitu mempunyai produk sendiri, Aswan pun membuka gerai yang dia beri nama La Vindhy Children Baby Wear di Bandung. "Hingga sekarang saya sudah memiliki tiga gerai, seluruhnya ada di Bandung," kata Aswan.
Agar usahanya bisa berkembang. Aswan dalam waktu dekat berencana untuk mendirikan cabang di kota Solo dan kota kelahirannya. Semarang, Jawa Tengah.
Selain itu, tahun lalu. Aswan juga menawarkan usaha waralaba perlengkapan baji ini kepada khalayak, tak tanggung-tanggung, usaha waralaba yang ditawarkan tawan adalah waralaba konveksi dan waralaba toko.
Untuk waralaba konveksi Aswan sudah memiliki dua terwaralaba, semuanya dari Jawa Barat. Intuk waralaba konveksi itu. Aswan menawarkan paket investasi sebesar Rp 43 juta.Investor yang IxTinvestasi pada waralaba konveksi itu akan mendapatkan dua mesin jahit, mesin potong kain, bahan baku, serta pelatihan usaha.
Sedangkan hasil produksidari konveksi bisa dijual lewat gerai-gerai La Vindhy. Hitungan Aswan, setidaknya 60% produksi terwaralaba konveksi itu dijual lewat toko La Vindhy. Sedangkan, "40% sisanya dijual ke pasar umum," terang Aswan.
Namun, penambahan pasokan perlengkapan bayi dari terwaralaba konveksi itu tidak semerta-merta mampu melayani seluruh permintaan. "Kami baru bisa melayani 25% dari total permintaan," terang Aswan.
Untuk melayani semua permintaan, Aswan berencana menambah penjahit untuk konveksi miliknya sendiri. Namun, untuk menghemat biaya, Aswan tidak mencari penjahit profesional. Ia malah mencari pejahit pemula I ntuk mencari penjahit pemula, Aswan membuat program kursus menjahit gratis di sebuah perkampungan di pinggiran kota Bandung. "Program kursus menjahit gratis ini sedang berjalan," ungkap Aswan.
Peserta kursus menjahit yang dicari Aswan itu berasal i liun pengangguran yang ada ili perkampungan itu. Setelah diberi kursus dan mahir dalam menjahit, maka peserta itu bisa mendirikan usaha menjahit sendiri atau ikut bergabung dengan konveksi miliknya
Jika program itu berhasil, maka Aswan tidak hanya mampu menambah produksi dengan menambah tenaga kerja dari penjahit pemula itu Ia bisa berbangga hati karena ikut membantu tugas pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan dan
mengurangi pengangguran. "Seharusnya program ini mendapat dukungan dari
Kami hanya bisa melayani 25%dari total permintaan," kata Aswan.pemerintah," harap Aswan.
Dalam membuat perlengkapan bayi, Aswan mengaku membuat produk yang berkualitas. Sebab, pria asli Semarang itu membidik segmen pasar kelas menengah atas.Namun soal harga ia berani menjamin harga yang bersaing, la memberi contoh harga gendongan bayi dijual Rp Jl (HW hingga Rp 50.000 per potong. Untuk tas bayi dyual Rp 24.000 - Rp 75.000per potong, sedangkan baju bayi dyual Rp 60.000 per lusin. "Kami memberikan jaminan kualitas," klaim Aswan.
Sedangkan untuk paket waralaba toko perlengkapan bayi, Aswan mematok nilai investasi sebesar Rp 15 juta. Sejak ditawarkan tahun lalu, kini Aswan sudah mempunyai dua terwaralaba loko perlengkapan bayi. Kedua terwaralaba itu membuka gerai di Bandung
Walaupun Iwlum banyak yang menjadi terwaralaba, tapi Aswan mengaku tetap menjaga kondisi bisnis terwa-ralabanya Ia mengklaim, setelah satu tahun bisnis waralaba berjalan, ia tidak menemukan adanya kendala "Ini bukti usaha kami mengutungkan, karena tidak ada terwaralaba saya yang merugi," terang Aswan.
Sumber: Harian Kontan
Dea Chadiza Syaflna