08/03/2011
Bersedekah jadi Kunci Sukses Usaha
Setelah mencoba berbagai jenis usaha, Doni Tirtana akhirnya mantap jadi
produsen alat keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Untuk mencari
pembeli, Doni berjualan di milis Club K3 sekaligus menimba ilmu. Produk
Doni pun laris manis dan mencatat omzet Rp 600 juta per bulan. Kini 60%
pelanggan Doni adalah perusahaan asing.
BOSAN menggeluti bisnis fotografi lantaran mulai banyak pesaing, Doni
Tirtana beralih membuat cakram optik (CD) yang berisi informasi atau
katalog tentang kampus.Tangan Doni memang dingin. CD interaktif itu juga
laris manis. Dia pun mengembangkan usahanya dengan membuat CD
interaktif untuk sekolah dan komunitas tertentu. Semakin dikenalnya
produk CD interaktif buatan Doni, membuat pria asal Malang ini makin
dikenal piawai menyusun informasi untuk dikemas dalam bentuk CD.
Hingga suatu saat. Doni mendapat tawaran membuat company profile
perusahaan milik orangtua seorang temannya Tidak perlu berfikir dua
kali. Doni menyanggupi tawaran itu dan langsung memproduksinya Kurang
lebih selama setahun. Doni mengerjakan CD company profile perdananya
itu.
Begitu company profile yang pertama kelar, "Ada empat perusahaan lain
yang menjadi klien saya," kala Doni. Dari setiap perusahaan, Doni
mendapat imbal jasa sebesar Rp 20 juta. Tapi, lagi-lagi, saat pesanan CD
company profile lagi ramai. Doni justru memutuskan meninggalkan bisnis
ini. "Produsen company ] sudah banyak, saya mesti cari usaha lain" kala
Doni
Beruntung bagi Doni, order kembali datang. Dia mendapat pesanan untuk
membuatvideo safety induction yang berkaitan dengan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja CK3) dari sebuah perusahaan swasta Doni pun mengerjakan
pesanan itu dengan baik sehingga si pemesan terkesan dengan produk K3
tersebut.
Dari si pemesan itulah kemudian Doni tahu bahwa ada "kekosongan" di
bisnis perlengkapan K3. Si pemesan yang kebetulan senior Doni di kampus
ITB itu menyarankan Doni untuk terjun di bisnis K3 ini
Namun untuk memulai bisnis perlengkapan K3 temyata tidak mudah, Doni
mesti belajar banyak tentang K. i "Bagi saya itu bukan masalah, karena
masih bisa dipelajari," jelas Doni.
Setelah belajar tentang K3, Doni kemudian bergabung dengan milis Club
K3, milis yang beranggotakan pekerja bagian 103 atau HSE (healDi,
safely, environment) di perusahaan dan intansi tertentu. "Sejak
bergabung di milis itu saya mengerti tentang K3," terang Doni
Gayungpun bersambut, setelah paham dunia K Doni lantas menawarkan produk
kepada penghuni milis berupa poster yang memuat informasi tentang
keselamatan kerja "Pertama saya hanya bikin empat sampai lima poster
saja" hitung Doni.
Karena banyak peminat. Doni menambah produksi. Doni bilang, untuk
membuat poster mesti mengetahui informasi dan prosedur K3. Tak hanya
itu, poster K3 juga memilik) persyaratan warna dan/on/ standar. "Ada
standar baku yang mesti
Kemba nyakanklien kami dariperusahaan oildan gas," kata Donidipatuhi,"
terang Doni. Cukup lumayan keuntungan yang diraih Doni dalam membual
poster Ki itu. Dengan biaya produksi hanya Rp 25.000 per poster, tahun
2007 Doni bisa menjual seharga Rp 125.000 per poster.
Poster informasi Ki milik Doni terdiri dari poster jenis template dan
cosinnu I umk poster template diniai Rp 140.000 per poster. "Poster
jenis costume dijual lebih mahal Rp 2.5 juta per poster," kata Doni.
Seiring waktu, bisnis Doni kian berkembang. Sekarang ini. Doni memiliki
nga divisi kerja yakni dhisi safely sign, divisi desain, dan multimedia
Produknya antara lain safely poster, safety booklet, safety animation,
safety sticker serta video safety induction. Troduk ini merupakan media
informasi tentang (CS. terang Doni.Kini, pelanggan Doni tidak hanya
perusahaan domestik saja, .lusim pelanggan Doni, 60% adalah perusahaan
asing kebanyakan klien kami d;ui perusahaan minyak dan g;i* ungkap Doni
Doni menghitung, hingga kini setidaknya sekitar td perusahaan yang diu
tangani dengan omzet hingga Rp 600 juta per bulan. Doni bilang, untuk
mencapai sukses mesti mau bermimpi, kerja keras, disiplin, dan jangan
lupa bersedekah. "Antara pekerjaan dan ibadah harus seimbang, kata
Doni.Kini, Doni menyisihkan 10% dari laba perusahaannya untuk kegiatan
amal. "Sedekah itu membuat bisnis saya menjadi lebih Iai terang Doni.
Sumber :: Harian Kontan
Handoyo