" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Jemput Bola Memberdayakan Pekerja Perempuan

Jemput Bola Memberdayakan Pekerja Perempuan


>>>> Jemput Bola Memberdayakan Pekerja Perempuan


Persoalan tenaga kerja perempuan menjadi perhatian perempuan 74 tahun, Dr Martha Tilaar. Melalui perusahaan spa dan kosmetik yang dikembangkannya 41 tahun silam, Dr Martha merelealisasikan perhatian khususnya ini.

Hingga saat ini, jumlah pekerja perempuan mendominasi di bisnis kecantikan yang dibangunnya bersama keluarga dan kalangan profesional. Sebanyak 70 persen dari sekitar 5.000 karyawan yang diasuhnya adalah perempuan.

Perhatian khusus mengenai pemberdayaan pekerja perempuan ditunjukkannya dengan membuka Balisari Spa & Training Center. Pertemuannya dengan tenaga kerja wanita yang terlantar saat berpapasan di Bandar Udara Hongkong sepuluh tahun silam, menjadi pendorong lahirnya pusat pelatihan terapis spa Balisari ini. Perempuan korban trafficking tersebut lalu menjadi murid Balisari yang kini lebih berdaya atas diri dan keluarganya.

Menjemput bola
Persoalan Tenaga Kerja Wanita (TKW) di luar negeri juga menjadi perhatian perempuan kelahiran Kebumen, Jawa Tengah, 4 September 1937 ini. TKW yang bekerja di Singapura, Hongkong, Taiwan hingga Arab Saudi seringkali nekat meninggalkan Indonesia tanpa keterampilan. "Akhirnya mereka bekerja hanya sebagai pembantu rumah tangga tanpa dibekali keterampilan lainnya," jelas Dr Martha di sela temu media di kediamannya di Patra Kuningan Utara, Jakarta, baru-baru ini.

Setiap pekerja perempuan perlu memiliki keterampilan agar lebih bisa mandiri. Meski para TKW bekerja profesional di rumah tangga di sejumlah negara, mereka berhak memberdayakan diri.

"TKW yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Singapura dan Hongkong mendapatkan libur di akhir pekan. Waktu ini bisa mereka manfaatkan untuk berdikari mandiri," jelas Dr Martha.

Untuk itu, Martha Tilaar Group berkolaborasi bersama Ciputra Foundation mengembangkan program pelatihan entrepreneurship mendatangi para TKW di sejumlah negara.

"Saat ini sekitar 40 TKW di Singapura dan Hongkong sudah mendapatkan pelatihan entrepreneurship. Mereka diajarkan mengenai make-up, mengikuti pelatihan kecantikan, dan berbisnis menjual produk kecantikan," jelas Dr Martha.

Langkah proaktif ini lebih nyata untuk mengembangkan keterampilan perempuan pekerja di luar negeri yang kerapkali terperangkap dengan ranah domestik. Ke depan, program ini akan dikembangkan dan menyentuh lebih banyak TKW seperti di Taiwan, kata Dr Martha.


Sumber : Kompas.com


Entri Populer