>>>>>>Orang Tuanya Luluh setelah Toko Kedua
Hendro Danan Kusumo memilih pendidikan tingginya untuk memenuhi keinginan orang tua agar ia menjadi tenaga kerja siap pakai. Ketidakpastian pendapatan menjadi alasan utama orang tuanya. Orangtua Danan menentang rencana Danan ketika membuka usaha. Setelah melihat kerja keras Danan, orangtuanya pun luluh.
LAHIR di Bandung, 15 April 1978, Hendro Danan Kusumo memutuskan untuk kuliah di Sekolah Tinggi Pariwisata NHI Bandung Jurusan Administrasi Perhotelan pada tahun 1996. Ia memilih jurusan itu untuk memenuhi keinginan kedua orang tuanya yang ingin Danan menjadi tenaga kerja siap pakai dan tidak perlu mengambil risiko dengan menjadi seorang pengusaha
Namun, tekad kuat Danan untuk terjun di dunia usaha akhirnya terlaksana beberapa tahun kemudian. Sempat merasakan kerja di dunia perhotelan selama setahun, Danan mulai tertarik untuk berbisnis pakaian.
Ia tidak merasa malu ketika harus ikut kerja bersama rekannya yang lebih dulu terjun dalam dunia bisnis kaos anak muda Setelah memperoleh pengetahuan yang cukup, bersama dua orang rekannya. Danan mulai menyusun rencana membangun sebuah usaha.
Kedua orangtuanya menentang niat Danan membuka usaha. Menurut mereka, terjun di dunia usaha akan selalu berhadapan dengan risiko yang besar dan pendapatan yang tidak menentu.
Namun, hal tersebut tidak membuat Danan patah semangat. Ia menunjukkan bahwa dengan komitmen yang tinggi, ia bisa meraih kesuksesan. "Setelah melihat saya tetap keras kepala, akhirnya mereka menyerah juga," ujar pemilik Rapid Store itu.
Orangtuanya pun luluh setelah melihat kesuksesan-nya mengembangkan satu toko lagi di Manado, Sulawesi Utara Ia menyadari . tentangan orangtuanya lebih karena mereka menginginkan kebaikan bagi dirinya Saat ini Danan sudah memiliki dua outlet dan satu kantor pusat di Bandung. Di kantor pusat ini lah. ia menjalin kerjasama dengan para pemasok perlengkapan anak muda dan pusat distribusi barang. Ia mendapat pasokan barang dari Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Bali.
Outlet yang ada di Pekanbaru dan Manado fokus menjadi tempat penjualan. Ia juga sudah memiliki total sembilan karyawan di tigatempat tersebut. Ia tetap optimis usahanya ini bisa terus berkembang. Ia mer\jual minimal 30 hingga 45 kaos di tiap toko dalam sebulan. Danan mematok hargajual dagangannya mulai dari Rp 100.000 hingga Rp 1 juta Dengan harga segitu, omzet rata-rata yang ia terima per bulan mencapai Rp 100 juta
Ia juga tidak memungkiri kalau nilai-nilai yang diajarkan orangtuanya sangat berguna dalam menjalankan termasuk dalam berbisnis. Nilai yang paling utama adalah kejujuran dan ketekunan
Hal ini benar-benar teruji saat mengarungi dunia bisnis yang penuh tantangan. "Kita harus siap rugi dan itu adalah konsekuensi," ujarnya Tanpa ketekunan, pasti banyak yang menyerah ketika dihadapkan oleh situasi yang sulit.
Justru ia merasakan potensi dirinya terus berkembang, karena selalu berpikir dan menemukan inovasi. Kebebasan berkreasi menjadi nilai lebih ketika terjun ke dunia bisnis. Ia juga menganggap alasan kurang modal memulai usaha kurang tepat. Apalagi saat ini beberapa bank memberikan kemudahan bagi anak muda yang ingin berwirausaha "Tinggal masalahnya berani atau tidak," ujarnya
Selain itu ide kreatif dan perencanaan yang matang juga menjadi faktor penting. Karena menurutnya ada beberapa orang yang sudah memiliki dana tapi masihkebingungan mau usaha di bidang apa "Itu bukti bahwa modal saja juga tidak cukup," tegasnya
Bahkan sebenarnya berusaha tanpa modal juga bisa dilakukan yakni dengan cara memakai uang orang lain. Syaratnya tentu saja harus ada kepercayaan. "Di sinilah pentingnya sebuah prinsip kejujuran," ujar ayah satu anak ini.
Salah satu hal yang menjadi kunci suksesnya adalah tidak pernah menunda pekerjaan. Menyegerakan bekerja ini penting dalam merintis sebuah usaha bisnis. "Kita harus jeli dan cepat dalam menangkap sebuah peluang," ujarnya Bagi Danan menjadi seorang pengusaha juga memungkinkannya mengatur waktu. Selain itu, ia bisa menikmati jalan-jalan ke daerah yang belum pernah disinggahi. "Pekanbaru dan Manado baru pertama kali saya ke sana," ujarnya
Hendro Danan Kusumo memilih pendidikan tingginya untuk memenuhi keinginan orang tua agar ia menjadi tenaga kerja siap pakai. Ketidakpastian pendapatan menjadi alasan utama orang tuanya. Orangtua Danan menentang rencana Danan ketika membuka usaha. Setelah melihat kerja keras Danan, orangtuanya pun luluh.
LAHIR di Bandung, 15 April 1978, Hendro Danan Kusumo memutuskan untuk kuliah di Sekolah Tinggi Pariwisata NHI Bandung Jurusan Administrasi Perhotelan pada tahun 1996. Ia memilih jurusan itu untuk memenuhi keinginan kedua orang tuanya yang ingin Danan menjadi tenaga kerja siap pakai dan tidak perlu mengambil risiko dengan menjadi seorang pengusaha
Namun, tekad kuat Danan untuk terjun di dunia usaha akhirnya terlaksana beberapa tahun kemudian. Sempat merasakan kerja di dunia perhotelan selama setahun, Danan mulai tertarik untuk berbisnis pakaian.
Ia tidak merasa malu ketika harus ikut kerja bersama rekannya yang lebih dulu terjun dalam dunia bisnis kaos anak muda Setelah memperoleh pengetahuan yang cukup, bersama dua orang rekannya. Danan mulai menyusun rencana membangun sebuah usaha.
Kedua orangtuanya menentang niat Danan membuka usaha. Menurut mereka, terjun di dunia usaha akan selalu berhadapan dengan risiko yang besar dan pendapatan yang tidak menentu.
Namun, hal tersebut tidak membuat Danan patah semangat. Ia menunjukkan bahwa dengan komitmen yang tinggi, ia bisa meraih kesuksesan. "Setelah melihat saya tetap keras kepala, akhirnya mereka menyerah juga," ujar pemilik Rapid Store itu.
Orangtuanya pun luluh setelah melihat kesuksesan-nya mengembangkan satu toko lagi di Manado, Sulawesi Utara Ia menyadari . tentangan orangtuanya lebih karena mereka menginginkan kebaikan bagi dirinya Saat ini Danan sudah memiliki dua outlet dan satu kantor pusat di Bandung. Di kantor pusat ini lah. ia menjalin kerjasama dengan para pemasok perlengkapan anak muda dan pusat distribusi barang. Ia mendapat pasokan barang dari Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Bali.
Outlet yang ada di Pekanbaru dan Manado fokus menjadi tempat penjualan. Ia juga sudah memiliki total sembilan karyawan di tigatempat tersebut. Ia tetap optimis usahanya ini bisa terus berkembang. Ia mer\jual minimal 30 hingga 45 kaos di tiap toko dalam sebulan. Danan mematok hargajual dagangannya mulai dari Rp 100.000 hingga Rp 1 juta Dengan harga segitu, omzet rata-rata yang ia terima per bulan mencapai Rp 100 juta
Ia juga tidak memungkiri kalau nilai-nilai yang diajarkan orangtuanya sangat berguna dalam menjalankan termasuk dalam berbisnis. Nilai yang paling utama adalah kejujuran dan ketekunan
Hal ini benar-benar teruji saat mengarungi dunia bisnis yang penuh tantangan. "Kita harus siap rugi dan itu adalah konsekuensi," ujarnya Tanpa ketekunan, pasti banyak yang menyerah ketika dihadapkan oleh situasi yang sulit.
Justru ia merasakan potensi dirinya terus berkembang, karena selalu berpikir dan menemukan inovasi. Kebebasan berkreasi menjadi nilai lebih ketika terjun ke dunia bisnis. Ia juga menganggap alasan kurang modal memulai usaha kurang tepat. Apalagi saat ini beberapa bank memberikan kemudahan bagi anak muda yang ingin berwirausaha "Tinggal masalahnya berani atau tidak," ujarnya
Selain itu ide kreatif dan perencanaan yang matang juga menjadi faktor penting. Karena menurutnya ada beberapa orang yang sudah memiliki dana tapi masihkebingungan mau usaha di bidang apa "Itu bukti bahwa modal saja juga tidak cukup," tegasnya
Bahkan sebenarnya berusaha tanpa modal juga bisa dilakukan yakni dengan cara memakai uang orang lain. Syaratnya tentu saja harus ada kepercayaan. "Di sinilah pentingnya sebuah prinsip kejujuran," ujar ayah satu anak ini.
Salah satu hal yang menjadi kunci suksesnya adalah tidak pernah menunda pekerjaan. Menyegerakan bekerja ini penting dalam merintis sebuah usaha bisnis. "Kita harus jeli dan cepat dalam menangkap sebuah peluang," ujarnya Bagi Danan menjadi seorang pengusaha juga memungkinkannya mengatur waktu. Selain itu, ia bisa menikmati jalan-jalan ke daerah yang belum pernah disinggahi. "Pekanbaru dan Manado baru pertama kali saya ke sana," ujarnya
Sumber : Harian Kontan
Ragil Nugroho