" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Menkop UKM Yang Dikelola Kaum Hawa Berikan Kontribusi Besar

Menkop UKM Yang Dikelola Kaum Hawa Berikan Kontribusi Besar


>>>>>Menkop UKM Yang Dikelola Kaum Hawa Berikan Kontribusi Besar

Bank Masih Anak Tirikan Pengusaha Perempuan
Kepercayaan lembaga keuangan terhadap pengusaha perempuan cenderung rendah. Salah satu alasannya, pendidikan perempuan relatif tidak tinggi sehingga pengetahuan perbankannya diragukan. Tak heran pengusaha perempuan masih dianak-tirikan perbankan.

PENGAMAT ekonomi Indef (The Institute for Development of Economics and Finance) Aviliani mengatakan, perbankan cenderung menilai pengusaha perempuan belum memenuhi kriteria 5C (character, capacity, capital, collateral dan condition) yang diperlukan perbankan untuk memitigasi risiko kreditnya.

Karena kepercayaan yang rendah, maka perbankan cenderung mematok suku bunga tinggi serta agunan yang ketal untuk pengusaha perempuan. "Selain itu, proses pembiayaan kepada pengusaha perempuan juga rumit," jelas Aviliani dalam acara Workshop Best Practices of Women Empowerment in Micro and Small Enlrepreneursliip in ASEAN di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), kemarin.

Aviliani menjelaskan, survei yang dilakukan di Taiwan menyimpulkan hal yang sama, di mana sekitar 55,2 persen permasalahan pengusaha perempuan bertumpu pada akses finansial. Sedangkan masalah kedua berkutat pada akses terhadap pasar yang mencapai 15,9 persen.

Dia melanjutkan, studi International Finance Corporation (IFC) yang dilakukan terhadap 20 pengusaha laki-laki dan 58 pengusaha perempuan di Surabaya, serta wawancara terhadap bank-bank nasional dan dua bank daerah tentang pembiayaan, diketahui pengusaha perempuan bukan merupakan sasaran investasi utama perbankan.

"Bank tidak mempertimbangkan pengusaha perempuan sebagai sasaran investasi. Padahal, tingkat kelayakan kredil pengusaha perempuan relatif lebih baik dari pengusaha laki-laki." landas Aviliani, yang juga Komisaris Independen BRI.

Selain itu. lanjutnya, pengajuan nilai pinjaman perempuan lebih rendah sehingga kurang menggiurkan bank. Sebab, se- , bagian wanita menjadikan usaha bukan sebagai sumber penghasilan utama, sehingga kebutuhan pinjamannya rendah.

"Bank juga menilai, rencana bisnis perempuan relatif kurang baik dibandingkan laki-laki. Padahal, perempuan cenderung memiliki sejarah pinjaman yangbaik," katanya. Namun, menurut Aviliani, perbankan tidak dapat sepenuhnya disalahkan. Soalnya, kebanyakan perempuan menerapkan prinsip "yang penting untung", tanpa memperhitungkan biaya produksi.

"Misalnya, harga modalnya Rp 50 ribu, dijual Rp 70 ribu. Untungnya hanya Rp 20 nbu. Padahal, itu tidak sebanding dengan pengeluaran rumah tangga, meninggalkan anak di rumah dan sebagainya,"jelasnya.

Aviliani berpendapat, salah satu solusinya adalah dengan memperbanyak koperasi wanita. Dengan berkope-rasi, keper-cayaan perbankan terhadap pengusaha perempuan akan semakin menguat.

Di tempat yang sama. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Syarifuddin Hasan berpendapat, kaum perempuan memiliki jiwa entrepreneurship yang lebih tinggi dibanding laki-laki. Pasalnya, perempuan terbiasa me-manage hal-hal kecil serta mengetahui kebutuhan dan memiliki disiplin yang tinggi.

Karena itu. Menkop terus mendorong pengusaha perempuan untuk unjuk gigi melalui UMKM dan koperasi. Menurutnya, UMKM dan koperasi yang dikelola perempuan selalu me-miliki kontribusi yang bagus bagi perekonomian. "Koperasi wanita andalan secara nasional ada di Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat. Saya harapkan minimal setiap provinsi ada tiga koperasi andalan yang berskala nasional yang dikelola wanita," jelasnya.

Untuk menanggulangi pembiayaan perbankan yang masih relatif kecil ke pengusaha perempuan, pemerintah saat ini memiliki empat program pembiayaan terhadap pengusaha UMKM dan Koperasi, yakni Kredit Usaha Rakyat (KUR), Dana Bergulir, Bantuan Langsung Tunai dan Pembiayaan Masyarakat Pesisir. RAN


Sumber: Rakyat Merdeka


Entri Populer