>>>>Bisnis Spiritual Andalkan Kejujuran
ISNIS konon Identik dengan bank. Setidaknya, kalau orang mau buka usaha, dia seringkali berpikir bagaimana mendapatkan modal dart bank. Tapi, paradigma ttu sekarang sudah berubah setelah mengikuti pelatihan PPPA. Dalam pelatihan Itu. peserta Justru dididik untuk pertama kali mendekatkan diri kepada Tuhan, bukan kepada bank.
"Itulai. model pelatihan yang diberikan kepada peserta bisnis spiritual yang diadakan PPPA Darul Quran. Kita harus seimbang, tidak hanya mengandalkan Ikhtiar lahir, tapi Juga mengembangkan Ikhtiar batin. Dengan Ikhtiar batin, kita mendekatkan diri kepada Tuhan, misalnya lewat doa dan sedekah." ujar Haji A. Pramono, pemilik usaha Ayam Bakar Mas Mono, sebelum tampil dalam seminar Kun Fayakuun for Business di Gedung Telkom. Jalan Gatot Soebroto. Jakarta, belum lama Ini.
Mas Mono, panggilan akrab Haji Pramono, mengatakan, model bisnis spiritual seperti itu banyak diminati orang. Buktinya seminar yang bertujuan untuk menumbuhkan semangat berwirausaha tersebut, diikuti lebih dari 500 peserta. Para peserta hanya diwajibkan membayar tnfaq Rp 99.000 per orang.
"Pesertanya terdiri dari para karyawan, calon pensiunan dan masyarakat umum. Kegiatan seperti itu sudah dua kali diadakan. Yang pertama dilaksanakan di Bandung pada 21 Mei lalu. Sambutan masyarakat juga mar biasa. Selanjutnya, kami akan mengadakan road show ke berbagai kota di berbagai daerah, seperti. Malang dan Lampung," ujar pemilik 20 outlet Ayam Bakar Mas Mono di Jakarta dan Bogor ini.
Mas Mono yang awalnya hanya office boy mengaku bisa berkembang menjadi pengusaha sukses dengan omset miliaran rupiah saat Ini, karena pertolongan Tuhan dan kerja keras. Dia mengawali usahanya dari Jualan gorengan keliling dan buka lapak ayam bakar di pinggir jalan.
Dengan kesabaran, kerja keras dan doa, dia akhirnya bisa melewati Jalan terjal penuh duri itu. Dia berulang kali mengalami proses jatuh bangun dalam bisnis. Namun, karena selalu melibatkan Tuhan dalam bisnisnya, Mas Mono bisa selalu bangkit dari keterpurukan.
Mas Mono awalnya hanya bisa menjual ayam bakar lima ekor per hari, lalu naik Jadi 20 ekor dan 30 ekor. "Ketika saya sudah bisa menjual 80 ekor ayam per hari, tiba-tiba lapak saya digusur untuk dijadikan POM bensln,"ujar pria kelahiran Madiun saat menceritakan masa lalunya yang berat
M. Yusuf, salah seorang manajer PPPA menyatakan. Kun Fayakuun Tor Business memadukan konsep langit dan bumi. Konsep langit lebih menekankan meminta pertolongan Allah. Sedangkan konsep bumi lebih diarahkan ikhtiar untuk mencapai target-target bisnis.
"Bisnis dengan spiritual adalah kegiatan yang mengikuti sunah nabi. Dia sangat menekankan kejujuran, kerja keras, tekun, ulet serta usaha mendekatkan diri dengan Allah.ujar Mas Mono.
Mas Mono, pengusaha kuliner yang aktif sebagai mo-tivalor bisnis itu, belakangan sering melatih TKI di luar negeri, terutama negara-negara Timur Tengah. Temyata banyak TKI yang tertarik untuk berbisnis karena mereka tidak selamanya bekerja di luar negeri. Oleh karena itu, mereka harus mempersiapkan masa depannya sedini mungkin. "Jangan sampai terlena oleh fasilitas-fasilitas yang wah sehingga lupa menyiapkan diri bila pulang ke Tanah Air nanti." ujar Mas Mono, (hea)
Sumber: Warta Kota
ISNIS konon Identik dengan bank. Setidaknya, kalau orang mau buka usaha, dia seringkali berpikir bagaimana mendapatkan modal dart bank. Tapi, paradigma ttu sekarang sudah berubah setelah mengikuti pelatihan PPPA. Dalam pelatihan Itu. peserta Justru dididik untuk pertama kali mendekatkan diri kepada Tuhan, bukan kepada bank.
"Itulai. model pelatihan yang diberikan kepada peserta bisnis spiritual yang diadakan PPPA Darul Quran. Kita harus seimbang, tidak hanya mengandalkan Ikhtiar lahir, tapi Juga mengembangkan Ikhtiar batin. Dengan Ikhtiar batin, kita mendekatkan diri kepada Tuhan, misalnya lewat doa dan sedekah." ujar Haji A. Pramono, pemilik usaha Ayam Bakar Mas Mono, sebelum tampil dalam seminar Kun Fayakuun for Business di Gedung Telkom. Jalan Gatot Soebroto. Jakarta, belum lama Ini.
Mas Mono, panggilan akrab Haji Pramono, mengatakan, model bisnis spiritual seperti itu banyak diminati orang. Buktinya seminar yang bertujuan untuk menumbuhkan semangat berwirausaha tersebut, diikuti lebih dari 500 peserta. Para peserta hanya diwajibkan membayar tnfaq Rp 99.000 per orang.
"Pesertanya terdiri dari para karyawan, calon pensiunan dan masyarakat umum. Kegiatan seperti itu sudah dua kali diadakan. Yang pertama dilaksanakan di Bandung pada 21 Mei lalu. Sambutan masyarakat juga mar biasa. Selanjutnya, kami akan mengadakan road show ke berbagai kota di berbagai daerah, seperti. Malang dan Lampung," ujar pemilik 20 outlet Ayam Bakar Mas Mono di Jakarta dan Bogor ini.
Mas Mono yang awalnya hanya office boy mengaku bisa berkembang menjadi pengusaha sukses dengan omset miliaran rupiah saat Ini, karena pertolongan Tuhan dan kerja keras. Dia mengawali usahanya dari Jualan gorengan keliling dan buka lapak ayam bakar di pinggir jalan.
Dengan kesabaran, kerja keras dan doa, dia akhirnya bisa melewati Jalan terjal penuh duri itu. Dia berulang kali mengalami proses jatuh bangun dalam bisnis. Namun, karena selalu melibatkan Tuhan dalam bisnisnya, Mas Mono bisa selalu bangkit dari keterpurukan.
Mas Mono awalnya hanya bisa menjual ayam bakar lima ekor per hari, lalu naik Jadi 20 ekor dan 30 ekor. "Ketika saya sudah bisa menjual 80 ekor ayam per hari, tiba-tiba lapak saya digusur untuk dijadikan POM bensln,"ujar pria kelahiran Madiun saat menceritakan masa lalunya yang berat
M. Yusuf, salah seorang manajer PPPA menyatakan. Kun Fayakuun Tor Business memadukan konsep langit dan bumi. Konsep langit lebih menekankan meminta pertolongan Allah. Sedangkan konsep bumi lebih diarahkan ikhtiar untuk mencapai target-target bisnis.
"Bisnis dengan spiritual adalah kegiatan yang mengikuti sunah nabi. Dia sangat menekankan kejujuran, kerja keras, tekun, ulet serta usaha mendekatkan diri dengan Allah.ujar Mas Mono.
Mas Mono, pengusaha kuliner yang aktif sebagai mo-tivalor bisnis itu, belakangan sering melatih TKI di luar negeri, terutama negara-negara Timur Tengah. Temyata banyak TKI yang tertarik untuk berbisnis karena mereka tidak selamanya bekerja di luar negeri. Oleh karena itu, mereka harus mempersiapkan masa depannya sedini mungkin. "Jangan sampai terlena oleh fasilitas-fasilitas yang wah sehingga lupa menyiapkan diri bila pulang ke Tanah Air nanti." ujar Mas Mono, (hea)
Sumber: Warta Kota