>>>>Bisnis Lancar dengan Mengutamakan Karyawan
KEBERHASILAN Nana membangun perusahaannya setelah sempat gulung tikar di tahun 2002, tidak lepas karena cintanya kepada karyawan. Ibu empat anak Ini sejak membangun perusahaan konveksi sudah memutuskan untuk tetap mempertahankan karyawan meski Ia harus menjual seluruh aset yang dimilikinya.
"Sejak awal kami memang memilih untuk tidak memberhentikan karyawan. Alhamdulillah, karena kami memikirkan karyawan, dua tahun sejak bangkit perusahaan makin maju dan fokus pada baju Koko." ujar Nana, pemilik konveksi Raihan ketika ditemui Warta Kota belum lama ini.
Karyawan yang bekerja padanya sebagian besar telah bergabung sejak bisnisnya mulai berkembang di tahun 1990-an. Karyawannya pun berasal dari kampung yang sama dan direkrut oleh karyawan yang sudah lebih dahulu bekerja di tempatnya. Bagi Nana, karyawannya bukan hanya sebatas pekerja tetapi Juga keluarga besarnya.
Karena ini keluarga besar, bukan berarti Nana tidak memberlakukan sikap tegas Jika ada karyawan yang membuat kesalahan. "Aturan tetap diberlakukan. Karena Itu, karyawan saya bisa memilah mana urusan kerja dan mana urusan pribadi. papar Nana.
Yang penting dalam bekerja. Nana selalu menekankan bahwa mereka sama- sama saling membutuhkan. Karyawannya membutuhkan uang dan Nana membutuhkan tenaga mereka sehingga ada rasa tanggung Jawab dan keseriusan dalam bekerja.
Nana Juga mengaku tidak pernah memaksakan kehendaknya pada karyawan. Ia memberikan kebebasan dan tanggungjawab kepada karyawan dalam bekerja.
Artinya, karyawan yang bekerja dengan giat akan mendapatkan hasil yang lebih besar dari karyawan yang malas. Nana Juga selalu memikirkan karyawannya baik soal kesehatan dan kesejahteraan. Tidak aneh Jika karyawannya betah bekerja padanya.
Kalaupun ada yang keluar, biasanya karena Ingin mendapatkan penghasilan yang lebih besar dari yang ia terima dari Nana. "Hanya saja, setelah pindah kerja, mereka justru Ingin balik lagi karena mereka senang dengan suasana kerja di perusahaan saya," papar Nana.
Bisnis konveksi Nana berkembang mulai tahun 2004-2005. Tahun 2002. Ia dan suami memutuskan untuk fokus pada baju muslim pria atau baju Koko. Busana Ini memang lebih sedikit konsumennya tetapi karena sedikit Itulah. Nana bisa membuat baju dengan kualitas yang terbaik sehingga Ia bisa bersaing dengan pedagang lainnya.
Terpuruk di tahun 2002, anak dan karyawanlah yang membuatnya bangkit kembali. Nana mengaku Ia memikirkan terus kehidupan karyawan dan keluarga mereka. Suaminya. Junardi Juga sudah mulai merasakan titik Jenuh yang luar biasa hingga sempat memutuskan untuk tidak lagi berbisnis konveksi.
Tetapi, wajah anak dan karyawan yang ada di depan mata Nana, membuatnya terus menerus membangkitkan semangat sang suami. Ia membawa suaminya ke pusat-pusat perbelanjaan untuk membangkitkan motivasinya kembali bergelut di bisnis konveksi.
Upaya Nana rupanya tidak sia-sia. Nana berhasil bangkit dan membangun bisnis konvekslnya kembali. Kini, bisnis mereka pun mulai berkembang. Nana tidak hanya menjual busana muslim prta tetapi juga wanita. Meski Ia mengaku bisnis busana muslim wanita hanya bagian dari upayanya melepas rasa Jenuh mengurus bisnis baju muslim pria.
Sedangkan sang suami, membangun bisnis showroom mobil. "Dia hobinya mobil. Jadi, kebetulan ada rezeki dan untuk membantu dia (suami-Red) menghilangkan rasa Jenuhnya pada bisnis baju, dia memilih untuk membangun showroom mobil." papar Nana, (wifc)
Sumber : Warta kota
KEBERHASILAN Nana membangun perusahaannya setelah sempat gulung tikar di tahun 2002, tidak lepas karena cintanya kepada karyawan. Ibu empat anak Ini sejak membangun perusahaan konveksi sudah memutuskan untuk tetap mempertahankan karyawan meski Ia harus menjual seluruh aset yang dimilikinya.
"Sejak awal kami memang memilih untuk tidak memberhentikan karyawan. Alhamdulillah, karena kami memikirkan karyawan, dua tahun sejak bangkit perusahaan makin maju dan fokus pada baju Koko." ujar Nana, pemilik konveksi Raihan ketika ditemui Warta Kota belum lama ini.
Karyawan yang bekerja padanya sebagian besar telah bergabung sejak bisnisnya mulai berkembang di tahun 1990-an. Karyawannya pun berasal dari kampung yang sama dan direkrut oleh karyawan yang sudah lebih dahulu bekerja di tempatnya. Bagi Nana, karyawannya bukan hanya sebatas pekerja tetapi Juga keluarga besarnya.
Karena ini keluarga besar, bukan berarti Nana tidak memberlakukan sikap tegas Jika ada karyawan yang membuat kesalahan. "Aturan tetap diberlakukan. Karena Itu, karyawan saya bisa memilah mana urusan kerja dan mana urusan pribadi. papar Nana.
Yang penting dalam bekerja. Nana selalu menekankan bahwa mereka sama- sama saling membutuhkan. Karyawannya membutuhkan uang dan Nana membutuhkan tenaga mereka sehingga ada rasa tanggung Jawab dan keseriusan dalam bekerja.
Nana Juga mengaku tidak pernah memaksakan kehendaknya pada karyawan. Ia memberikan kebebasan dan tanggungjawab kepada karyawan dalam bekerja.
Artinya, karyawan yang bekerja dengan giat akan mendapatkan hasil yang lebih besar dari karyawan yang malas. Nana Juga selalu memikirkan karyawannya baik soal kesehatan dan kesejahteraan. Tidak aneh Jika karyawannya betah bekerja padanya.
Kalaupun ada yang keluar, biasanya karena Ingin mendapatkan penghasilan yang lebih besar dari yang ia terima dari Nana. "Hanya saja, setelah pindah kerja, mereka justru Ingin balik lagi karena mereka senang dengan suasana kerja di perusahaan saya," papar Nana.
Bisnis konveksi Nana berkembang mulai tahun 2004-2005. Tahun 2002. Ia dan suami memutuskan untuk fokus pada baju muslim pria atau baju Koko. Busana Ini memang lebih sedikit konsumennya tetapi karena sedikit Itulah. Nana bisa membuat baju dengan kualitas yang terbaik sehingga Ia bisa bersaing dengan pedagang lainnya.
Terpuruk di tahun 2002, anak dan karyawanlah yang membuatnya bangkit kembali. Nana mengaku Ia memikirkan terus kehidupan karyawan dan keluarga mereka. Suaminya. Junardi Juga sudah mulai merasakan titik Jenuh yang luar biasa hingga sempat memutuskan untuk tidak lagi berbisnis konveksi.
Tetapi, wajah anak dan karyawan yang ada di depan mata Nana, membuatnya terus menerus membangkitkan semangat sang suami. Ia membawa suaminya ke pusat-pusat perbelanjaan untuk membangkitkan motivasinya kembali bergelut di bisnis konveksi.
Upaya Nana rupanya tidak sia-sia. Nana berhasil bangkit dan membangun bisnis konvekslnya kembali. Kini, bisnis mereka pun mulai berkembang. Nana tidak hanya menjual busana muslim prta tetapi juga wanita. Meski Ia mengaku bisnis busana muslim wanita hanya bagian dari upayanya melepas rasa Jenuh mengurus bisnis baju muslim pria.
Sedangkan sang suami, membangun bisnis showroom mobil. "Dia hobinya mobil. Jadi, kebetulan ada rezeki dan untuk membantu dia (suami-Red) menghilangkan rasa Jenuhnya pada bisnis baju, dia memilih untuk membangun showroom mobil." papar Nana, (wifc)
Sumber : Warta kota